Lompat ke isi

Lima Pokok Calvinisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Lima poin Calvinisme)

Lima Pokok Calvinisme, kadang-kadang dikenal dengan mnemonik TULIP, merupakan ringkasan dari soteriologi Reformed. Meskipun mereka dinamai menurut nama Yohanes Calvin, mereka sebagian besar mencerminkan ajaran Pasal-Pasal Dordrecht. Lima Pokok Calvinisme menegaskan bahwa Allah menyelamatkan setiap orang yang Ia berbelas kasihan, dan bahwa usaha-Nya tidak dapat dihambat oleh kejahatan atau ketidakmampuan manusia. Dalam bahasa Inggris, mereka diringkas dengan akrostik TULIP: total depravity (kerusakan total), unconditional election (pemilihan tanpa syarat), limited atonement (penebusan terbatas), irresistible grace (anugerah yang tidak dapat ditolak), dan perseverance of the saints (ketekunan orang-orang kudus).[1]

Kelima pokok secara populer dikatakan sebagai ringkasan dari Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht. Namun, tidak ada hubungan historis antara keduanya, dan beberapa sarjana berargumen bahwa bahasa mereka mendistorsi makna dari Pasal-Pasal, teologi Calvin, dan teologi dari ortodoksi Calvinistik abad ke-17, khususnya dalam bahasa kerusakan total dan penebusan terbatas.[2] Kelima pokok tersebut baru-baru ini dipopulerkan dalam buklet tahun 1963 yang berjudul Lima Pokok Calvinisme Didefinisikan, Dipertahankan, Didokumentasikan oleh David N. Steele dan Curtis C. Thomas. Asal-usul dari kelima pokok dan akrostiknya tidak diketahui dengan jelas, tetapi mereka tampaknya diuraikan dalam Kontra Remonstransi tahun 1611, sebuah tanggapan Reformed yang kurang dikenal terhadap kaum Arminian, yang ditulis sebelum Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht.[3] Akrostik tersebut digunakan oleh Cleland Boyd McAfee sedini sekitar tahun 1905.[4] Munculnya akrostik ini dalam penerbitan dapat ditemukan dalam buku tahun 1932 karya Loraine Boettner, Doktrin Predestinasi Reformed.[5]

Kerusakan Total

[sunting | sunting sumber]

Kerusakan total (juga disebut kerusakan radikal)[6] menegaskan bahwa sebagai akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa, setiap orang diperbudak dosa. Manusia tidak dalam naturnya cenderung untuk mengasihi Allah, tetapi cenderung untuk melayani kepentingan mereka sendiri dan menolak pemerintahan Allah. Oleh sebab itu, semua orang dengan kemampuan mereka sendiri secara moral tidak mampu untuk memilih untuk mempercayakan Allah untuk keselamatan mereka dan diselamatkan. Istilah total dalam konteks ini merujuk pada dosa mempengaruhi setiap bagian dari seseorang, bukan bahwa setiap orang adalah sejahat yang mereka mungkin bisa menjadi.[7] Doktrin ini diambil dari interpretasi Calvin dari penjelasan Agustinus tentang Dosa Asal.[8] Meskipun frasa "rusak total" dan "benar-benar menyimpang" digunakan oleh Calvin, yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan untuk menyelamatkan diri sendiri dari dosa, dan bukan ketiadaan kebaikan. Frasa-frasa seperti "kerusakan total" tidak dapat ditemukan dalam Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht, dan Pasal-Pasal beserta para teolog ortodoks Reformed terkemudian dapat dikatakan menawarkan pandangan yang lebih moderat daripada Calvin mengenai natur manusia yang jatuh.[9]

Pemilihan tanpa syarat

[sunting | sunting sumber]

