Lompat ke isi

Pencitraan resonansi magnetik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pencitraan resonansi magnetik (PRM) (bahasa Inggris: magnetic resonance imaging, MRI) ialah gambaran pencitraan bagian tubuh yang diambil menggunakan daya magnet kuat yang mengelilingi anggota tubuh tersebut. Berbeda dengan "pemindaian CT", PRM tidak menggunakan radiasi Sinar-X dan cocok untuk mendeteksi jaringan lunak, misal kista atau tumor yang masih sedikit, tetapi pencitraan dengan PRM lebih mahal daripada pemindaian CT.

Pencitraan resonansi magnetik merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menentukan kadar air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketembusan batu terhadap hidrokarbon.

Cara kerja PRM

[sunting | sunting sumber]
  1. Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan menggunakan medan magnet berkekuatan tinggi.
  2. Lalu, denyutan frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak terhadap garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
  3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang mengelilingi pasien.
  4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.

Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, PRM digunakan untuk membedakan otot patologi seperti tumor otak dibandingkan otot normal.

Teknik ini bergantung pada ciri tenang nuklei hidrogen yang dirangsang menggunakan magnet dalam air. Bahan contoh ditunjukkan seketika pada tenaga radio frekuensi, yang dengan kehadiran medan megnet, membuatkan nuklei dalam keadaan bertenaga tinggi. Ketika molekul kembali menurun normal, tenaga akan dibebaskan ke sekitarnya, melalui proses yang dikenal sebagai relaksasi. Molekul bebas menurun pada ambang normal dan tenang. Perbedaan antara kadar tenang merupakan asas gambar PRM—sebagai contoh, molekul air dalam darah bebas untuk tenang lebih pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda berbanding molekul air dalam otot lain.

Penamaan PRM

[sunting | sunting sumber]

Walaupun perilaku nuklir atomik terhadap contoh adalah hal terpenting bagi teknik ini, tetapi penggunaan istilah nuklir dihindari. Ini dilakukan agar tidak menimbulkan kebingungan maupun kekhawatiran yang timbul akibat adanya kaitan antara kata "nuklir" dengan teknologi yang digunakan dalam senjata nuklir dan risiko bahan radioaktif.

Kelebihan PRM

[sunting | sunting sumber]

Salah satu kelebihan PRM adalah menurut pengetahuan pengobatan masa kini, tidak berbahaya kepada orang yang sakit. Dibanding dengan pemindaian CT yang menggunakan aksial tomografi berkomputer yang melibatkan kadar radiasi tertentu, PRM hanya menggunakan medan magnet kuat dan pancarannya tidak mengion dalam jalur frekuensi radio. Bagaimana pun, perlu diketahui bahwa pasien yang membawa benda asing logam (seperti serpihan peluru) atau implant tertanam (seperti tulang Titanium buatan, atau pemacu jantung) tidak boleh dipindai di dalam mesin PRM, disebabkan penggunaan medan megnet yang kuat.

Satu lagi kelebihan PRM adalah kualitas gambar yang diperoleh biasanya mempunyai resolusi lebih baik berbanding pemindaian CT 16 slices, tetapi kini telah ada pemindaian CT 64 slices yang setiap pencacahannya hanya setebal Kartu Kredit dan juga telah ada CT Scan 256 slices. Di Indonesia masih banyak Rumah Sakit yang menggunakan pemindaian CT 16 slices dan itu sudah sangat memadai. Namun pemindaian CT 64 slices memindai lebih cepat, 5 detik untuk Jantung dan 1 menit untuk seluruh tubuh dan tak perlu menahan nafas terlalu lama. PRM lebih cocok untuk memindai jaringan lunak, misalnya pencitraan otak dan saraf tulang belakang, walau mesti dicatat bahwa pemindaian CT kadang lebih berguna untuk mendeteksi cacat tulang belakang.

Membayangkan kepentingan asas dan penerapan PRM dalam bidang pengobatan, Paul Lauterbur dan Sir Peter Mansfield dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 2003 dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuan mereka atas MRI.

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]