Lompat ke isi

Petungkriyana, Pekalongan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Petungkriono, Pekalongan)
Petungkriyana
Peta lokasi Kecamatan Petungkriyana
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPekalongan
Pemerintahan
 • CamatHadi Surono, S.IP, MSI
Populasi
 • Total12,312 jiwa jiwa
Kode Kemendagri33.26.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3326040 Edit nilai pada Wikidata
Luas7.358,523 ha
Desa/kelurahan9

Petungkriyana (bahasa Jawa: ꦥꦼꦠꦸꦁꦏꦿꦶꦪꦤ, translit. Petungkriyana) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Luas wilayah Kecamatan Petungkriyana 73,59 km2 atau 8,80 % dari luas Wilayah Kabupaten Pekalongan. Secara administratif terbagi atas 9 desa, 37 dusun, 39 RW dan 90 RT. Jarak antara Ibu kota Kecamatan Petungkriyana dengan Ibu kota Kabupaten Pekalongan sekitar 34 km. Pusat pemerintahan Kecamatan Petungkriyana berada di Desa Yasareja.

Kecamatan Petungkriyana merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian antara 600-2100 meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dimana sebagian wilayah merupakan daerah dataran tinggi Pegunungan Serayu Utara. Sebelah selatan merupakan Kawasan Dataran Tinggi Dieng dengan rangkaian gunung seperti Gunung Ragajembangan. Selain itu terdapat Gunung Kendalisada, Gunung Cikeru, Gunung Perbata, Gunung Geni, dan Gunung Kukusan. Kecamatan Petungkriyana menjadi hulu tiga sungai besar antara lain Sungai Wola, Kali Sengkarang, dan Sungai Kupang (Kali Pekalongan). Kecamatan Petungkriyana yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 19 - 28 derajat Celcius. Pada bulan Juli sampai Agustus turun menjadi 10 derajat celcius .

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]
Utara Kecamatan Talun
Timur Kabupaten Batang
Selatan Kabupaten Banjarnegara
Barat Kecamatan Lebakbarang

Penggunaan lahan

[sunting | sunting sumber]

Luas wilayah Kecamatan Petungkriyana seluas 7.358,523 ha yang sebagian besar adalah hutan negara seluas 5.189,507 ha. Luas pemukiman hanyalah 119,652 ha (16 %) dari luas wilayah. Luas areal lahan sawah di Kecamatan Petungkriyana pada tahun 2006 adalah 234,450 ha dan jenis pengairan yang digunakan adalah sawah berpengairan sederhana 234,45 ha. Sedangkan luas areal lahan bukan sawah pada tahun 2006 adalah 7.124,073 ha yang terdiri dari bangunan pekarangan seluas 119,652 ha, tegal/kebun seluas 1.379,702 ha, ladang/huma seluas 63,616 ha, padang rumput seluas 2,025 ha, kolam/tebat/empang seluas 6,310 ha, hutan rakyat 340,836 ha, hutan negara 5.189,507 ha dan lain-lain 22,425 ha. Luas areal lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisan pada tahun 2006 adalah 1.165,000 ha yang terdiri dari lahan kritis seluas 160,000 ha, agak kritis seluas 719,000 ha dan potensial kritis 286,000 ha.

Desa/kelurahan

[sunting | sunting sumber]
  1. Curugmuncar
  2. Gumelem
  3. Kasimpar
  4. Kayupuring
  5. Simega
  6. Sanggadadi
  7. Talagahendra
  8. Talagapakis
  9. Yasareja

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk 12.312 jiwa terdiri dari Laki-laki 6.229 Jiwa dan 6.083 jiwa. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian Pertanian dan Perkebunan seta peternakan.

1. Curug Bajing

Letaknya di dusun Kambangan, Desa Tlogopakis. Curug Bajing Curug Bajing menyuguhkan pemandangan yang sungguh eksotis. Lokasi Curug Bajing ini berada di ketinggian 1.300 Mdpl, sehingga wajar jika mempunyai hawa dingin nan sejuk. Ditambah panorama air terjun yang elok dihiasi aliran air bertingkat dengan batu besar yang membentuk perosotan air, dijamin akan tambah memanjakan mata kamu..

2. Curug Muncar

Curug Muncar terletak di Desa Curugmuncar. Curug ini berada pada ketinggian 1.249 Mdpl dan dikelilingi oleh pemandangan yang menawan lereng Gunung Ragajembangan. Letaknya tidak begitu jauh dari Curug Bajing, jadi bisa langsung berkunjung ke Curug Muncar. Siapkan stamina jika ingin mengunjungi Curug Muncar karena jalan setapak menuju Curug ini cukup menguras tenaga.

3. Curug Lawe

Curug Lawe berada di tengah hutan Gunung Perbata yang masih terjaga kealamiannya, tepatnya berada di Desa Kasimpar. Menuju ke Curug Lawe memang cukup melelahkan yaitu membutuhkan waktu sekitar 40 – 60 menit berjalan kaki dari basecamp. Di awal perjalanan akan menelusuri hutan pinus yang indah, terdapat beberapa air terjun kecil disepanjang jalan sebelum kamu memasuki kawasan hutan kopi. Jika kamu beruntung, kamu dapat menjumpai kawanan Lutung Hitam dan Owa Jawa yang termasuk habitat asli dari hutan ini.

4. Kebun Strawberry Petungkriyana

Kebun Strawberry ini terletak di Desa Yasareja. Di Kebun Strawberry Petungkriyana, pengunjung dapat petik langsung di kebun untuk selanjutnya ditimbang dan dinikmati dilokasi atau dibawa pulang. Tersedia tempat berteduh yang cukup luas dan menyediakan beberapa hidangan makanan ringan dan minuman hangat. Kebun milik salah seorang warga ini juga menanam berbagai jenis buah maupun sayur lainnya.

5. Gunung Kendalisada

Memiliki ketinggian hingga 1.695 mdpl, Gunung Kendalisada terletak di Talagahendra. Puncak gunung ini terkenal dengan sebutan Puncak Hanamon, butuh waktu sekitar 1 jam bagi yang ingin mendaki sampai ke Puncak Hanamon. Puncak Hanoman menjadi tempat yang sangat bagus bagi wisatawan atau pendaki untuk menikmati keindahan pemandangan di sekitarnya.

6. Gunung Ragajembangan

Selain Gunung Kendalisada yang bisa buat mendaki, juga ada Gunung Ragajembangan yang bisa anda jadikan tempat untuk mendaki. Lokasinya berada di perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Banjarnegara. Akses pendakian bisa melalui Simega dan Gumelem.

7. River Tubing Sungai Welo

Lokasinya berada di Desa Kayupuring. Destinasi wisata ini tergolong masih baru, tapi sudah terkenal hingga ke telinga turis-turis mancanegara. Sungai Welo memang di anugrahi Tuhan dengan panaroma alamnya yang sangat indah, airnya jernih kehijauan bak air sungai surga yang mempesona. Batu-batu besar yang kokoh serta tebing yang gagah menjulang menambah semakin eksotisnya pesona alam ini.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Ragam Destinasi Wisata Petungkriyana, "Negeri Atas Awan" yang Pesonanya Tiada Dua". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-12. Diakses tanggal 2017-03-09.