Pemilihan tanpa syarat (juga disebut pemilihan berdaulat)[10] menegaskan bahwa Allah memilih sejak kekekalan mereka yang Ia akan bawa kepada diri-Nya tidak berdasarkan pra-pengetahuan Allah atas kebajikan, jasa, atau iman mereka. Sebaliknya, pemilihan-Nya secara tanpa syarat didasarkan hanya pada belas kasih-Nya. Allah telah memilih sejak kekekalan untuk memberikan belas kasih-Nya kepada mereka yang Ia telah pilih dan menahan belas kasih-Nya dari mereka yang tidak dipilih. Mereka yang dipilih menerima keselamatan hanya melalui Kristus. Mereka yang tidak dipilih menerima murka yang adil yang sepatutnya mereka terima akibat dosa-dosa mereka terhadap Allah.[11]

Penebusan terbatas

[sunting | sunting sumber]

Penebusan terbatas (juga disebut penebusan yang pasti)[12] menegaskan bahwa penebusan Yesus sebagai pengganti bersifat pasti dalam hal tujuan dan apa yang dilaksanakan. Hal ini mengimplikasikan bahwa hanya dosa-dosa kaum pilihan yang ditebus oleh kematian Yesus. Meskipun begitu, kaum Calvinis tidak percaya bahwa penebusan tersebut terbatas dalam nilainya atau kuasanya, tetapi penebusan tersebut terbatas dalam hal bahwa penebusan ditujukan untuk beberapa dan bukan semua orang. Beberapa Calvinis telah merangkumkan ini sebagai "Penebusan tersebut cukup untuk semua dan bermanfaat bagi kaum pilihan."[13]

Anugerah yang tidak dapat ditolak

[sunting | sunting sumber]

Anugerah yang tidak dapat ditolak (juga disebut anugerah yang efektif)[14] menegaskan bahwa anugerah yang menyelamatkan dari Allah diterapkan secara efektif pada mereka yang Ia telah tentukan untuk selamat (yaitu, kaum pilihan) dan mengatasi perlawanan mereka terhadap menaati panggilan injil, membawa mereka kepada iman yang menyelamatkan. Hal ini berarti bahwa ketika Allah secara berdaulat berkehendak untuk menyelamatkan seseorang, orang tersebut akan diselamatkan. Doktrin ini meyakini bahwa pengaruh Roh Kudus yang berkehendak tidak dapat ditolak, tetapi bahwa Roh Kudus, "secara beranugerah menyebabkan orang berdosa yang dipilih untuk bekerja sama, percaya, bertobat, dan datang dengan bebas dan sukarela kepada Kristus." Hal ini tidak menyangkal fakta bahwa panggilan eksternal Roh Kudus (melalui pemberitaan Injil) dapat, dan seringkali begitu, ditolak oleh orang-orang berdosa; sebaliknya, panggilan internal-lah yang tidak dapat ditolak.

Ketekunan orang-orang kudus

[sunting | sunting sumber]

