The Final Destination
The Final Destination | |
---|---|
Sutradara | David R. Ellis |
Produser | Craig Perry Warren Zide |
Ditulis oleh | Eric Bress (screenplay) Jeffrey Reddick (characters) |
Pemeran | Bobby Campo Shantel VanSanten Haley Webb Mykelti Williamson Nick Zano Krista Allen |
Penata musik | Brian Tyler Shirley Walker (theme) |
Sinematografer | Glen MacPherson |
Penyunting | Mark Stevens |
Perusahaan produksi | Zide/Perry Productions LivePlanet |
Distributor | New Line Cinema (Warner Bros.) |
Tanggal rilis | 26 Agustus 2009 (Prancis) 28 Agustus 2009 (Amerika Serikat) |
Durasi | 82 menit |
Negara | Amerika Serikat |
Bahasa | Inggris |
Anggaran | $40 juta[1] |
Pendapatan kotor | $187 juta[2] |
The Final Destination atau Final Destination 4 merupakan film horor/supernatural Amerika Serikat, dan memiliki beberapa sekuel, yang rilis pada tahun 2009 dan dikemas dalam format 3D. Film ini merupakan serial tersukses dari seluruh seri film Final Destination. Dirilis 28 Agustus 2009, film yang disutradarai David R.Ellis menceritakan sekelompok orang yang lolos dari kecelakaan mematikan saat balapan mobil stok, dengan Kematian mengintai dan membunuh mereka satu per satu.
Edisi DVD dan Blu-ray telah didistribusikan oleh New Line Home Entertainment pada periode akhir 2009-an dan awal tahun 2010. Di Indonesia, distributor Prime Entertainment mengedarkannya dalam kemasan VCD dan DVD. Dengan harga Rp 139.000, Prime Entertainment memberi paket DVD dengan dua kacamata 3D yang bisa digunakan untuk menyaksikan film dalam format 3D.
The Final Destination dirilis secara teatrikal pada 28 Agustus 2009, oleh Warner Bros. Pictures dan New Line Cinema. Film ini adalah film pertama dalam seri yang dibuat dalam HD 3D, dan saat ini menjadi film serial Final Destination dengan pendapatan kotor tertinggi, menghasilkan $187 juta di seluruh dunia, tetapi film tersebut menerima ulasan negatif dari para kritikus. Film kelima dalam waralaba, Final Destination 5, dirilis pada Agustus 2011.
Plot Film
[sunting | sunting sumber]Kisah film ini terjadi sepuluh tahun setelah kecelakaan Penerbangan 180, sembilan tahun setelah kecelakaan mobil Rute 23, dan empat tahun setelah kecelakaan roller coaster wahana Devil's Flight.
Laurie Milligan (Shantel VanSanten) dan sahabatnya Janet Cunningham (HayLey Webb), sedang menonton pertandingan nascar bersama pacar mereka masing-masing, Nick O'Bannon (Booby Campo) dan Hunt Wynorski (Nick Zano). Saat sedang menonton, Laurie menyadari bahwa pacarnya Nick mendapatkan penglihatan yang memperlihatkan secara nyata bagaimana sebuah mobil terguling dengan kencang dan membuat sebuah kecelakaan besar, dan mengakibatkan nyaris semua orang yang berada di Podium 180 meninggal dengan mengerikan dan sadis.
Adegan tragedi tragis itu masih terasa nyata saat Nick menyadari bahwa itu semua hanyalah firasat mimpi yang aneh. Namun, Nick menyadari bahwa nyaris semua kegiatan dan perkataan yang terjadi sama seperti di mimpinya. Nick meyakinkan ketiga temannya untuk pergi, yang membuat beberapa orang marah dan terjadi keributan. Akhirnya, 13 orang memutuskan keluar dari stadion dan meneruskan permasalahan tersebut di luar. Saat itulah, mobil-mobil meledak seperti di dalam mimpi Nick. Seorang rasis, Carter Daniels (Justin Welborns) yang menyuruh istrinya Chyn (Lara Grice) untuk tetap di stadion berusaha kembali, sementara Samantha Lane (Krista Allen) memeluk ketiga anaknya serta suaminya karena selamat. Pada kejadian tersebut, sebuah ban melayang dan menghantam kepala Nadya Mon-Roe (Stephanie Honore) dan mengakibatkan kepalanya hancur.
