Bahasa Melayu Kelantan-Pattani
Bahasa Melayu Kelantan-Pattani (bahasa Thai: ภาษายาวี; Jawi di Pattani; baso Kelaté di Kelantan) adalah sebuah bahasa dalam rumpun Austronesia dan sub-rumpun Melayik yang dituturkan di negara bagian Kelantan dan provinsi tetangga dari bagian paling selatan Thailand yang berdekatan. Bahasa ini dituturkan sebagai bahasa utama untuk orang Melayu Thailand, juga sebagai basantara untuk etnis Thailand Selatan di area rural, orang Muslim dan non-Muslim Sam-Sam, dan kebanyakan juga dituturkan oleh keturunan campuran Melayu-Thailand.
Bahasa Melayu Kelantan-Pattani sangat berbeda dengan varietas bahasa Melayu lainnya karena isolasi secara geografis dari dunia Melayu sekitarnya oleh pegunungan tinggi, hutan hujan lebat dan Teluk Thailand. Di wilayah Thailand, bahasa ini juga dipengaruhi oleh bahasa Thailand.
Selain itu, bahasa Melayu Kelantan-Pattani juga sangatlah berbeda dengan Melayu baku, sehingga bahasa ini tidak dapat dipahami oleh penutur Melayu Baku, dan hal ini juga mempengaruhi penutur di daerah Thailand yang tidak diajarkan varietas baku bahasa Melayu. Hal ini diperparah dengan tidak adanya seperti pengajaran Bahasa Melayu Baku sebagai subjek pembelajaran wajib dalam kurikulum sekolah seperti layaknya di Malaysia di daerah Thailand, sehingga ada kemungkinan pengaruh bahasa ini lebih sedikit yang berasal dari Bahasa Melayu Baku, tetapi berpotensi lebih banyak dari Thailand. Bahasa ini juga berbeda dari bahasa Melayu Kedah, Melayu Pahang, dan Melayu Terengganu yang letaknya berdekatan.
Nama
[sunting | sunting sumber]Bahasa ini sering disebut sebagai phasa Yawi (bahasa Thai: ภาษายาวี; IPA: [pʰāːsǎː jāːwīː]) di Thailand, nama ini berasal dari salah pengertian sekaligus pandanan nama dari abjad Arab yang dimodifikasi untuk menulis bahasa Melayu, yakni aksara Jawi (Jawi: جاوي; IPA: [ɟaˈwi]). Bahasa ini juga dikenal di Thailand sebagai phasa Malayu Pattani (bahasa Thai: ภาษามลายูปัตตานี; IPA: [pʰāːsǎː mālāːjūː pàttāːnīː]), nama ini juga mirip dengan penamaan di bahasa Melayu, yakni bahasa Melayu Patani (Jawi: بهاس ملايو ڤطاني, Rumi: bahasa Melayu Patani, pengucapan setempat: [baˈsɔ ˈnːaju ˈtːaniŋ]). Selain itu, bahasa ini juga sering dikenal sebagai bahasa Patani di Pattani.
Dalam bahasa Melayu Kelatan itu sendiri, bahasa ini dikenal sebagai baso Kelaté dan juga baso Besut atau Kecek Kelaté-Besut di daerah Besut dan Setiu di negara bagian Terengganu.
Fonologi
[sunting | sunting sumber]Terdapat 21 konsonan dan 12 vokal dalam bahasa Melayu Kelantan-Pattani.[7] Fonem /r/ dan /z/ hanya terjadi dalam kata pinjam ataupun penamaan.
Konsonan
[sunting | sunting sumber]Dwibibir | Rongga-gigi | langit-langit | langit-langit belakang | Celah-suara | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | m | n | ɲ | ŋ | ||
Letup | nirsuara | p | t | c | k | ʔ |
Bersuara | b | d | ɟ | ɡ | ||
Geseran | Nirsuara | s | h | |||
Bersuara | z | ɣ | ||||
Semivokal | w | j | ||||
Sisian | l | |||||
Getar | r |
Vokal
[sunting | sunting sumber]Depan | Madya | Belakang | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
lisan | sengau | lisan | sengau | lisan | sengau | |
Tertutup | i | ɨ | u | ũ | ||
Tengah | e̞ | o | ||||
Terbuka | ɛ | ɛ̃ | a | ã | ɔ | ɔ̃ |
Depan | Madya | Belakang | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
Tertutup | i | u | ||||
Tengah | e | ə | o | |||
Terbuka | a |
Catatan:
- Vokal takbulat tertutup madya /ɨ/ kemungkinan merupakan pepet /ə/ menurut (1994) dan Adi Yasran (2005)
- Sebelum fonem koda akhiran /k/ dan /h/ dan kata-kata dengan vokal akhiran terbuka, /a/ diucapkan sebagai:
- Banyak sumber, seperti Adi Yasran (2010) dan Teoh and Yeoh (1988) yang menyatakan bahwa vokal sengau dalam bahasa Melayu Kelantan-Pattani Malay tidak terhitung sebagai fonem.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bahasa Melayu Kelantan-Pattani di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, kode Ethnologue.com mfa, Wikidata Q14790
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Kelantan-Pattani Malay". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Melayu Kelantan-Pattani". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Nawanit Yupho 1989, hlm. 126–127.
- ^ a b Adi Yasran Abdul Aziz & Zaharani Ahmad, hlm. 76.
- ^ Adi Yasran Abdul Aziz 2010, hlm. 1.
- ^ Adi Yasran Abdul Aziz 2010, hlm. 14–15.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Adi Yasran Abdul Aziz (2010). "Inventori Vokal Dialek Melayu Kelantan: Satu Penilaian Semula". Jurnal Linguistik (dalam bahasa Melayu). 11: 1–19.[pranala nonaktif permanen]
- Adi Yasran Abdul Aziz; Zaharani Ahmad. "Kelegapan Fonologi dalam Rima Suku Kata Tertutup Dialek Kelantan: Satu Analisis Teori Simpati". Jurnal Bahasa (dalam bahasa Melayu). 6: 76–96.
- Ishii, Yoneo (1998). The Junk Trade from Southeast Asia: Translations from the Tôsen Fusetsu-gaki, 1674–1723. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 981-230-022-8.
- Laver, John (1994). Principles of Phonetics. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-45655-X.
- Nawanit Yupho (1989). "Consonant Clusters and Stress Rules in Pattani Malay" (PDF). Mon-Khmer Studies. 15: 125–137.
- Reungnarong, Prapon (ประพนธ์ เรืองณรงค์) (1997). บุหงาปัตตานี: คติชนไทยมุสลิมชายแดนภาคใต้ (dalam bahasa Thai). Bangkok: มติชน.
- Smalley, William A. (1994). Linguistic Diversity and National Unity: Language Ecology in Thailand. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 0-226-76288-2.
- Thailand (edisi ke-11th). Footscray, Victoria: Lonely Planet. 2005. ISBN 1-74059-697-8.