Hinduisme di Sulawesi
Hinduisme di Sulawesi telah menjadi fenomena yang relatif baru, dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia dengan kenyataan bahwa Hindu telah menjadi bagian dari budaya selama ribuan tahun. Hindu Dharma dibawa ke pulau ini pada tahun 1963, oleh para migran Bali.[1] Sementara itu, dan agama asli Toraja bernama Aluk Todolo pada tahun 1970 telah dilindungi oleh negara dan resmi dikategorikan ke dalam agama Hindu, sehingga kerap disebut sebagai Hindu Alukta.[2]
Pertumbuhan
[sunting | sunting sumber]Setelah Hindu Dharma dibawa ke pulau, agama ini dengan cepat dianut di berbagai daerah, terutama setelah Hindu menjadi agama yang diakui pada tahun 1964. Pada tahun 1977, beberapa orang dari suku Toraja pindah ke agama Hindu secara massal.[3]
Praktik
[sunting | sunting sumber]Suku Toraja hingga saat ini terus melanjutkan praktik animisme terhadap alam, tetapi perpindahan agama mereka ke Hindu telah memungkinkan mereka untuk menjaga tradisi mereka dalam kerangka sebuah agama yang tersusun. Konversi mereka sempat terhambat karena proliferasi, saat tiba-tiba misionaris Kristen muncul di daerah ini, mencoba meyakinkan mereka untuk melepaskan keyakinan asli mereka. Praktiknya lebih tradisionalis di alam, yang bertentangan dengan orang Hindu Bali dan Hindu India.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Geography - North Sulawesi". NorthSulawesi.com. Diakses tanggal 13 Oktober 2016.
- ^ Segara, I Nyoman Yoga (2023). "The Future of Hindu Alukta in Tana Toraja Post-Integration With the Hindu Religion". Heritage of Nusantara (dalam bahasa Inggris). 12 (2). doi:10.31291/hn.v12i2.710.
- ^ "Great Expectations: Hindu Revival Movements in Java, Indonesia". Swaveda. 13 Mei 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-08-20. Diakses tanggal 13 Oktober 2016.
- ^ "IIAS No. 23". Guest Editor. Diakses tanggal 13 Oktober 2016.