Berkas:Rommy Fibri Hardiyanto.jpg
Rommy_Fibri_Hardiyanto.jpg (267 × 317 piksel, ukuran berkas: 19 KB, tipe MIME: image/jpeg)
Ketua Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (2020-2024) ini adalah lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Pascasarjana Ilmu Komunikasi di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR. Rommy pernah bekerja sebagai pewarta Majalah Berita Tempo (2000-2006), Produser Eksekutif Liputan 6 SCTV (2006-2011), Pemimpin Redaksi Tabloid Mingguan Prioritas (2011-2013), Direktur News dan Produksi TVMu/TV Muhammadiyah (2013-2014), Direktur Utama Harian Jurnal Nasional (2014-2015) dan dosen Intro to Mass Media Communications dan Investigative Reporting di LSPR Institute of Communication and Business sejak 2010 hingga sekarang.
Selain dikenal sebagai aktivis pers, Rommy juga Ketua Umum Ikatan Jurnalis Indonesia/IKAJI (2023), Dewan Pakar Lembaga Seni Budaya (LSB) PP Muhammadiyah (2022-2027), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) (2021-2024) dan Pengurus KAGAMA DKI Jakarta (2022-2027). Ia juga pernah menjadi Pengurus Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) DKI Jakarta (2019-2022), Pengurus Majelis Pustaka Informasi PP Muhammadiyah (2015-2020) dan Pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Jakarta (2003).
Tim penulis buku Panduan bagi Jurnalis dalam Meliput Peristiwa Traumatik (Yayasan Pulih, 2005) ini juga pernah menulis buku bersama Ahmad Taufik berjudul Detik-detik Terakhir Saddam: Kesaksian Wartawan TEMPO dari Bagdad, Irak, yang diterbitkan Pusat Data dan Analisis Tempo (PDAT), (Juni 2008) dan menerima sejumlah penghargaan. Sejumlah penghargaan yang diterima antara lain, Juara 1 Lomba Penulisan Iptek yang diselenggarakan Dupont Industries co (Indonesia) dan Kementerian Riset dan Teknologi RI (Agustus 2001), nominee penghargaan “Lorenzo Natali Prize:Excellence in Reporting Human Rights, Democracy and Development” dari Intenational Federation of Journalists (IFJ) dan Komisi Eropa, Brussels-Belgia (November 2002), penghargaan “Jurnalis Jakarta Award” oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta untuk kategori “Liputan Internasional” (Agustus 2003), Anugerah Adiwarta untuk Tabloid Mingguan Prioritas kategori Foto Jurnalistik Feature Terbaik (Desember 2012), penghargaan Best Expertise Lecturer 2012 dari LSPR Institute of Communication and Business (Januari 2013) dan penghargaan Dedicated Expertise Lecturer 2022 dari LSPR Institute of Communication and Business (Juli 2022).
Melengkapi kapasitas profesionalnya, Rommy memiliki sertifikat dari LSPR dan Edith Cowan University Australia dalam bidang Strategic Issues Management. Rommy pernah diundang ke Pentagon dan White House di Washington DC, US Pacific Command di Hawaii-USA dan Dewan Persnya Republik Federal Jerman. Pemilik gelar Magister Ilmu Komunikasi dengan spesialisasi Corporate Communications, ini juga mengajar mata kuliah “Liputan Investigasi”, “Pengantar Komunikasi Massa” dan "Pengantar Produksi Film di The London School of Public Relations (LSPR).
Sebagai Wartawan senior, pengalaman liputan Rommy tak main-main. Pada perang Irak bulan Maret-April 2003, Rommy adalah satu-satunya wartawan Indonesia yang meliput langsung dari jantung kota Baghdad, Irak. Rommy menjadi saksi mata kejatuhan rezim Saddam Husein pada 9 April 2003. DImana pasukan marinir Amerika Serikat mulai menguasai Baghdad dan bersama masyarakat kota Baghdad, mereka membantu merobohkan patung Saddam di perempatan Firdaws. Kejadian ini direkam oleh Rommy dan dimuat di Majalah TEMPO, lantas ditulis dalam buku Detik-Detik Terakhir Saddam: Kesaksian Wartawan TEMPO dari Baghdad, Irak.
Tak hanya sekali, Rommy kembali ke Bagdad pada Desember 2003 hingga Januari untuk meliput tertangkapnya Saddam Husein. Selanjutnya, pada Mei 2004, kali ketiga Ia kembali ke Baghdad untuk meliput transisi pemerintahan dari pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat ke pemerintah Irak. Selama meliput ke Irak, Rommy sudah menjelajahi berbagai wilayah penting, seperti Kadhimiyah, Babilonia, Kufah, Basrah, Karbala, Tikrit, Ramadi, Falujah, Kirkuk dan Sulaimaniyah.
Selain liputan ke Irak, Rommy penah meliput Darurat Sipil di Aceh kurun 2000-2001, Menelusuri kasus Bom Bali (2002), Kerusuhan Poso, meliput kelompok separatisme di Papua dan lain-lain.
Sejak terpilih menjadi Ketua Lembaga Sensor Film RI pada Mei 2020, Rommy telah melakukan banyak hal. Beberapa di antaranya, LSF telah melakukan sejumlah pembenahan organisasi. Pertama, penguatan aspek internal dan pengelolaan administrasi penyensoran yang modern. Misalnya, administrasi penyensoran eletronik (E-Sias) sudah 100 persen daring, untuk memudahkan para pemilik film menyensorkan filmnya.
Selain itu, dalam hal pelayanan publik LSF mengikuti protokol yang disyaratkan oleh Ombudsman RI. Sejak tahun 2022, LSF mengikuti penilaian Ombudsman RI dalam hal Kepatuhan Standar Pelayanan Publik. Pada Desember 2023 LSF menerima penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik tertinggi nomor 2 (dua) di tingkat Lembaga Negara, naik satu peringkat dibanding tahun 2022 yang berada di urutan ke 3 (tiga). Di era Rommy menjadi Ketua LSF (2020-2024), LSF juga mendapat rangking 1 tingkat Lembaga Negara dengan predikat "Menuju Informatif" dari Komisi Informasi (KI) Pusat.
Riwayat berkas
Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.
Tanggal/Waktu | Miniatur | Dimensi | Pengguna | Komentar | |
---|---|---|---|---|---|
terkini | 19 November 2023 08.51 | 267 × 317 (19 KB) | Randyradika | Uploaded a work by Lembaga Sensor Film from https://lsf.go.id/wp-content/uploads/2021/03/Rommy-Fibri-Hardiyanto.jpeg with UploadWizard |
Penggunaan berkas
Tidak ada halaman yang menggunakan berkas ini.