Lompat ke isi

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Houten wajangpop voorstellende Subadra TMnr 4283-49.jpg

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ukuran asli (800 × 800 piksel, ukuran berkas: 76 KB, tipe MIME: image/jpeg)

Berkas ini berasal dari Wikimedia Commons dan mungkin digunakan oleh proyek-proyek lain. Deskripsi dari halaman deskripsinya ditunjukkan di bawah ini.

Ringkasan

Deskripsi
Nederlands: Stokpop. Houten wajangpop voorstellende Subadra. Subadra is een personage in de Mahabharata verhalen. Ze is een incarnatie van Dewi Sri en jongere zus van Baladewa en Kresna (een incarnatie van de god Vishnu). Arjuna, een van de populairste wajangfiguren, wordt verliefd op Subadra en ontvoert haar op aanraden van Kresna. Ze trouwen en krijgen de zoon Abimanyu.

Subadra heeft veel zelfvertrouwen en denkt na voordat ze iets doet. Ze is wijs, kort van stof en opgewekt.

Wayang betekent pop en toneel. Het wordt als naam gebruikt voor zes verschillende vormen van wajang en voor verschillende soorten verhalen. Kenmerkend voor wajang is dat het gebruik maakt van een vast repertoire van verhalen met vaste personages en vaste types. De personages spreken in het Oud-Javaans, het Kawi, dat het publiek niet begrijpt. De komische clowns-bediendes, panakawans, spreken wel gewoon Javaans en zorgen voor sociaal-maatschappelijke reflectie van de opvoering. De dalang, de poppenspeler of leider, verzorgt de begeleiding van de gamelan.

Er zijn verschillende soorten wajang:

  • Wayang Kulit & Gedhog: platte leren poppen die tegen een scherm gespeeld worden.
  • Wayang Golek; Tengul & Cepak: ronde houten poppen die op een open toneel gespeeld worden
  • Wayang Klitik of Krucil: platte houten poppen die op een open toneel gespeeld worden
  • Wayang Topeng: gemaskerde dansvoorstellingen
  • Wayang Wong: ongemaskerde dansvoorstellingen
  • Wayang Beber: prenten die op een rol getekend zijn en waarbij telkens een nieuwe afbeelding wordt getoond.

Wayang Purwa: de zogenaamde 'oude' wajang, de Mahabharata en Ramayana, hebben hun oorsprong in India en zijn meer dan 2000 jaar oud en hebben een hindoeïstisch karakter. De Mahabharata is het verhaal over de strijd tussen de vijandige neven de Pandawa en de Korawa. De Pandawa, de vijf broers Yudistira, Bima, Arjuna en de tweeling Nakula en Sadewa erven de troon van hun vader Pandu. De Korawa's betwisten dit recht, omdat hun blinde vader Dasarata zijn troon tijdelijk aan Pandu, de vader van de Pandawa, heeft afgestaan. In een dobbelspel verkwanselt de oudste Pandawa zijn rechten op de troon aan de Korawa's. Rivaliteiten treden op, die uiteindelijk leiden tot de verdrijving van de Pandawa. Nadat zij machtige bondgenoten gevonden hebben, waaronder de vorst Kresna, proberen zij hun rechten op het rijk te herkrijgen. Het komt tot een groot gevecht, waarin uiteindelijk alle honderd Korawa en de Pandawa de dood vinden. Op het slagveld blijft uiteindelijk Parikesit, de kleinzoon van Arjuna, als enige over. Alle Javaanse vorsten stammen direct van hem af.

Gelegenheden voor het opvoeren van wajang

Wajangvoorstellingen worden opgevoerd bij bepaalde gelegenheden, zoals:

  • Belangrijke feestdagen in een mensenleven: geboorte, besnijdenis en huwelijk
  • Belangrijke religieuze feestdagen zoals de geboorte van de profeet en Nieuwjaar
  • De Bersih Desa, het jaarlijkse feest waarbij het dorp wordt 'gereinigd'
  • Ruwat voorstellingen die gegeven worden als het kwaad bij kinderen moet worden afgezworen. Dat is bijvoorbeeld het geval bij een ongunstig aantal kinderen of bij een bepaalde verhouding jongens en meisjes in het gezin.

Wajangvoorstelling Een wajangopvoering verloopt volgens een vaste volgorde van scènes.

