Berkas:King Sejong the Great - Government Standard Portrait.jpg

Potret tidak dipotong.

Hanya satu gambar beresolusi rendah dari potret standar Raja Sejong yang akan digunakan per artikel sesuai kebutuhan, yang cukup untuk menyampaikan konteks dan makna sejarah yang diperlukan. Gambar akan digunakan dalam format beresolusi rendah yang tidak cocok untuk direproduksi dalam produk komersial, memastikan gambar tersebut tidak menggantikan peran pasar asli dari materi berhak cipta.

Sayangnya, tidak ada gambar "gratis" Raja Sejong yang tersedia.

Pada tahun 1443, Raja Sejong menyalin dan menggambar ulang potret kakeknya, Yi Seong-gye, dan ayahnya, Yi Bang-won. Ia juga membuat potret baru dirinya dan ratunya, Soheon, dan semua potret ini diabadikan di Aula Seonwonjeon di Istana Gyeongbokgung. Potret tiga raja pendiri Dinasti Joseon ini dikumpulkan di satu tempat. Akan tetapi, semua potret ini hilang saat Istana Gyeongbokgung dibakar selama invasi Jepang tahun 1592. Sementara potret Yi Seong-gye, yang disimpan di tempat lain, masih ada, wajah asli Yi Bang-won dan Raja Sejong hilang sama sekali sejak saat itu.^[2][3]

Sayangnya, hal ini berlaku untuk banyak potret kerajaan asli dari Korea. Potret-potret lainnya juga hilang dalam invasi Manchu pada abad ke-17 dan ketika Perang Korea dimulai pada tahun 1950-an. Akibat perang Korea, ribuan artefak kerajaan, termasuk 48 potret kerajaan dari "Aula Seonwonjeon Baru," dipindahkan ke gudang di Pusat Gugak Busan di Donggwang-dong, Busan. Sayangnya, kebakaran pada tanggal 26 Desember 1954, menghancurkan sebagian besar benda-benda ini. Di antara potret-potret yang masih ada dan telah dipindahkan adalah potret-potret Taejo dari Joseon, Wonjong dari Goryeo, Cheoljong dari Joseon, dan Sunjong dari Korea. yang sekarang ditetapkan sebagai Harta Karun Nasional dan kini menjadi bagian koleksi Museum Istana Nasional Korea, meskipun semuanya rusak akibat kebakaran.^[3][4]

Mengingat hilangnya benda bersejarah dan jarangnya potret yang masih ada, muncul ketidakkonsistenan dalam penggambaran tokoh sejarah Korea yang penting. Asosiasi peringatan dan kuil masing-masing membuat potret berdasarkan berbagai interpretasi dan deskripsi yang tersedia. Sebagai tanggapan atas perbedaan ini, pemerintah Korea Selatan turun tangan pada tahun 1973.^[5]

Istilah Potret Standar Pemerintah (정부표준영정; 政府標準影幀) mengacu pada penggambaran standar yang disahkan oleh Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata (MCST) sejak tahun 1973 dan seterusnya. Inisiatif ini merupakan upaya pemerintahan Presiden Park Chung Hee untuk menyelaraskan berbagai penggambaran modern dengan konsistensi bukti sejarah yang tersisa.^[5]

Ironisnya, potret-potret ini, yang mencakup penggambaran Raja Sejong tahun 1973 oleh seniman Kim Ki-chang (yaitu berkas ini di Wikipedia), tidak berada dalam domain publik. Padahal, potret-potret ini merupakan gambaran "de-facto" yang efektif dari orang tersebut di Korea. Lebih jauh, sebelum potret raja atau orang bijak mana pun dipublikasikan oleh pemerintah atau organisasi di Korea, potret tersebut harus disetujui oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata per Article 3 of the Statue Review Regulations.

Gambar-gambar ini tetap berada di bawah hak cipta artis asli atau ahli warisnya, sehingga mempersulit penggunaan bebasnya. Akibatnya, gambar-gambar ini secara teknis tidak dapat ditampilkan atau digunakan secara bebas di platform seperti Wikipedia, yang mengharuskan kontennya dapat dilisensikan secara bebas.

Terakhir, meskipun ada patung Raja Sejong di Korea, [Undang-undang Kebebasan Panorama juga berdampak besar pada penggunaan mereka di Wikipedia. Oleh karena itu, tidak ada alternatif lain selain memiliki gambar non-bebas dari banyak raja dan ratu Korea, termasuk Raja Sejong.