Lompat ke isi

Bukit Cinta Watu Prahu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bukit Cinta Watu Prahu merupakan tempat rekreasi yang berada di Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), bukit adalah bukit/bu·kit/ n tumpukan tanah yang lebih tinggi daripada tempat sekelilingnya, lebih rendah daripada gunung. [1]

Menurut wikipedia bukit adalah suatu bentuk wujud alam wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas. [2]

/wa·tu/

Arti terjemahan kata watu dalam bahasa Jawa ke Indonesia artinya adalah batu, watu merupakan sebuah kata dari bahasa Jawa ngoko kasar, yaitu bahasa yang paling banyak digunakan didaerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk sampai di Bukit Cinta Watu Prahu, Anda dapat menempuh perjalanan sekitar 16 km atau sekira 35 menit berkendara.Tempat wisata ini juga mudah ditempuh dari Kota Solo atau Yogyakarta. Hanya sekitar satu jam perjalanan. Rute yang paling mudah adalah via Jalan Raya Cawas-Bayat. Tenang saja, sudah ada beberapa tanda yang akan mengarahkan Anda untuk sampai ke Bukit Cinta.

Sejarah diciptakan

[sunting | sunting sumber]

Seorang petugas yang ditemui, Yulianto mengatakan, sebelum menjadi tempat wisata, Bukit Cinta ini hanyalah kawasan perbukitan biasa. Adalah Kepala Desa Gunung Gajah, Yoyok Kartika Cahyo yang berinisiatif menyulap tempat tersebut.

Memanfaatkan Dana Desa, mulailah pembangunan kawasan Bukit Cinta Watu Prahu pada awal 2017. Pembangunan dan penataan kawasan Bukit Cinta Watu Prahu memakan waktu selama empat bulan. Pada April 2017, tempat wisata ini diresmikan dan mulai menerima pengunjung.

Legenda bukit cinta watu prahu

[sunting | sunting sumber]

Menurut legenda, batu tersebut merupakan perwujudan dari sebuah kapal yang terbalik. [3]

Warga sekitar menamainya dengan Watu Prahu, konon katanya batu yang dipercaya warga Desa Gunung Gajah itu berasal dari sebuah kapal yang terbalik. Kejadian ini dimulai dari kisah percintaan antara Joko Tuo dan Roro Denok. Dari cerita turun temurun, Joko Tuo ini adalah orang sakti yang jatuh cinta kepada Roro Denok. Bahkan ia berani melamar Roro Denok walaupun belum kenal secara dekat.

Yoyok Kartika Cahyo selaku Kepala Desa (Kades) Gunung Gajah menjelaskan saat hendak dilamar, Roro Denok mempunyai persyaratan dibuatkan sebuah kapal dalam waktu satu malam. Ternyata, Joko Tuo menyanggupinya atas persyaratan tersebut. Sayang seribu sayang, impian Joko Tuo malah bertepuk sebelah tangan. Segala macam cara sudah di lakukan Roro Denok menggagalkan rencana pembuatan kapal dalam waktu semalam.

Ketika berhasil, mendadak kapal yang dinaiki Joko Tuo yang masih dalam proses pembuatan menjadi terbalik. Sampai sekarang warga masih percaya jika Watu Prahu adalah wujud dari kapal milik Joko Tuo yang terbalik.

“Jika dari cerita orangtua dulu dan warga hampir semuanya mengatakan seperti itu. Jika diperhatikan dengan jelas memang batu ini mirip dengan kapal milik Joko Tuo yang terbaik,” katanya.

Maka dari itu bukit ini dinamkan sebagai bukit cinta watu prahu, yang dimana kata 'cinta' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lebih terkesan kepada rasa suka antara pria dan wanita, dalam bahasa Inggris disebut “love” dan bahasa Latin “Amor”'. Namun demikian, KBBI juga memberikan definisi cinta bukan hanya rasa suka antara pria dan wanita, tapi juga cinta kepada sesama, alam, dan negeri.[4]

Sebelum kawasan wisata Bukit Cinta terkenal, banyak peneliti dan mahasiswa datang memeriksa Watu Prahu ini.Batu ini memiliki bentuk serta tekstur yang unik dan terbilang mempunyai usia sangat tua, bahkan usianya lebih dari bebatuan yang ada di sekitar kawasan ini. Sampai sekrang batu ini masih menjadi pusat penelitian dari berbagai pihak. [5]

Harga tiket

[sunting | sunting sumber]

Harga tiket adalah sejumlah nilai yang di tukarkan konsumen yang mengambil manfaat dari memiliki atau menggunakan produk maupun jasa yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. [6]

Harga tiket masuk Bukit Cinta Klaten sangat terjangkau, hanya Rp5.000 per orang, biaya parkir motor sebesar Rp2.000 dan mobil Rp5.000.[7]

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fasilitas berarti sarana yang berguna untuk memperlancar suatu fungsi tertentu.

Fasilitas yang terdapat di bukit cinta watu prahu adalah sejumlah saung, rumah pohon, ayunan, selain itu terdapat dermaga cinta, sarang cinta, gardu pandang cinta, hingga spot pelangi. Disamping itu, juga terdapat fasilitas lainnya, seperti lahan parkir, toilet, mushola, taman bermain anak, kolam renang hingga panggung hiburan. Selain itu, juga tersedia warung makan untuk pengunjung Bukit Cinta, warung makan ini menjual jajanan hingga makanan besar.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Nuryani, Nuryani (2021-06-30). "Bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Studi Perubahan Pembakuan Kata dalam KBBI Edisi IV". BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. 8 (1): 35–46. doi:10.26499/bebasan.v8i1.152. ISSN 2721-4362. 
  2. ^ Chronologie der Online-Enzyklopädie Wikipedia. Berlin, München, Boston: DE GRUYTER. 
  3. ^ "Gramedia.com". gramedia.com. Diakses tanggal 2024-10-07. 
  4. ^ "Ccnindonesia". Ccnindonesia. Diakses tanggal 2024-10-07. 
  5. ^ Indonesia, Espos. "Berita solopos terbaru". Espos Indonesia. Diakses tanggal 2024-10-07. 
  6. ^ Kompasiana.com. "Beyond Blogging - Kompasiana.com". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2024-10-07. 
  7. ^ "7 Alasan Wajib Kunjungi Bukit Cinta Watu Prahu, Wisata Hits Klaten Yang Bikin Baper!". 2024-06-29. Diakses tanggal 2024-10-07. 
  8. ^ bram, Damianus Bram (Rabu, 22 Mei 2024 | 12:11 WIB). "bukit cinta watu prahu". solopos.com. Diakses tanggal 7 oktober 2024.