Lompat ke isi

Aleksandria

Koordinat: 31°12′N 29°55′E / 31.200°N 29.917°E / 31.200; 29.917
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Iskandariyah)
Aleksandria
الإسكندرية (Arab)
ⲁⲗⲉⲝⲁⲛⲇⲣⲓⲁ, ⲣⲁⲕⲟϯ (Koptik)
  • ⲁⲗⲉⲝⲁⲛⲇⲣⲓⲁ:Alexandria
    ⲣⲁⲕⲟϯ:Rakodī
Αλεξάνδρεια (Yunani)
  • Αλεξάνδρεια:[Alexandria] Error: {{Transl}}: unrecognized language / script code: ell (help)
    Ρακώτις:[Rhakotis] Error: {{Transl}}: unrecognized language / script code: ell (help)
Searah jarum jam dari atas:
Pemandangan distrik Shatby dan jalan Terusan Suez, kaki langit distrik timur (Sharq), Jembatan Stanley, Istana Montaza, Bibliotheca Alexandrina dan patung Ptolemaios II Philadelphus, Planetarium Science Center (dengan corniche di latar belakang).
Egyptian goddess Isis (left), standing on a ship in the harbour, and looking towards the lighthouse of Alexandria (right), while she is holding a papyrus on which Alexandria has recorded the secrets of Science and wisdom throughout the ages.
Julukan: 
Penghubung Laut Tengah, Mutiara Laut Tengah, Aleks
Aleksandria di Mesir
Aleksandria
Aleksandria
Lokasi di Mesir
Koordinat: 31°12′N 29°55′E / 31.200°N 29.917°E / 31.200; 29.917
Negara Mesir
KegubernuranAleksandria
Didirikan331 SM
Didirikan olehAleksander Agung
Pemerintahan
 • GubernurElsherif[1]
Luas
 • Total2.679 km2 (1,034 sq mi)
Ketinggian
5 m (16 ft)
Populasi
 (October 2018[2])
 • Total5.200.000
 • Kepadatan0,0.019/km2 (0,0.050/sq mi)
Demonimbahasa Arab: إسكندراني
Zona waktuUTC+2 (EST)
Kode pos
21500
Kode area telepon(+20) 3
Situs webAlexandria.gov.eg

Aleksandria (bahasa Arab: الإسكندرية, translit. Al-Iskandariyyah; bahasa Yunani: Ἀλεξάνδρεια, translit. Alexándreia; bahasa Koptik: Rakotə) adalah pelabuhan utama di Mesir, dan kota terbesar kedua di negara tersebut, dan juga ibu kota pemerintahan Kegubernuran Aleksandria yang terletak di pantai Laut Tengah. Kota ini terletak pada koordinat 31°12′N 29°15′E / 31.200°N 29.250°E / 31.200; 29.250, 208 km di sebelah barat laut Kairo, memiliki populasi 3.341.000.[3]

Aleksandria merupakan tempat penguasa Ptolemaik Mesir yang dengan cepat menjadi kota termegah dari dunia Helenistik; menjadi nomor dua setelah Roma dalam luas dan kekayaan. Tetapi, setelah pendirian Kairo oleh penguasa Islam Mesir pada zaman pertengahan statusnya sebagai ibu kota negara berakhir, dan mengalami kemunduran, yang pada akhir periode Utsmaniyah menyusut hingga menjadi desa perikanan kecil belaka.[4]

Aleksandria didirikan sekitar tahun 331 SM oleh Aleksander Agung, raja dari Makedonia dan pemimpin Liga Khorintos Yunani, selama penaklukan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah. Sebuah desa Mesir bernama Rhacotis ada di lokasi tersebut dan tumbuh menjadi kawasan Mesir di Aleksandria. Aleksandria berkembang pesat menjadi pusat penting peradaban Helenistik dan tetap menjadi ibu kota Mesir Ptolemeus dan Mesir Romawi dan Bizantium selama hampir 1.000 tahun, sampai penaklukan Mesir oleh Muslim. Pada tahun 641 M, ketika sebuah ibu kota baru didirikan di Fustat (kemudian diserap ke Kairo). Aleksandria Yunani terkenal karena Mercusuar Aleksandria (Pharos), salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, Perpustakaan Besar (yang terbesar di dunia kuno); dan Nekropolis, salah satu dari Tujuh Keajaiban Abad Pertengahan. Aleksandria adalah pusat pendidikan dan kebudayaan dunia Mediterania kuno untuk sebagian besar zaman Helenistik dan zaman kuno akhir. Aleksandria pernah menjadi kota terbesar di dunia kuno sebelum akhirnya diambil alih oleh Roma.[5]

