Lompat ke isi

Prunus mume

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Meihua)

Prunus mume
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Genus: Prunus
Subgenus: Prunus subg. Prunus
Seksi: Prunus sect. Armeniaca
Spesies:
P. mume
Nama binomial
Prunus mume
Bunga
Prunus mume

Prunus mume (atau plum tiongkok [2][3][4]), atau bunga mei (Hanzi: ), atau abrikos jepang (Jepang: ume (:うめ))[2] adalah spesies prem Asia dari famili Rosaceae yang ditanam untuk keindahan bunga atau diambil buahnya. Bunganya sering disebut bunga plum.[5] Pohon ini berasal dari dataran Tiongkok, berbunga antara akhir musim dingin dan awal musim semi. Bunganya sering dijadikan objek sastra dan seni lukis Asia Timur dan Vietnam.

Bunga Prunus mume sering dikaitkan dengan keindahan, kekuatan, dan kesucian karena putik muncul ketika pohon masih belum berdaun, dan suhu udara masih rendah (antara Januari dan Februari). Pohon ini dibawa ke Jepang dari Tiongkok pada abad ke-6,[6] dan dulunya ditanam untuk diambil buahnya sebagai obat. Di Jepang, pohon ini merupakan salah satu unsur dalam konsep sho chiku bai (pinus, bambu, dan ume) yang merupakan lambang kebahagiaan, dan juga dipakai sebagai lambang tahun baru.

Buah

Merupakan pohon peluruh, tingginya berkisar 6-10 meter. Daunnya bundar dan berbentuk menyerupai jantung. Warna daunnya hijau tua pada musim panas. Bunganya berdiameter sekitar 2,5 cm, mahkota bunga selapis atau bersusun, berwarna putih, merah jambu hingga merah, dan sedikit harum. Pohonnya tahan terhadap pemangkasan, sehingga sering dijadikan bonsai. Meskipun sudah tua, pohon ini masih dapat berbunga banyak.

Daun berwarna hijau muda tumbuh setelah mahkota bunga rontok. Buah muda keras, berwarna hijau tua, dan berubah menjadi kuning, serta kadang-kadang warnanya agak merah ketika sudah matang. Buah matang pada awal musim panas, sekitar bulan Juni di Asia Timur. Buah muda dan matang rasanya sama-sama masam. Musim hujan Asia Timur bertepatan dengan musim panen buah ume sehingga disebut méiyǔ (梅雨, arti harfiah hujan ume, bahasa Jepang: baiu atau tsuyu).

Di Tiongkok, sejak abad 200 SM, buahnya diasap untuk dibuat wumei () obat tradisional antibakteri dan dipercaya bermanfaat bagi organ percernaan. Meskipun demikian, data ilmiah tidak cukup untuk menunjang klaim tersebut. Buah ini aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Buah muda yang masih berwarna hijau mengandung hidrogen sianida dan sebaiknya tidak dikonsumsi.

Di Jepang, buah dipanen ketika sudah besar namun masih keras, digarami dan direndam di dalam cuka untuk dibuat umeboshi. Minuman beralkohol yang disebut umeshu dibuat dari merendam buah ume dalam shōchū dan gula batu. Panas, alkohol dan garam dapur dapat menurunkan kadar racun.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IUCN Detail 136775345
  2. ^ a b "Prunus mume (mume)". Royal Botanic Gardens, Kew. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 9, 2011. Diakses tanggal August 9, 2011. 
  3. ^ Tan, Hugh T.W.; Giam, Xingli (2008). Plant magic: auspicious and inauspicious plants from around the world. Singapore: Marshall Cavendish Editions. hlm. 142. ISBN 9789812614278. 
  4. ^ Kuitert, Wybe; Peterse, Arie (1999). Japanese flowering cherries. Portland: Timber Press. hlm. 42. ISBN 9780881924688. 
  5. ^ Fan, Chengda (2010). Treatises of the Supervisor and Guardian of the Cinnamon Sea (edisi ke-Translated). Seattle: University of Washington Press. hlm. LV. ISBN 9780295990798. 
  6. ^ Levy-Yamamori, Ran (2004). Garden plants of Japan. ISBN 0-8819-2650-7. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]