Tahanan politik
Status hukum |
---|
Konsep |
Penetapan |
Sosial politik |
Tahanan politik atau sering disingkat sebagai tapol adalah seseorang yang ditahan baik di rumah, rumah tahanan, atau tempat pembuangan (kamp konsentrasi) karena memiliki ide-ide atau pandangan yang dianggap menentang pemerintah atau membahayakan kekuasaan negara. Bentuknya dapat pula berupa tahanan hati nurani, yaitu penghilangan kemerdekaan berbicara.
Tahanan politik berbeda dengan tahanan kriminal yang dikekang lantaran kejahatan. Tahanan politik ditahan karena tindakannya yang dianggap berlawanan dengan garis-garis pemikiran dan kebijakan pemerintah.
Status tahanan berbeda dengan status narapidana. Tahanan adalah seorang yang ditahan dan belum melalui proses peradilan sedangkan narapidana telah melalui peradilan final.
Seringkali terjadi para tahanan politik mengalami penahanan tanpa pembelaan hukum, yaitu melalui proses-proses di luar pengadilan (ekstra yudisial).
Sebaliknya dapat juga terjadi bahwa para tahanan politik ditangkap dan disidangkan melalui pembelaan hukum, akan tetapi mengalami tuduhan-tuduhan kriminal palsu, bukti-bukti yang telah dipersiapkan, serta persidangan yang tidak adil. Dengan demikian tersamarkanlah kenyataan bahwa orang yang disidangkan tersebut sebenarnya adalah tahanan politik. Hal seperti ini biasa terjadi dalam situasi-situasi yang secara nasional maupun internasional, rentan terhadap tuduhan pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dan pengekangan perlawanan politik. Seorang tahanan politik dapat juga merupakan orang yang secara tak adil tidak diperbolehkan memperoleh penjaminan, ditolak pengampunan yang selayaknya diterima untuk tahanan dengan kejahatan yang sebanding, atau dikenakan hukuman melalui kekuasaan khusus pihak kehakiman.
Terutama dalam kasus yang disebut terakhir ini, penilaian bahwa seseorang mengalami tahanan politik atau tidak akan dapat tergantung pada pandangan politik yang subyektif, atau pada cara menginterpretasikan bukti-bukti yang ada.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Whitehorn, Laura. (2003). Fighting to Get Them Out. Social Justice, San Francisco; 2003. Vol. 30, Iss. 2; pg. 51.
- n.a. 1973. Political Prisoners in South Vietnam. London: Amnesty International Publications.
- Luz Arce. 2003. The Inferno: A Story of Terror and Survival in Chile. Madison, WI: The University of Wisconsin Press. ISBN 0-299-19554-6
- Stuart Christie. 2004. Granny Made Me An Anarchist: General Franco, The Angry Brigade and Me. London: Simon & Schuster. ISBN 0-7432-5918-1
- Christina Fink. 2001. Living Silence: Burma Under Military Rule. Bangkok: White Lotus Press and London: Zed Press. (See in particular Chapter 8: Prison: 'Life University' ). In Thailand ISBN 974-7534-68-1, elsewhere ISBN 1-85649-925-1 and ISBN 1-85649-926-X
- Marek M. Kaminski. 2004. Games Prisoners Play. Princeton University Press. ISBN 0-691-11721-7 http://webfiles.uci.edu/mkaminsk/www/book.html
- Ben Kiernan. 2002. The Pol Pot Regime: Race, Power, and Genocide in Cambodia under the Khmer Rouge, 1975–1975. Yale University Press. ISBN 0-300-09649-6
- Stephen M. Kohn. 1994. American Political Prisoners. Westport, CT: Praeger. ISBN 0-275-94415-8
- Barbara Olshansky. 2002. Secret Trials and Executions: Military Tribunals and the Threat to Democracy. New York: Seven Stories Press. ISBN 1-58322-537-4