Lompat ke isi

Mentalitas gerombolan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Mental ikut-ikutan)

Mentalitas gerombolan atau mentalitas ikut-ikutan adalah pola pikir manusia yang dipengaruhi teman-temannya untuk meniru perilaku, mengikuti tren, dan/atau membeli barang tertentu. Contoh mentalitas gerombolan adalah tren pasar saham, takhayul, dan dekorasi rumah. Psikolog sosial juga mempelajari kecerdasan kelompok, kebijaksanaan kerumunan, dan pengambilan keputusan tersebar.

Mentalitas gerombolan dan perilaku gerombolan merupakan alasan utama manusia membentuk suku, berpindah tempat bersama-sama, dan membangun pasar dan lahan pertanian. Gagasan "pikiran kelompok" atau "perilaku gerombolan" pertama kali dipaparkan pada abad ke-19 oleh psikolog sosial Prancis, Gabriel Tarde dan Gustave Le Bon. Perilaku gerombolan dalam masyarakat juga dipelajari oleh Sigmund Freud dan Wilfred Trotter. Buku Trotter, Instincts of the Herd in Peace and War, adalah buku klasik dalam bidang psikologi sosial. Buku The Theory of the Leisure Class karya Thorstein Veblen menggambarkan individu yang meniru anggota kelompok dengan status sosial yang lebih tinggi melalui perilaku konsumennya. Dalam The Tipping Point, Malcolm Gladwell faktor budaya, sosial, dan ekonomi dalam menentukan tren perilaku konsumen. Pada tahun 2004, kolumnis keuangan The New Yorker James Suroweicki menerbitkan The Wisdom of Crowds.

Bidang akademik abad ke-21 seperti pemasaran dan keuangan perilaku berusaha mengidentifikasi dan memprediksi perilaku investor yang rasional dan irasional. Ilmuwan yang meneliti hal ini adalah Daniel Kahneman, Robert Shiller, Vernon L. Smith, dan Amos Tversky. Didorong oleh reaksi emosional seperti kerakusan dan ketakutan, investor cenderung melakukan pembelian dan penjualan saham dengan tergesa-gesa sehingga menciptakan gelembun dan kejatuhan pasar saham. Akibatnya, perilaku gerombolan diteliti lebih dalam oleh para pakar keuangan perilaku agar bisa memperkirakan krisis ekonomi selanjutnya.[1]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fromlet, Hubert. "Predictability of Financial Crises: Lessons from Sweden for Other Countries." Business Economics 47.4 (2012): 262-72. ProQuest. Web. 15 Sep. 2014.

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Bloom, Howard, The Global Brain: The Evolution of Mass Mind from the Big Bang to the 21st Century. (2000) John Wiley & Sons, New York.
  • Freud, Sigmund's Massenpsychologie und Ich-Analyse (1921; English translation Group Psychology and the Analysis of the Ego, *1922). Reprinted 1959 Liveright, New York.
  • Gladwell, Malcolm, The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference. (2002) Little, Brown & Co., Boston.
  • Le Bon, Gustav, Les Lois psychologiques de l'évolution des peuples. (1894) National Library of France, Paris.
  • Le Bon, Gustave, The Crowd: A Study of the Popular Mind. (1895) Project Gutenberg.
  • McPhail, Clark. The Myth of the Madding Crowd (1991) Aldine-DeGruyter.
  • Trotter, Wilfred, Instincts of the Herd in Peace and War. (1915) Macmillan, New York.
  • Suroweicki, James: The Wisdom of Crowds: Why the Many Are Smarter Than the Few and How Collective Wisdom Shapes Business, Economies, *Societies and Nations. (2004) Little, Brown, Boston.
  • Sunstein, Cass, Infotopia: How Many Minds Produce Knowledge. (2006) Oxford University Press, Oxford, United Kingdom.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Templat:Konformitas