Labungkari
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (September 2024) |
Lakudo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Tenggara | ||||
Kabupaten | Buton Tengah | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Drs.SYAMSUDDIN.M | ||||
Populasi | |||||
• Total | 27.217 jiwa | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 3 | ||||
|
Sejak terbentuknya Kabupaten Buton Tengah, Labungkari, di Lakudo telah ditetapkan sebagai pusat pemerintahan. Keputusan ini diambil berdasarkan berbagai pertimbangan, termasuk aspek geografis, sosial, dan ekonomi. Seiring berjalannya waktu, Labungkari terus berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan yang signifikan bagi wilayah sekitarnya.[1]
Latar belaakang terpilihnya Labungkari menjadi pusat pemerintahan[2] didorong dari analisis grafitasi yang menunjukkan hubungan timbal balik yang kuat antara Labungkari dengan daerah sekitarnya, sementara analisis skalogram dan aksesibilitas mengonfirmasi posisi strategis Labungkari sebagai pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi.
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Labungkari, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Buton Tengah, secara geografis terletak di posisi sentral, berbatasan langsung dengan:
- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tongkuno Selatan,[3] Muna. Labungkari, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Buton Tengah, secara geografis terletak di posisi sentral pulau Buton. Secara administratif, wilayah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, di sebelah utara.
- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mawasangka Timur,[4] Buton Tengah.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kadatua, Buton Selatan.[5]
Posisi ini memberikan aksesibilitas yang baik ke kota-kota utama seperti Bau-Bau dan Kendari, yang dapat dijangkau dengan transportasi darat dalam waktu yang relatif singkat.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan peta administrasi Kementerian Dalam Negeri, Kecamatan Lakudo, yang sering juga disebut Labungkari,[6] menempati posisi sentral di Kabupaten Buton Tengah. Letaknya yang strategis ini menjadikan wilayah ini sebagai titik temu dan pusat pelayanan bagi daerah-daerah sekitarnya. Pada Juni 2024, Kecamatan Lakudo memiliki 12 desa dengan total 8.048 kepala keluarga. Sebanyak 26.549 penduduk memeluk agama Islam, sementara agama lainnya seperti Katolik dan Kristen juga terdapat dalam jumlah yang signifikan. Tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai oleh penduduk adalah S1, dengan jumlah mencapai 1.102 orang. Suku bangsa mayoritas yang menduduki Labungkari adalah suku Buton.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Boni, Yohanes (2022-05-29). "KELAYAKAN LABUNGKARI SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BUTON TENGAH". Mega Aktiva: Jurnal Ekonomi dan Manajemen (dalam bahasa Inggris). 11 (1): 39–49. doi:10.32833/majem.v11i1.233. ISSN 2654-5780.
- ^ PopojiCMS. "Tuntas, Pembangunan Perkantoran Berada di Labungkari, Tinggal Menunggu Gubernur Sultra". Pesanku (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2024-09-15.
- ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2024-09-15.
- ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2024-09-15.
- ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2024-09-15.
- ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2024-09-15.