  1. Een lovende beschrijving van het eerste rijk. De belangrijkste karakters worden opgevoerd in een koninklijk paleis of in het verblijf van de goden (afhankelijk van het lakon).
  2. De koning en zijn ministers zijn bijeengekomen om een bepaald probleem in het koninkrijk op te lossen: een huwelijk met problemen, het afweren van een vijandelijke aanval, de ontvoering van een kind etc.
  3. In deze scène verplaatst het verhaal zich naar het koninkrijk van de vijanden. De vijandige koning bespreekt zijn problemen met zijn gevolg, beslist wat hij moet doen en trekt ten strijde.
  4. In een woud vindt een eerste strijd plaats om duidelijk te maken welke personen voor welke partij vechten. In deze strijd vallen geen doden en hij eindigt altijd onbeslist. Figuren die rechts van de poppenspeler staan opgesteld behoren tot de 'goede' partij en figuren die links staan opgesteld tot de 'slechte' partij.
  5. De held van het verhaal komt rond middernacht op. Hij houdt zich staande in de hierop volgende gevechten, dwalingen en intriges.
  6. Het grootste gevecht van de lakon vindt plaats, die altijd afloopt met de overwinning van de goede partij.
  7. Er vindt een afsluitend feest plaats in het paleis van de goede koning.
Bahasa Indonesia: Boneka tongkat. Wayang kayu yang menggambarkan Subadra. Subadra adalah seorang tokoh dalam cerita Mahabharata. Ia adalah titisan Dewi Sri dan adik dari Baladewa dan Kresna (titisan Dewa Wisnu). Arjuna, salah satu tokoh pewayangan yang paling populer, jatuh cinta pada Subadra dan menculiknya atas saran Kresna. Mereka menikah dan memiliki anak laki-laki bernama Abimanyu.

Subadra sangat percaya diri dan berpikir sebelum melakukan sesuatu. Ia bijaksana, tidak mudah marah dan ceria.

Wayang berarti boneka dan panggung. Nama ini digunakan sebagai nama untuk enam bentuk wajang yang berbeda dan untuk berbagai jenis cerita. Ciri khas dari wajang adalah bahwa ia menggunakan repertoar cerita yang tetap dengan karakter yang tetap dan jenis yang tetap. Para tokoh berbicara dalam bahasa Jawa Kuno, Kawi, yang tidak dimengerti oleh para penonton. Para pelayan badut, panakawan, berbicara dalam bahasa Jawa sederhana dan memberikan refleksi sosial dari pertunjukan. Dalang, pendalang atau pemimpin wayang, menyediakan iringan gamelan.

Ada berbagai jenis wayang:

  • Wayang Kulit & Gedhog: wayang kulit datar yang dimainkan di atas layar.
  • Wayang Golek; Tengul & Cepak: wayang kayu berbentuk bulat yang dimainkan di panggung terbuka
  • Wayang Klitik atau Krucil: wayang kayu pipih yang dimainkan di panggung terbuka
  • Wayang Topeng: pertunjukan tari bertopeng
  • Wayang Wong: pertunjukan tari tanpa topeng
  • Wayang Beber: cetakan yang digambar pada gulungan di mana gambar baru ditampilkan setiap kali.

Wayang Purwa: Wayang yang disebut 'kuno', Mahabharata dan Ramayana, berasal dari India dan berusia lebih dari 2.000 tahun serta bercorak Hindu. Mahabharata adalah kisah pertempuran antara sepupu yang bermusuhan, Pandawa dan Korawa. Pandawa, lima bersaudara Yudistira, Bima, Arjuna, dan si kembar Nakula dan Sadewa mewarisi tahta dari ayah mereka, Pandu. Korawa mempermasalahkan hak ini karena ayah mereka yang buta, Dasarata, untuk sementara waktu menyerahkan tahtanya kepada Pandu, ayah Pandawa. Dalam sebuah permainan dadu, Pandawa yang lebih tua menyia-nyiakan haknya atas tahta kepada Korawa. Persaingan pun terjadi, yang pada akhirnya berujung pada pengusiran Pandawa. Setelah menemukan sekutu yang kuat, termasuk pangeran Kresna, mereka mencoba untuk mendapatkan kembali hak mereka atas kerajaan. Terjadilah pertempuran besar, yang akhirnya 100 orang Korawa dan Pandawa terbunuh. Di medan perang, akhirnya Parikesit, cucu Arjuna, adalah satu-satunya yang tersisa. Semua pangeran Jawa merupakan keturunan langsung darinya.