Di malam kedukaan di puing McKinley Speedway, Carter yang istrinya tidak selamat dari kecelakaan memutuskan untuk membakar sebuah salib di halaman rumah satpam McKinley, George Lanter (Mykelti Williamson). Perbuatan ini adalah perbuatan rasis di mana seorang lelaki yang berpaham rasis membakar salib di rumah orang berkulit hitam untuk menciptakan teror). Sebelum sempat menyelesaikannya, Carter dengan tidak sengaja terseret rantai besar di belakang mobil truknya yang menyeretnya ke jalan, sementara minyak tanah dari belakang rantai mengalir, membuat percikan listrik rantai berubah menjadi api dan membakar Carter hidup-hidup sebelum meledak.
Keesokan harinya, Laurie diceritakan oleh Nick bahwa ia memimpikan tanda-tanda dalam TKP kematian Carter. Pada hari yang sama, mereka memutuskan untuk meriset melalui internet tentang keanehan ini. Di hari itu, Samantha yang setelah pergi merias diri di salon meninggal dengan tragis karena sebuah batu yang terlempar oleh mesin pemotong rumput. Batu itu menembus matanya dan membuatnya dan meninggal seketika.
Setelahnya, Laurie dan Nick mengundang Janet dan Hunt untuk memercayai mereka namun ditolak mentah-mentah. Kemudian Laurie dan Nick berhasil meyakini George untuk memperingatkan kepada orang-orang yang selamat dari kecelakaan. Andy Kewzer (Andrew Fiscella), pacar Nadya, mati karena badannya terlempar oleh tabung gas bertekanan tinggi yang membuat badannya hancur. Juga saat Jontahan Grove (Jackson Walker), seorang koboi yang berhasil selamat dari kecelakaan, tertimpa bak mandi di atas bangsal rumah sakitnya mengakibatkan kematian yang fatal.
Saat itu pula mereka berpencar, Laurie dan George mencari Janet sementara Nick mencari Hunt. Janet yang dicekik sunroof mobilnya sendiri berhasil diselamatkan oleh mobil George dari kawat pancuran dan Laurie melepaskan cekikan sunroof di leher Janet dengan sepatunya. Namun Nick gagal menyelamatkan Hunt yang tubuhnya tersedot pengering air kolam renang bertekanan tinggi dan membuat organ dalam tubuhnya terburai. Yakin menyelamatkan Janet berarti mencurangi kematian, mereka menganggap segalanya sudah selesai. Pada hari itu, George dan Nick berjalan-jalan di sekitar rumah Nick, sementara Laurie dan Janet pergi untuk menonton sebuah film 3D di bioskop.
Saat menyeberangi jalan, George tertabrak ambulans dan Nick menyadari semuanya belum selesai. Ia pergi ke mobilnya dan menuju mal tempat Laurie dan Janet. Saat itu sebuah kecelakaan terjadi di ruang studio yang belum selesai, api terpercik di sana dan membuat api mulai merambat ke tangki-tangki bensin. Studio yang belum jadi itu berada tepat di belakang studio tempat Janet dan Laurie menonton. Nick berhasil menyelamatkan Laurie tepat saat ledakan terjadi, sementara Janet meninggal di bioskop. Nick berusaha mencari jalan keluar. Di eskalator yang rusak, Laurie mati tergilas mesin eskalator. Nick yang masih ketakutan tersadar bahwa ia masih ada di jalan serta bisa menyelamatkan Laurie dan Janet. Kemudian Nick pergi ke studio yang belum jadi tersebut, dan pada saat terakhir berhasil memadamkan api yang mulai menjalar.
Seminggu kemudian, ketiganya sepakat untuk minum bersama di sebuah kafe di pinggir perempatan. Nick memperingatkan kepada pekerja yang berada di sebuah penyangga besi untuk memperbaiki kaki penyangga yang lepas. Nick kemudian minum bersama dengan Laurie serta Janet. Nick menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan kejadian itu, mulai melihat bahwa semua tanda-tanda kematian terdahulu ada di situ dengan penglihatan aneh. Ia menyadari bahwa segala bencana dan kecelakaan sebelumnya hanyalah tipuan dari kematian untuk menyamarkan kematian sebenarnya dari Nick dan kedua temannya. Lalu sebuah truk besar menghindari jatuhnya penyangga besi, membanting setir dan menabrak dinding kaca tempat Nick, Laurie, dan Janet duduk. Mereka tertabrak dan mengakibatkan ketiganya meninggal. Mengeliminasi semua orang yang tahu tentang maksud sebenarnya dari kecelakaan tersebut.
Lokasi pembuatan film
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Movie projector: 'The Final Destination,' 'Halloween II' splitting horror audience". Los Angeles Times. August 27, 2009. Diakses tanggal January 14, 2010.
- ^ "Movie The Final Destination (2009)". The-Numbers. Diakses tanggal January 14, 2010.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Situs web resmi
- The Final Destination di IMDb (dalam bahasa Inggris)