Kota ini merupakan pusat utama Kekristenan awal dan merupakan pusat Patriarkat Aleksandria, yang merupakan salah satu pusat utama Kekristenan di Kekaisaran Romawi Timur. Di dunia modern, Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Ortodoks Yunani di Aleksandria sama-sama mengklaim warisan kuno ini.[6]

Setelah penaklukan Mesir oleh Arab pada 641 M, kota ini dijarah dan kehilangan signifikansinya sebelum muncul kembali pada era modern. Sejak akhir abad ke-18, Aleksandria menjadi pusat utama industri perkapalan internasional dan salah satu pusat perdagangan terpenting di dunia, karena memperoleh keuntungan dari koneksi darat yang mudah antara Laut Mediterania dan Laut Merah, dan perdagangan menguntungkan kapas Mesir.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Alexandria Governor". Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 February 2018. 
  2. ^ "الجهاز المركزي للتعبئة العامة والإحصاء". www.capmas.gov.eg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 October 2018. Diakses tanggal 27 October 2018. 
  3. ^ "Alexandria". Collins Dictionary. n.d. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 June 2015. Diakses tanggal 24 September 2014. 
  4. ^ "Travel in Egypt: Alexandria". Arab Academy (dalam bahasa Inggris). 2016-08-10. Diakses tanggal 2020-05-19. 
  5. ^ "The Lighthouse Dims". Foreign Policy. 23 December 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 March 2017. Diakses tanggal 5 March 2017. 
  6. ^ Justin Pollard; Howard Reid (30 October 2007). The Rise and Fall of Alexandria: Birthplace of the Modern WorldPerlu mendaftar (gratis). Viking. hlm. 2-7. ISBN 978-0-14-311251-8. 
  7. ^ Fideler, David (1993-01-01). Alexandria 2 (dalam bahasa Inggris). Red Wheel/Weiser. ISBN 978-0-933999-97-8. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • A. Bernand, Alexandrie la Grande (1966)
  • A. J. Butler, The Arab Conquest of Egypt (2nd. ed., 1978)
  • P.-A. Claudel, Alexandrie. Histoire d'un mythe (2011)
  • A. De Cosson, Mareotis (1935)
  • J.-Y. Empereur, Alexandria Rediscovered (1998)
  • E. M. Forster, Alexandria A History and a Guide (1922) (reprint ed. M. Allott, 2004)
  • P. M. Fraser, Ptolemaic Alexandria (1972)
  • M. Haag, Alexandria: City of Memory (2004) [20th-century social and literary history]
  • M. Haag, Vintage Alexandria: Photographs of the City 1860–1960 (2008)
  • M. Haag, Alexandria Illustrated
  • R. Ilbert, I. Yannakakis, Alexandrie 1860–1960 (1992)
  • R. Ilbert, Alexandrie entre deux mondes (1988)
  • Judith McKenzie et al., The Architecture of Alexandria and Egypt, 300 B.C.–A.D. 700. (Pelican History of Art, Yale University Press, 2007)
  • Philip Mansel, Levant: Splendour and Catastrophe on the Mediterranean, London, John Murray, 11 November 2010, hardback, 480 pages, ISBN 978-0-7195-6707-0, New Haven, Yale University Press, 24 May 2011, hardback, 470 pages, ISBN 978-0-300-17264-5
  • Don Nardo, A Travel Guide to Ancient Alexandria, Lucent Books. (2003)
  • V. W. Von Hagen, The Roads that Led to Rome (1967)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]