Pakanan Sahur Lewu
Pakanan Sahur Lewu Mampakanan Sahur, Pakanan Sahur Parapah | |
---|---|
Jenis | Ritual syukuran tahunan dalam agama Kaharingan |
Lokasi | Kalimantan Tengah |
Tahun aktif | Dulu - Sekarang |
Terakhir diadakan | 2023 |
Peserta |
|
Badan pelindung |
|
Tokoh |
|
Pakanan Sahur Lewu atau Mampakanan Sahur, atau juga disebut Pakanan Sahur Parapah adalah sebuah ritual syukuran tahunan dalam agama Kaharingan yang diselenggarakan oleh suku Dayak Provinsi Kalimantan Tengah. Ritual ini merupakan salah satu tahapan prosesi dalam ritual Mamapas Lewu. Pakanan Sahur Lewu digelar sebagai wujud ucapan syukur pada Tuhan (Ranying Hatalla Langit) dengan memberikan persembahan berupa makanan dan minuman kepada manifestasi-Nya yang tak terlihat. Persembahan tersebut akan disucikan terlebih dahulu dengan berbagai prosesi ritual, dan kemudian diletakan ke dalam Balai Pasah Patahu.[1]
Mampakanan Sahur sendiri berarti memberi makanan kepada kelompok roh gaib yang mempunyai kekuatan dan kemampuan supranatural.[2] Roh gaib ini merupakan manifestasi dari kekuasaan Ranying Hattala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) yang disebut Tumbang Sahur Bagarantung Langit Tundun Parapah Baratupang Hawun (Sahur Parapah). Artinya, kelompok roh ini ada di langit, di bumi dan di bawah bumi atau air. Roh ini dipercaya bersifat baik dan bertugas menjaga serta menjauhkan umat manusia dari hal buruk dan kesialan.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Mampakanan Sahur, Mamapas Lewu, dan Tiwah Massal di Kabupaten Kotawaringin Timur". disbudpar.kalteng.go.id. 3 Oktober 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-14. Diakses tanggal 14 Juni 2020.
- ^ "Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu Ritual Tolak Bala Jadikan Wisata Budaya". Mata Kalteng. 12 November 2019. Diakses tanggal 14 Juni 2020.
- ^ "Ini Arti Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu". www.borneonews.co.id. 14 Desember 2017. Diakses tanggal 14 Juni 2020.