Gambas
Gambas | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Cucurbitales |
Famili: | Cucurbitaceae |
Genus: | Luffa |
Spesies: | L. acutangula
|
Nama binomial | |
Luffa acutangula |
Gambas atau oyong (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditas sayuran minor. Penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Oyong dipanen buahnya ketika masih muda dan diolah sebagai sayur.
Oyong masih sekerabat dengan belustru (Luffa aegyptiaca).
Habitat
[sunting | sunting sumber]Oyong pada dasarnya mudah hidup di mana saja. Tanaman ini termasuk tanaman merambat, yang membutuhkan iklim panas, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18–24 °C, dan kelembapan 50–60%.
Cara menanam tanaman oyong adalah tanam langsung dengan memasukan 2 biji ke dalam lubang sedalam 1–2 cm kemudian ditimbun tanah. Panen mulai usia 3 bulan dan diulangi setiap seminggu sekali. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5–6,8. Tanah yang paling ideal bagi budi daya oyong adalah jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning.[1]
Oyong rentan terhadap serangan hama kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri, dan virus mosaik.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Budidaya Oyong di Cariu, Bogor. Diarsipkan 2013-10-15 di Wayback Machine. Diakses dari situs Kementrian Pertanian pada 15 Oktober 2013.