Ketekunan orang-orang kudus (juga disebut preservasi orang-orang kudus;[15] "orang-orang kudus" yang dimaksud adalah mereka yang Allah predestinasikan untuk selamat) menegaskan bahwa karena Allah berdaulat dan kehendaknya tidak dapat digagalkan oleh manusia atau hal apa pun juga, mereka yang Allah telah panggil ke dalam persekutuan dengan diri-Nya akan terus dalam iman hingga akhirnya. Mereka yang kemudian murtad antara tidak pernah memiliki iman yang sejati sejak awal (1 Yohanes 2:19), atau, jika mereka diselamatkan tetapi saat ini tidak berjalan dalam Roh, mereka akan dididik oleh Allah (Ibrani 12:5–11) dan akan bertobat (1 Yohanes 3:6–9).[16]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sproul, R. C. (2016). What Is Reformed Theology?: Understanding the Basics (dalam bahasa Inggris). Grand Rapids, Michigan: Baker Books. hlm. 32. ISBN 978-0-8010-1846-6. 
  2. ^ Muller, Richard A. (2012). Calvin and the Reformed Tradition (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-Ebook). Grand Rapids, Michigan: Baker Academic. hlm. 50–51. 
  3. ^ Dokumen diterjemahkan dalam De Jong, Peter Y. (1968). Crisis In The Reformed Churches: Essays in Commemoration of the Synod of Dort (1618–1619) (dalam bahasa Inggris). Grand Rapids, Michigan: Reformed Fellowship, Incorporated. hlm. 52–58. 
  4. ^ Wail, William H. (1913). The Five Points of Calvinism Historically Considered, The New Outlook (dalam bahasa Inggris). hlm. 104. 
  5. ^ Boettner, Loraine. "The Reformed Doctrine of Predestination" (PDF). Bloomingtonrpchurch.org. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 May 2014. Diakses tanggal 5 December 2013. Lima Pokok mungkin akan lebih mudah diingat jika dikaitkan dengan kata T-U-L-I-P; T, Total Inability; U, Unconditional Election; L, Limited Atonement; I, Irresistible (Efficacious) Grace; and P, Perseverance of the Saints. 
  6. ^ Sproul, R. C. (March 25, 2017). "TULIP and Reformed Theology: Total Depravity". Ligonier Ministries. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 5, 2021. Diakses tanggal August 5, 2021. I like to replace the term total depravity with my favorite designation, which is radical corruption. Ironically, the word radical has its roots in the Latin word for "root," which is radix, and it can be translated root or core. 
  7. ^ Steele, David; Thomas, Curtis (1963). The Five Points of Calvinism Defined, Defended, DocumentedPerlu mendaftar (gratis). P&R. hlm. 25. ISBN 978-0-87552-444-3. The adjective 'total' does not mean that each sinner is as totally or completely corrupt in his actions and thoughts as it is possible for him to be. Instead, the word 'total' is used to indicate that the "whole" of man's being has been affected by sin. 
  8. ^ Livingstone, Elizabeth A. (2005). "Original sin". The Oxford dictionary of the Christian Church (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-3rd). Oxford, England: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-280290-3. 
  9. ^ Muller, Richard A. (2012). "Was Calvin a Calvinist?". Calvin and the Reformed Tradition (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-Ebook). Grand Rapids, Michigan: Baker Academic. hlm. 51. ISBN 978-1-4412-4254-9. 
  10. ^ Sproul, R. C. (April 1, 2017). "TULIP and Reformed Theology: Unconditional Election". Ligonier Ministries. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 5, 2021. Diakses tanggal August 5, 2021. Unconditional election is another term that I think can be a bit misleading, so I prefer to use the term sovereign election. 
  11. ^ Wikisource link to Westminster Confession of Faith. Wikisource. 1646. 
  12. ^ Sproul, R. C. (April 8, 2017). "TULIP and Reformed Theology: Limited Atonement". Ligonier Ministries. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 5, 2021. Diakses tanggal August 5, 2021. I prefer not to use the term limited atonement because it is misleading. I rather speak of definite redemption or definite atonement, which communicates that God the Father designed the work of redemption specifically with a view to providing salvation for the elect, and that Christ died for His sheep and laid down His life for those the Father had given to Him. 
  13. ^ "The Five Points of Calvinism, TULIP". Calvinistcorner.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2020. Diakses tanggal 5 December 2013. 
  14. ^ Sproul, R. C. (April 15, 2017). "TULIP and Reformed Theology: Irresistible Grace". Ligonier Ministries. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 5, 2021. Diakses tanggal August 5, 2021. I have a little bit of a problem using the term irresistible grace, not because I don't believe this classical doctrine, but because it is misleading to many people. Therefore, I prefer the term effectual grace, because the irresistible grace of God effects what God intends it to effect. 
  15. ^ Sproul, R. C. (April 22, 2017). "TULIP and Reformed Theology: Perseverance of the Saints". Ligonier Ministries. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 5, 2021. Diakses tanggal August 5, 2021. I think this little catchphrase, perseverance of the saints, is dangerously misleading. It suggests that the perseverance is something that we do, perhaps in and of ourselves. ... So I prefer the term the preservation of the saints, because the process by which we are kept in a state of grace is something that is accomplished by God. 
  16. ^ Boettner, Loraine. "The Perseverance of the Saints". The Reformed Doctrine of Predestination.