Gégé Katana Bukuru
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 31 Desember 1963 (60 tahun) Republik Demokratik Kongo |
Amnesty International | |
Data pribadi | |
Pendidikan | Lumière University Lyon 2 (en) |
Kegiatan | |
Pekerjaan | aktivis hak asasi manusia, politikus |
Keluarga | |
Anak | eldest daughter (en) |
Penghargaan
|
Gégé Katana Bukuru[1] adalah seorang "Iron lady" [2] dari Republik Demokratik Kongo yang lahir pada tahun 1963. Beliau dikenal sebagai aktivis dalam bidang hak-hak asasi manusia khususnya terhadap hak-hak perempuan. Motivasi terbesarnya bersumber dari ayahnya yang mengambil studi di Prancis. Republik Demokratik Kongo dan provinsi-provinsi yang dilanda kekerasan di bagian selatan-timur negara ini menjadi sasaran utama perjuangannya.[3] Mottonya adalah "Saya menyebut diri saya seorang feminis karena saya berjuang keras dalam membela hak semua wanita, terlepas dari ras, afiliasi politik atau agama mereka".
Perjuangan
[sunting | sunting sumber]Awal mula perjuangannya berawal saat dirinya masih kecil dan dilahirkan di sebuah keluarga kerajaan. Dia sangat terkejut saat melihat para pelayan wanitanya bekerja keras sepanjang hari meski memiliki seorang anak kecil. Hal ini menjadikannya sebagai seorang pramuka dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya sambil menangani berbagai masalah sosial. Selanjutnya, dia tergabung dalam sebuah organisasi yang dikenal dengan sebutan SOFAD (Solidarité des Femmes Activistes pour la Défense des Droits Humains).[4] SOFAD hadir sebagai organisasi perempuan pertama yang membela hak asasi manusia. Ketika berlangsung perang, melihat terjadinya gencatan senjata, para wanita berpikir bahwa wanita perlu memiliki pengaruh besar dalam negosiasi perdamaian dan untuk itu mereka perlu bersekolah. Menurutnya, wanita dapat berkontribusi dalam perdamaian sebab mereka dapat mempengaruhi keluarga laki-laki mereka. selain itu, para wanita juga cenderung untuk tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan, melainkan dengan kerjasama.
Dalam perjuangannya, Gege Katana Bukuru sempat pergi ke pengasingan sebelum kemudian kembali. Para aktivis SOFAD berprinsip untuk menaklukkan ketakutan dan tidak melarikan diri. Menurut mereka, meskipun mereka terancam dan merasa tidak aman, mereka akan tetap melanjutkan perjuangan hingga dapat mencapai tujuan dan mempersiapkan anak-anak muda untuk melanjutkan perjuangan mereka di masa depan.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "#MoreWomenMorePeace: Gégé Katana Bukuru | Swedish Foreign Policy News". www.swemfa.se (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10. Diakses tanggal 2018-03-10.
- ^ "MOREWOMENMOREPEACE: GÉGÉ KATANA BUKURU". Forum for Levande Historia. 22 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-01. Diakses tanggal Sabtu 10 Maret 2018.
- ^ "2018 WikiGap - women to write about". Google Docs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-12. Diakses tanggal 2018-03-10.
- ^ a b "2017: Gégé Katana Bukuru". Forum för levande historia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-01. Diakses tanggal 2021-03-20.