Gajahan pengala
Gajahan Pengala | |
---|---|
Gajahan pengala, Numenius phaeopus, di Muara Sembilangan, Babelan, Bekasi | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | N. phaeopus
|
Nama binomial | |
Numenius phaeopus (Linnaeus, 1758)
|
Gajahan pengala (Numenius phaeopus) adalah spesies burung perancah yang termasuk dalam famili Scolopacidae. Burung ini adalah salah satu jenis gajahan yang paling menyebar luas, berbiak di wilayah-wilayah subarktik di Amerika Utara, Asia dan Eropa. Untuk menghabiskan waktu musim dingin, gajahan pengala bermigrasi jauh ke pantai-pantai Afrika, Amerika Utara bagian selatan, Amerika Selatan, Asia Selatan, hingga ke Australasia.[1] Selama musim migrasi itu gajahan pengala mengembara di wilayah-wilayah pantai dan pesisir laut.
Pengenalan
[sunting | sunting sumber]Bertubuh besar, lk 43 cm, berwarna cokelat bercoret dengan alis putih. Garis mahkota hitam, kaki panjang, dan paruh melengkung ke bawah. Mirip gajahan besar, akan tetapi ukurannya lebih kecil dan paruhnya—secara proporsional—lebih pendek. Tunggir berwarna kecokelatan (ras variegatus), namun beberapa individu memiliki tunggir dan sayap bawah keputihan (mirip ras phaeopus yang lebih jarang). Di Indonesia, gajahan pengala hanya didapati dengan variasi bulu musim dingin (non berbiak).[2]
Gajahan pengala remaja ditandai dengan warna bening kekuningan pada skapula tersier dan dada kekuningan [3]
Iris berwarna cokelat, paruh hitam, kaki cokelat kehitaman. Suara berupa siulan meringkik keras, "ti-ti-ti-ti-ti-ti".[2]
Tempat hidup dan kebiasaan
[sunting | sunting sumber]Gajahan pengala menyukai gosong lumpur, muara pasang surut, daerah berumput dekat pantai, payau dan pantai berbatu. Kadang kala terlihat sendirian, burung ini biasanya hidup dalam kelompok kecil sampai besar, dan sering berbaur dengan burung perancah lain.[2][4][5]
Gajahan pengala memangsa moluska, cacing, krustasea, dan organisme laut lainnya.[4] Mangsa didapatnya dengan mengais dan menusuk-nusuk lumpur atau tanah lunak dengan paruhnya yang panjang dan sensitif, atau dengan mematuknya apabila mangsa berada di atas tanah. Di daerah asalnya, sebelum bermigrasi, gajahan pengala juga diketahui memakan buah-buahan kecil (beri) dan sesekali juga serangga.
Ras yang biasa ditemukan di Indonesia adalah N. p. variegatus. Burung ini berbiak di Eropa utara dan Asia, akan tetapi pada musim dingin mengembara ke selatan hingga ke Australia dan Selandia Baru.[2][4] Gajahan pengala tercatat sebagai pengunjung musim dingin yang umum di Kepulauan Sunda Besar[2] dan juga wilayah Wallacea[6] ; akan tetapi beberapa burung tidak berbiak mungkin didapati selama musim panas.[2][5][6] .
Subspesies dan agihan
[sunting | sunting sumber]Gajahan pengala terdiri dari tujuh subspesies, dengan daerah persebaran sbb.:[7]
- N. p. islandicus C.L. Brehm, 1831, tersebar di Islandia selatan hingga Skotlandia utara, dengan populasi kecil di Greenland barat laut; menghabiskan musim dingin di Afrika barat.
- N. p. phaeopus (Linnaeus, 1758), tersebar di Islandia, Kepulauan Faroe dan Skotlandia utara sampai Siberia utara melalui Skandinavia. Menghabiskan musim dingin di Eropa barat daya, Afrika, India, Sri Lanka, Pulau Andaman dan Pulau Nikobar.
- N. p. alboaxillaris Lowe, 1921), tersebar di wilayah stepa di utara Laut Kaspia; musim dingin bermigrasi ke pulau-pulau dan pantai Samudra Hindia bagian barat.
- N. p. rogachevae Tomkovich, 2008, tersebar di Siberia tengah; lokasi migrasi musim dingin belum pasti, kemungkinan di sekitar pantai-pantai Samudera Hindia.
- N. p. variegatus (Scopoli, 1786), tersebar di Siberia, musim dingin bermigrasi ke India timur, Taiwan, Filipina, Indonesia, dan Australasia.
- N. p. rufiventris Vigors, 1829, tersebar di Alaska dan Kanada barat laut; bermigrasi ke pantai barat Amerika Serikat dan ke selatan hingga Amerika Selatan.
- N. p. hudsonicus (Latham, 1790), tersebar di pantai bagian barat dan selatan Teluk Hudson di Kanada bagian tengah; bermigrasi musim dingin ke selatan Amerika Serikat sampai ke selatan Amerika Selatan.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Perawakan
-
Close-up kepala
-
Saat terbang
-
Di pasir pantai
-
Telur gajahan pengala
-
Diterakan pada prangko
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b BirdLife International (2016). Numenius phaeopus. The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T22693178A86585436. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2016-3.RLTS.T22693178A86585436.en. Diakses pada 09 Januari 2019.
- ^ a b c d e f MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor:Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. ISBN 979-579-013-7
- ^ Robson, Craig (2007). NEW HOLLAND FIELD GUIDE TO THE BIRDS OF SOUTH-EAST ASIA : THAILAND, PENINSULAR MALAYSIA, SINGAPORE, VIETNAM, CAMBODIA, LAOS, MYANMAR. London: New Holland. hlm. 88.
- ^ a b c MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan burung-burung di Jawa dan Bali. Jogyakarta:Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-150-2
- ^ a b Beehler, B.M., T.K. Pratt & D.A. Zimmerman. (2001). Burung-burung di Kawasan Papua. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI. ISBN 979-579-037-4
- ^ a b Coates, B.J. and K.D. Bishop. 2000. Panduan lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea. Bogor:BirdLife IP & Dove Publication. ISBN 979-95794-2-2
- ^ Van Gils, J., Wiersma, P. & Kirwan, G.M. (2019). Whimbrel (Numenius phaeopus) Diarsipkan 2023-07-28 di Wayback Machine.. In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (https://www.hbw.com/node/53894 Diarsipkan 2023-07-28 di Wayback Machine. diakses pada 9 Januari 2019)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Kutilang Indonesia: Gajahan penggala Diarsipkan 2014-04-08 di Wayback Machine., diakses 11 April 2014
- BirdLife Data Zone: Whimbrel Numenius phaeopus Diarsipkan 2023-06-09 di Wayback Machine., diakses 09 Jan 2019
- AviBase: Whimbrel Numenius phaeopus Diarsipkan 2023-04-06 di Wayback Machine., diakses 09 Jan 2019
- Xeno-Canto: Whimbrel Numenius phaeopus Diarsipkan 2023-06-10 di Wayback Machine., diakses 09 Jan 2019