Lompat ke isi

Kejadian 17

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kejadian 17:19)
Kejadian 17
Kitab Kejadian lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Kejadian
KategoriTaurat
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
1

Kejadian 17 (disingkat Kej 17) adalah pasal ketujuh belas Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1] Pasal ini berisi perintah sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham.[2]

Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. (TB)[3]
  • "Abram" berarti "bapa yang mulia"; "Abraham" berarti "bapa banyak orang" (lihat Kejadian 17:7; bandingkan Nehemia 9:7; Roma 4:17). Hubungan yang baru dengan Allah sering kali menuntut nama yang baru untuk menandakan hubungan yang baru itu.[4]
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. (TB)[5]
[Firman Allah kepada Abraham:] "Anak yang berumur 8 hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu." (TB)[6]
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?" (TB)[8]

Dari ayat ini diketahui bahwa saat itu Sara telah berumur 90 tahun, sedangkan di ayat 24 diketahui bahwa Abraham saat itu berusia 99 tahun; di ayat ini Abraham membayangkan seandainya hari itu juga Sara mulai hamil, maka baru pada usia 100 tahun Abraham akan memperoleh seorang anak.[9]

Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya." (TB)[10]
Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya. (TB)[9]

Abram/Abraham kini berusia 99 tahun dan Sarai/Sara (90 tahun) jauh melampaui usia yang mampu melahirkan anak. Tetapi 13 tahun setelah kelahiran Ismael dan 24 tahun setelah janji Allah yang pertama, Tuhan menampakkan diri kepada Abram dengan suatu berita dan sebuah tuntutan.

  1. Allah menyatakan diri sebagai "Allah Yang Mahakuasa" (bahasa Ibrani: El Shaddai), yang artinya bahwa Ia dapat melakukan segala sesuatu dan tidak ada yang mustahil bagi Dia. Sebagai Allah Yang Mahakuasa, Ia dapat menggenapi semua janji-Nya ketika secara alami tidak mungkin digenapi lagi. Dengan demikian anak Abram yang dijanjikan itu akan lahir ke dalam dunia oleh suatu mukjizat (bandingkan ayat Kejadian 17:15–19; 35:11; Yesaya 13:6; Roma 4:19; Ibrani 11:12).
  2. Allah menuntut bahwa Abram berjalan di hadapan-Nya dengan tidak bercela (yaitu, mengabdi sepenuhnya untuk melaksanakan kehendak Allah). Sama seperti iman Abram diperlukan untuk menerima perjanjian Allah, demikian pula suatu usaha sungguh-sungguh untuk menyenangkan Allah dituntut bagi kesinambungan berkat-berkat perjanjian dengan Allah (bandingkan Kejadian 22:16–18). Iman Abram harus disertai ketaatan (Roma 1:5), jikalau tidak dia akan dinyatakan tak mampu berperan serta dalam maksud-maksud abadi Allah

Dengan kata lain, semua janji dan mukjizat Allah hanya akan terjadi ketika umat-Nya berusaha untuk hidup tidak bercacat dan hati mereka tetap terarah kepada-Nya (bandingkan Kejadian 5:24; 6:9; Ulangan 13:4; Matius 17:20).[4]

Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia. (TB)[11]
  • Pasal ini seluruhnya termasuk ke dalam bahan bacaan Taurat mingguan (bahasa Ibrani: פרשת‎, parsyah) לך־לך (Lekh-Lekha) yang dimulai dari pasal 12 ayat 1 dan berakhir pada ayat ke-27 pasal ini.[12]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Kejadian 17:5 - Sabda.org
  4. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Kejadian 17:7 - Sabda.org
  6. ^ Kejadian 17:12 - Sabda.org
  7. ^ a b Cambridge Bible for Schools and Colleges. Genesis 17. Diakses 28 April 2018.
  8. ^ Kejadian 17:17 - Sabda.org
  9. ^ a b Kejadian 17:24 - Sabda.org
  10. ^ Kejadian 17:19 - Sabda.org
  11. ^ Kejadian 17:27 - Sabda.org
  12. ^ Penanggalan parsyah

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]