Kesempatan untuk melakukan pertunjukan wayang Pertunjukan wayang dilakukan pada acara-acara tertentu, seperti hari-hari besar dalam kehidupan seseorang:

  • Pada hari-hari besar penting dalam kehidupan: kelahiran, sunat, dan pernikahan
  • Pada hari-hari besar keagamaan seperti kelahiran nabi dan Tahun Baru
  • Pada acara Bersih Desa, festival tahunan di mana desa 'dibersihkan'.
  • Pada hari raya penting seperti Tahun Baru Masehi
  • Pada pertunjukan yang gaduh: ketika kejahatan harus ditinggalkan.

Pertunjukan Wayang

Pertunjukan wayang mengikuti urutan adegan yang telah ditetapkan.

  1. Deskripsi pujian tentang kerajaan pertama. Tokoh-tokoh utama dipentaskan di istana kerajaan atau di kediaman para dewa (tergantung lakonnya).
  2. Raja dan para menterinya berkumpul untuk menyelesaikan masalah tertentu di kerajaan: pernikahan yang bermasalah, menangkis serangan musuh, penculikan anak, dll.
  3. Dalam adegan ini, cerita berpindah ke musuh kerajaan . Raja musuh mendiskusikan masalahnya dengan para pengiringnya, memutuskan apa yang harus dilakukan dan pergi berperang.
  4. Pertempuran awal terjadi di hutan untuk memperjelas siapa yang berperang untuk pihak mana. Tidak ada kematian yang terjadi dalam pertempuran ini dan selalu berakhir tanpa keputusan. Tokoh-tokoh yang berbaris di sebelah kanan dalang adalah bagian dari pihak 'baik' dan tokoh-tokoh yang berbaris di sebelah kiri adalah bagian dari pihak 'jahat'.
  5. Pahlawan dalam cerita ini muncul sekitar tengah malam. Dia bertahan dalam pertempuran, penyimpangan, dan intrik yang terjadi.
  6. Pertarungan terbesar dalam lakon terjadi, yang selalu berakhir dengan kemenangan pihak yang baik.
  7. Pesta penutupan berlangsung di istana raja yang baik.
Tanggal before 1976
date QS:P,+1976-00-00T00:00:00Z/7,P1326,+1976-00-00T00:00:00Z/9
Sumber
institution QS:P195,Q1131589
Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen
Pembuat Tropenmuseum

Lisensi

w:id:Creative Commons
atribusi berbagi serupa
Berkas on ipartandoan sian on Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported partadoan.
Anda diizinkan:
  • untuk berbagi – untuk menyalin, mendistribusikan dan memindahkan karya ini
  • untuk menggubah – untuk mengadaptasi karya ini
Berdasarkan ketentuan berikut:
  • atribusi – Anda harus mencantumkan atribusi yang sesuai, memberikan pranala ke lisensi, dan memberi tahu bila ada perubahan. Anda dapat melakukannya melalui cara yang Anda inginkan, namun tidak menyatakan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
  • berbagi serupa – Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti lisensi pada materi asli.

Captions

Wayang golek dari kayu

Items portrayed in this file

menggambarkan

image/jpeg

checksum Inggris

0517d2463673aca6aa52d53302c651297f6a898d

78.047 Bita

800 piksel

800 piksel

Riwayat berkas

Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.

Tanggal/WaktuMiniaturDimensiPenggunaKomentar
terkini28 Juli 2010 17.39Miniatur versi sejak 28 Juli 2010 17.39800 × 800 (76 KB)KITbot== {{int:filedesc}} == {{Information |description=<!--{{id|1=To be translated}}--> {{nl|1=Stokpop. Houten wajangpop voorstellende Subadra. Subadra is een personage in de Mahabharata verhalen. Ze is een incarnatie van Dewi Sri en jongere zus van Baladewa e

2 halaman berikut menggunakan berkas ini:

Penggunaan berkas global

Wiki lain berikut menggunakan berkas ini:

  • Penggunaan pada en.wikipedia.org

Metadata