Laranganlor, Garung, Wonosobo
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Laranganlor | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Wonosobo | ||||
Kecamatan | Garung | ||||
Kode pos | 56353 | ||||
Kode Kemendagri | 33.07.12.2013 | ||||
Luas | 2,12 km2 | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Larangan Lor adalah sebuah desa di kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini berjarak sekira 3,5 Km dari ibu kota kecamatan serta 11 Km dari ibu kota Kabupaten Wonosobo ke arah utara. Karena berada dekat dengan Kawasan Dataran Tinggi Dieng, di Desa Larangan juga terdapat anak-anak dengan rambut gembel yang dipercaya sebagai keturunan Kyai Kolodite. Desa ini juga dekat dengan objek wisata Telaga Menjer.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama asli desa ini adalah Desa Larangan namun ditambahkan imbuhan Lor oleh pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo di Tahuan 80-an sehingga berubah menjadi Desa Larangan Lor hingga sekarang. Ada kepercayaan sebagian warga bahwa ketika Rakai Sanjaya membangun candi di Dataran Tinggi Dieng pada abad 7-8 Masehi, Desa Larangan adalah jalur peziarahan ke arah Dieng melewati jalan yang sekarang dikenal sebagai jalan Rake Panangkaran. Beberapa tempat yang cukup dikenal di Desa ini adalah Seruni, Gupakan, Setedeng, Banyu Semurup, Siluman dan Setalang. Ketika Gunung Dieng meletus tahun 1375 (indeks vulkaniknya= VEI=3), beberapa penduduk Dieng ada yang mengungsi ke arah bawah dengan membawa keluarganya, jalur yang ditempuh adalah tangga yang dikenal dengan "Andha Budha" di atas Siterus, lalu turun melalui daerah berbatu/"rongkel" yang sekarang menjadi Dusun Sirangkel, terus melalui turunan (Tedunan), dan sampai di Desa Larangan untuk "ngelar angen-angen" di padepokan "girinata" yang konon sudah berdiri pada masa itu. Di Desa Larangan terdapat makam yang sering dikunjungi warga yakni makam Mbah Butuh/Kyai Abdul Qodir-iraq) dan makam 16 kyai lainya yang merupakan pendiri desa.
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Kecamatan Kejajar |
Timur | Desa Menjer |
Selatan | Desa Menjer |
Barat | Desa Mlandi |
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Penduduk Desa Larangan Lor sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Penduduknya 100% beragama Islam. Ketika tembakau merupakan tanaman primadona di Kabupaten Wonosobo, Desa Larangan adalah salah satu penghasil tembakau. Saat ini pertanian yang mendominasi adalah tanaman sayuran dan hortikultura seperti daun seledri,daun bawang/oncang, kol, kacang-kacangan (kacang tanah, buncis, baby bean, kapri) wortel dan labu siam. Untuk Tanaman pangan umumnya mereka menanam jagung, dan singkong.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Desa Larang Lor berada di lereng bagian selatan dari Gunung Seroja, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Dieng. Desa ini terletak pada ketinggian antara 1.100 - 1.600 mdpl. Dalam Peta Daerah aliran Sungai (DAS), Desa Larangan masuk wilayah hulu DAS Serayu. Desa Larangan diapit oleh dua sungai kecil yakni Sungai Lawang yang berhulu di Gunung Seroja (mata airnya di Tuk Sigelap/tuk sewu) dan Sungai Cowet yang juga berhulu di Gunung Seroja.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Di Desa Larangan berdiri SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah serta sebuah Pesantren Roudlotul Mujahidin (didirikan oleh alm.K.H Ibrohim sebagai cikal bakal berdirinya pesantren di wilayah kecamatan garung dan sebagian pesantren di wilayah kecamatan mojotengah).
Kesenian
[sunting | sunting sumber]- Konto (pencak silat)
- Terbangan (Rebana)
- Kuda Lumping
- Rudat