Lompat ke isi

Luhu, Huamual, Seram Bagian Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Luhu
Tomarala
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenSeram Bagian Barat
KecamatanHuamual
Kodepos
97562
Luas225,99 km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km

Luhu adalah negeri yang berada di Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Indonesia. Di Luhu, terdiri dari banyak dusun, yang paling besar dusun dan paling banyak penduduknya se-kecamatan Huamual adalah dusun Limboro yang dihubungkan oleh jalan raya Harmin Mursalim.[1] Kemudian dusun lainnya, yakni dusun Talaga yang dihubungkan oleh jalan raya Abu Ahmad Muhammad Al-Khidhir.[2]

Demografi[sunting | sunting sumber]

Penduduk Luhu merupakan masyarakat Maluku asli Pulau Seram dan secara umum tergolong sebagai orang Ambon. Semuanya beragama Islam, yang awalnya disebarkan oleh Kesultanan Ternate. Luhu kemudian menjadi pusat persebaran Islam di Pulau Seram bagian barat serta pesisir utara Pulau Ambon. Masjid utama di Luhu adalah Masjid Jami yang dulu bernama Krain Jannah yang didirikan oleh Raja Gimelaha, dengan kepala tukangnya Patihusen Sillou. Selain penduduk asli, di wilayah pertuanan Luhu juga menetap masyarakat dari etnis Buton yang bertanam sayur-sayuran dan menjadi nelayan. Sama halnya dengan penduduk asli, semua orang Buton beragama Islam.

Hubungan sosial[sunting | sunting sumber]

Gandong[sunting | sunting sumber]

Luhu memiliki hubungan gandong dengan Negeri Lumoli[3]

Pela[sunting | sunting sumber]

Negeri ini mengangkat hubungan pela dengan Negeri Abubu, Porto, Itawaka, dan Sila.

Hubungan dengan negeri-negeri tetangga[sunting | sunting sumber]

Luhu merupakan negeri yang paling utama di Semenanjung Huamual dan pada zaman dahulu menguasai daerah-daerah yang luas hingga ke Tanjung Sial, yang saat ini merupakan pertuanan dari beberapa negeri di Leihitu, seperti Asilulu, Wakasihu, Larike, dan Ureng. Luhu menolak wacana perubahan status Lokki dari desa menjadi negeri, dikarenakan lokasi berdirinya Lokki diklaim sebagai tanah ulayat Negeri Luhu dan dalam sejarah tidak pernah ada negeri bernama Lokki.[4]

Negeri ini juga memiliki hubungan yang panas dengan Iha serta Kulur, walaupun ketiga negeri ini sama-sama beragama Islam. Iha dan Kulur hanya berbeda administrasi saja, tetapi secara adat tampak menyatu dan biasa dikenal sebagai Amaiha-Ulupia, yang didirikan pada abad ke-17 di pertuanan Negeri Luhu oleh para pengungsi dari Kerajaan Iha di Pulau Saparua yang melarikan diri dari upaya pengkristenan dan penghukuman oleh VOC pasca-kekalahan Kerajaan Iha. Hingga saat ini, masih ada sengketa-sengketa di antara Luhu dengan dua negeri tetangga yang dianggap merampas wilayah adat Luhu. Bentrok fisik sudah beberapa kali terjadi, yang teranyar terjadi pada Agustus 2014 yang menewaskan lima warga Luhu dan lima warga Iha.[5] Raja Luhu saat itu, Anita Payapo melaporkan bahwa ada 33 korban luka-luka dari pihak Luhu, 11 di antaranya dirujuk ke RSUD Haulussy di Ambon.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "SMAM Limboro, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku". cumaps.net. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  2. ^ "Puskesmas Talaga, Jl. Ustadz Al-Khidhir, Luhu, Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Indonesia". WorldPlaces.Org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-04. 
  3. ^ "Danlantamal IX Ambon terima gelar adat Negeri Lumoli Seram Barat". www.antaranews.com. 22 Maret 2024. Diakses tanggal 6 Juni 2024. 
  4. ^ "Ketua IKBH : Lokki Bukan Negeri Adat, Jangan Rampas Hak Negeri Luhu". Teras Maluku. Ambon. 30 Juli 2018. Diakses tanggal 16 Juni 2024. 
  5. ^ Daniel Leonard (4 Agustus 2014). Wibowo, A. A., ed. "Sembilan warga tewas dalam bentrok desa Iha dan Luhu". Antara. Jakarta. Diakses tanggal 16 Juni 2024. 
  6. ^ Rahmat Rahman Patty (4 Agustus 2014). "Bentrok Warga di Seram, 33 Orang dari Desa Luhu Luka-luka". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 16 Juni 2024. 

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

  • Manusama, Z.J., Hikayat Tanah Hitu – Historie en siciale structuur van de Ambonse eilanden in het algeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der zeventiende, Leiden 1977
  • Rumphius, G.E., De Ambonse Historie – Behelsende een kort verhaal der Gedenkwaardiste Geschiedenissen zo in Vreede als oorlog voorgevallen sedert dat de Nederlandsche Oost Indische Comp. het bisit Ambon Gehadt Heeft. Bijdragen tot de Taal-, Land en Volkenkunde van Netherlandsch Indie, 1910
  • Paramita R. Abdurachman, Bunga Angin Portugis di Nusantara, jejejak-jejak kebudayaan Portugis di Indonesia, Jakarta 2008.
  • Des Alwi, Sejarah Banda Naira, Jakarta 2006
  • Bor, Livinus, Amboinse Wars, oleh Arnold de Vlaming van Oudshoorn sebagai Superintendent, mengakhiri peperangan di wilayah Timur (A. Bon, Delft, 1663), 297-300
  • Rumphius, Georg Everard, Kepulauan Ambon di bawah VOC, sebagaimana tercatat dalam De Ambonse Land Description (Landelijk Steunpunt Educatie Molukkers, Utrecht, 2002), 122-123
  • Rumphius, Georg Everard, Ambonsche Historie (Kontribusi pada Linguistik, Tanah dan Etnologi Hindia Belanda 10, 1910), II, 93
  • Bor, Livinus, Amboinse Wars, oleh Arnold de Vlaming van Oudshoorn sebagai Superintendent, mengakhiri peperangan di wilayah Timur (A. Bon, Delft, 1663), 297-300
  • Rumphius, Georg Everard, Kepulauan Ambon di bawah VOC, sebagaimana tercatat dalam De Ambonse Land Description (Landelijk Steunpunt Educatie Molukkers, Utrecht, 2002), 122-123
  • Rumphius, Georg Everard, Ambonsche Historie (Kontribusi pada Linguistik, Tanah dan Etnologi Hindia Belanda 10, 1910), II, 93
  • Valentijn, François, Hindia Timur Lama dan Baru (Dordrecht/Amsterdam, 1724-1726)