Henry dari Inggris
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Henry si Raja Muda | |
---|---|
Raja muda Inggris | |
Berkuasa | 14 Juni 1170 – 11 Juni 1183 |
Penobatan | 14 Juni 1170 |
Senior king | Henry II |
Kelahiran | 28 Februari 1155 London, Inggris |
Kematian | 11 Juni 1183 (umur 28) Lot, Prancis |
Wangsa | Plantagenet |
Ayah | Henry II, Raja Inggris |
Ibu | Aliénor |
Henry si Raja Muda (28 Februari 1155 – 11 Juni 1183) adalah anak kedua dari lima bersaudara, anak Henry II dari Inggris dan Eleanor dari Aquitaine. Henry adalah adik tiri (dari pihak ibu) Marie de Champagne dan Alix dari Prancis. Dia adalah adik dari William, Pangeran dari Poitiers. Dia juga kakak Mathilda dari Inggris, Richard I dari Inggris, Godfrey II, Adipati Britania, Leonora dari Aquitaine, Joan Plantagenet dan John dari Inggris.
Kehidupan Sebagai Raja
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Juni tahun 1170, Thomas Becket membantu Henry yang berusia lima belas tahun menjadi raja setelah kematian ayahnya. Meskipun dimahkotai, Henry tidak aktif dalam pemerintahan dan posisinya sebagai raja tidak dianggap penting di antara penguasa lainnya di Inggris. Suatu ketika, saat sebuah pesta untuk merayakan penobatannya, Henry terus didampingi oleh ayahnya. Ketika ayahnya mengomentari betapa langkanya kehormatan bisa didampingi oleh seorang raja, Henry kecil menjawab bahwa itu hanya sesuai untuk anak seorang pangeran yang menemani anak seorang raja.
Dia kini dikenal dengan sebutan “Henry si Raja Muda” untuk membedakan dengan keponakannya Henry III dari Inggris. Dia bertengkar dengan ayahnya dan bersekutu dengan ibunya Eleanor dari Aquitaine dan kakaknya di perang sipil (1173-1174) di mana dia mencoba untuk merebut kekuasaan dari ayahnya. Ketika dia wafat di umur 28 tahun akibat disentri, di tengah pemberontakannya yang kedua, ayahnya mengatakan bahwa walaupun Henry telah banyak merugikannya, ia tetap berharap Henry terus hidup.
Kehidupan Rumah Tangga
[sunting | sunting sumber]Henry si Raja Muda menikah dengan Marguerite dari Prancis, anak dari Raja Louis VII dari Prancis dengan istri keduanya Constance dari Castile, tanggal 2 November 1160 ketika Henry berumur 5 tahun dan Marguerite berumur 2 tahun. Pernikahan mereka diatur oleh ayah Henry, Henry II, dengan maksud untuk mendapatkan maskawin Marguerite, istana vexin yang vital dan strategis yang terletak di daerah antara Normandia dan Prancis. Eyang angkatnya adalah Alfonso VII dari Castile dan Berenguela dari Barcelona. Berenguela adalah anak dari Ramon Berenguer III, Pangeran dari Barcelona dengan istri ketiganya Douce dari Provence.
Satu-satunya anak Henry dan Marguerite adalah William, lahir prematur pada tanggal 19 Juni 1177 dan meninggal tanggal 22 Juni pada tahun yang sama. Kesulitan selama masa persalinan ini merenggut kesterilan rahimnya, yang menjadikannya tidak memiliki anak lagi dengan Henry maupun dengan suami keduanya. Pada tahun 1182 Henry mendapati istrinya berselingkuh dengan ksatria terkenal William Marshal. Henry meninggalkan istrinya dan mengirimnya kembali ke Prancis, dan kemudian mengucilkan Marshal dari lingkungannya. Marshal ditawari untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah melalui pengadilan dengan pertempuran, tetapi penawaran ini ditolaknya.
Karakter Henry si Raja Muda
[sunting | sunting sumber]Sejarawan W. L. Warren berkata tentang dia, “Si Henry muda adalah satu-satunya sanak keluarga yang terkenal pada hari-harinya. tetapi dia juga satu-satunya yang tidak mempunyai kecerdasan dalam bidang perpolitikan, keahlian militer, atau bahkan penyelidikan biasa…”, dan dari buku-buku yang lainnya, “Dia orang yang ramah, dermawan, baik hati, sopan, berjiwa ikhlas dan bijaksana. Sayangnya dia juga picik, boros, teledor, otak kosong, tidak cakap, dan tidak bertanggungjawab." Henry tidak banyak terlihat tertarik pada bisnis pemerintahan, ataupun taktik-taktik militer. Sebagai gantinya dia menghabiskan sebagian besar waktunya di turnamen-turnamen atau membantu urusan kakaknya.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Henry si Raja Muda wafat akibat disentri tahun 1183, dekat Istana Martel di Turenne, ketika memberontak melawan ayahnya dan adiknya Richard. Saat kematiannya dia disuruh untuk berdamai dengan ayahnya, tetapi Raja Henry khawatir ini hanya sebuah tipuan dan menolak untuk menemuinya. Setelah drama berlangsung, akhirnya si Henry muda dimakamkan di katedral Rouen, di mana makamnya bisa dilihat langsung di hadapan altar dari makam adiknya Richard. Semasa hidupnya, keduanya selalu bertengkar. Makam Uskup dari Rouen, yang menikahkan Henry dan Margueret terletak dekat mereka. Adiknya Richard si Hati Singa dan John Lackland keduanya menjadi penggantinya sebagai raja di kemudian hari.