Lompat ke isi

Anna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Santa Anna)
Santa Anna
Perawan Maria dan Yesus, bersama Santa Anna
Ibu dari Bunda Maria
Dihormati diGereja Katolik Roma; Gereja Ortodoks; Gereja Anglikan; Gereja Katolik Timur; Islam;
Pesta26 Juli
AtributBuku, pintu, bersama Maria, Yesus, atau Yoakhim
Pelindungtukang kayu; anak yatim piatu; kakek dan nenek; para ibu;

Santa Anna, menurut tradisi Katolik, adalah ibu dari Bunda Maria, yang merupakan ibu dari Yesus Kristus.[1][2] Di dalam buku-buku yang digunakan orang-orang Kristen pada abad ke-2, nama Santa Anna sudah terkenal.[2] Menurut tradisi dalam perkawinannya dengan Santo Yoakhim, awalnya mereka tidak kunjung memiliki anak.[1][2] Mereka terus berdoa kepada Tuhan supaya bisa memiliki anak.[1][2] Santa Anna berjanji jikalau mereka mendapatkan anak, maka anak itu akan dipersembahkan pada Tuhan.[1][2] Akhirnya Tuhan menjawab keinginan Santa Anna dan suaminya, sehingga mereka mendapat anak yang diberi nama Maria.[1][2] Kelak Maria akan mengandung Yesus Kristus.[2]

Santa Anna dan Santo Yoakhim hidup di Judea.[2] Mengenai bagaimana kehidupan keseharian mereka, tidak diketahui dengan pasti.[2] Santa Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu.[2]

Tradisi Islam

[sunting | sunting sumber]

Dalam Islam, Hannah (Anna) adalah istri seorang pemuka Bani Israil, Imran. Diceritakan, Hannah dan Imran sudah lama mendambakan seorang anak. Hannah bernazar, bahwa jika kelak ia mempunyai seorang anak, maka akan diserahkan kepada Allah SWT agar mengabdikan diri di Baitul maqdis untuk memelihara rumah suci tempat ibadah kepada Allah SWT itu.

Kemudian Allah mengabulkan harapan keluarga Imran dan menganugerahkan anak kepada mereka. Setelah lahir ternyata anak mereka perempuandan diberi nama Maryam. Hannah memohon kepada Allah agar anaknya dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk.

Keluarga Imran adalah keluarga terpandang dari kaum Bani Israil. Tatkala Maryam masih kecil, Imran sudah meninggal. Padahal Maryam masih memerlukan kasih sayang dan pemeliharaan seorang ayah. Apalagi nantinya Maryam akan diserahkan ke Baitul maqdis.

Oleh karena itulah kemudian keluarga Imran mengadakan undian untuk menentukan siapa yang nantinya akan memelihara Maryam. Undian itu jatuh pada Nabi Zakariyya sehingga kini Maryam yang masih kecil itu berada dalam asuhan Nabi Zakariyya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e (Indonesia)Bernadette McCarver Snyder. 2001. 115 Kisah Santo-Santa yang Mengasyikkan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 19-20.
  2. ^ a b c d e f g h i j A. Heuken. 1985. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Hal. 58.