Loa Lepu, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara
Loa Lepu | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Timur | ||||
Kabupaten | Kutai Kartanegara | ||||
Kecamatan | Tenggarong Seberang | ||||
Kode pos | 75262 | ||||
Kode Kemendagri | 64.02.16.2014 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Loa Lepu adalah salah satu desa di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Desa Loa Lepu adalah salah satu dari 18 (delapan belas) desa dalam wilayah kewenangan Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Legenda dan sejarah dahulunya desa ini dipinitif pada tahun dan disebut Kampong Luah Lepu, yang dipimpin oleh seorang petinggi. Kampung Luah Lepu berdiri sejak zaman penjajahan Hindia Belanda hingga zaman penjajahan Jepang, dan sampai sekarang berubah sebutan menjadi Desa Loa Lepu dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Hingga pemerintahan Swapraja-Daerah Istimewa Kutai (DIK), yang dulunya dipimpin oleh Wedana dan di wilayah kecamatan dipimpin oleh Asisten Wedana yang kemudian disebut Camat, Desa Loa Lepu masih di bawah kewenangan Kecamatan Tenggarong. Setelah pemekaran kecamatan tahun 1992, maka Desa Loa Lepu berada di bawah Kewenangan Kecamatan Tenggarong Seberang. Sebutan Luah Lepu berubah menjadi Loa Lepu kerana pada tahun 1952-1965 ada kegiatan eksploitasi batu bara oleh CV. Loa Lepu, milik A.R Sukmawira, di mana buruhnya banyak berasal dari jawa, maka kata “Luah“ berubah menjadi “Loa“. Adapun arti kata “Luah“ adalah anak sungai. Sedangkan kata “Lepu“ timbul dari kata “Sempu“, yaitu daun pohon sempu, sejenis tumbuhan perdu yang daunnya rontok memenuhi aliran sungai, sehingga dikenal dengan Loa Lepu.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Penduduk Asli Desa Loa Lepu sebagian besar berasal dari Kampung Jawa Tenggarong, adalah kerabat / abdi dalam Keraton Kerajaan Kutai yang pindah ke Desa Loa Lepu dan membangun lokasi pemukiman baru di kawasan Guntung Baru, letaknya ± 3 Km dari posisi Sungai Mahakam, serta sebagian warga dayak dari pedalaman Mahakam yang berlokasi di kawasan Datar Belamin (sekarang RT 3 dan RT 4), jumlah penduduk waktu itu sekitar 300 jiwa / 75 KK. Desa Loa Lepu terletak ± 21 Km dari ibu kota Kecamatan Tenggarong Seberang, dengan penduduk terdiri dari penduduk asli Kutai, Dayak, etnis (suku bangsa) Jawa, Sunda, Madura, Bali, Lombok, NTT Timor, Sulawesi Bugis, Makassar, Buton, Tator, Papua, Sumatra Batak, Riau, Palembang, Kalimantan Selatan Banjar, dan keturunan cina yang tinggal di wilayah Desa Loa Lepu cukup lama. Sedangkan mata pencaharian penduduk Desa Loa Lepu adalah sebagian besar bekerja sebagai swasta, buruh, tani dan PNS.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]