Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang
Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII (Latin: Seminarium Maius Interdiocesanum San Giovanni XXIII) merupakan tempat pembinaan calon pastor/ imam keuskupan (Diosesan) yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur. Seminari ini bersifat antar keuskupan atau interdiosesan, dan mendidik sejumlah calon imam dari 12 keuskupan di Indonesia, antara lain: Keuskupan Malang, Keuskupan Denpasar, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Ketapang, Keuskupan Sintang, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Sanggau, Keuskupan Timika (untuk beberapa frater pasca sarjana, sejak tahun 2017), dan Keuskupan Agung Medan (beberapa frater S1 sejak 2018 dan S2 sejak 2019) . Seminari Tinggi San Giovanni XXIII ini terletak di Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang.
Nama dan Pelindung Seminari
[sunting | sunting sumber]Seminari Tinggi ini memilih nama Giovanni XXIII, nama Italia dari Paus Yohanes XXIII sebagai pelindung seminari ini. Nama paus ini dipilih dengan tujuan menghormati perintis Konsili Vatikan II. Seminari juga bermaksud meneruskan semangat konsili dan spiritualitas imam diosesan dari Paus Yohanes XXIII (Santo Yohanes XXIII).
Sejarah Singkat[1]
[sunting | sunting sumber]Pada mulanya, Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni XXIII terbentuk atas kerja sama 3 keuskupan; Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Denpasar. Para uskup itu membicarakan tentang pendirian seminari untuk membina para calon imam keuskupan mereka. Pendirian seminari merupakan tanggapan atas hasil Konsili Vatikan II khususnya sejak dekrit Optatam Totius. Selain itu, semakin banyak calon imam dari Keuskupan Semarang yang akan menempati Seminari Tinggi St. Paulus-Kentungan, tempat pembinaan sebelumnya. Maka dari itu, tiga uskup diosesan sepakat untuk segera mendirikan seminari tinggi interdiosesan di Malang. Kota Malang dipilih sebagai tempat pembinaan untuk mempertimbangkan lokasi studi yang telah dibangun sebelumnya yakni Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana. Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni XXIII memulai tahun pembinaan pada awal 1977. Tempat pembinaan bermula dengan menyewa wisma di Jl. Tanggamus no. 9 Malang dengan rektor RD. Athanasius Soebonokamdi. Kemudian, pada 5 Mei 1979 seminari pindah ke sebuah asrama atau konvik di Jl. Bromo no. 24 sebab wisma Tanggamus direnovasi pemiliknya.
Tahun 1980, RD. Aloysius Wahjasudibja dipercaya untuk menjadi rektor baru. Jumlah frater saat itu makin banyak dengan adanya tambahan frater Keuskupan Sanggau dan Keuskupan Ketapang yang dikirim ke seminari. Keuskupan Pontianak menyusul mengirimkan fraternya pada tahun 1983. Bulan April pada tahun yang sama, Wisma Unio di Jl. J. A. Suprapto no. 75 dibangun untuk menampung jumlah frater yang semakin banyak. Maka seminari tinggi pun menempati dua rumah formasi yakni di Jl. Bromo dan Wisma Unio. Adapun tiga keuskupan lainnya yakni Keuskupan Samarinda, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Dili mengirimkan frater juga. Ketersediaan tempat yang tidak mencukupi membuat seminari menempati juga rumah milik suster-suster Misericordia (MC) di Jl. Jaya Giri no. 20.
Kebutuhan akan tempat pembinaan yang satu dan tetap semakin mendesak. Keinginan itu tercapai ketika gedung seminari dengan 12 unit dibangun di Jl. Bendungan Sigura-Gura Barat no. 2 Malang. Seminari Tinggi Giovanni XXIII di tempat tersebut diresmikan oleh Mgr. F. X. Hadisumarta, O.Carm pada tanggal 19 Agustus 1988. Pada tahun 2008, Keuskupan Surabaya tidak lagi mengirimkan calon imamnya ke Seminari Giovanni. Uskup Surabaya telah mendirikan Seminari Tinggi Providentia Dei di Surabaya yang diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2009, pada perayaan St. Yohanes Maria Vianney. Sementara itu hingga sekarang, ditengah perkembangan Kota Malang yang pesat Seminari Tinggi Giovanni tetap berdiri; membina sejumlah frater dari 10 diosesan di Indonesia.
Daftar Rektor Seminari Tinggi[2]
[sunting | sunting sumber]MASA REKTORAT | ALAMAT | REKTOR | TAHUN |
I | Jl. Tanggamus no.9 Malang | RD. Athanasius Subonokamdi (K. Malang) | 1977-1979 |
II | Jl. Bromo no. 24 | RP. J. M. Kutschruiter, O. Carm | 1979-1980 |
III | Jl. Bromo no. 24 | RD. Aloysius Wahjasudibja (K.A. Semarang) | 1980-1983 |
RD. Antonius Wingjamartaja (K.A. Semarang) | 1983-1984 | ||
RD. P. Susanto Prawirowardoyo (K. A. Semarang) | 1984-1985 | ||
RP. Simon Rande, O. Carm | 1985-1987 | ||
Jl. J. A. Suprapto no. 75 | RD. Aloysius Wahjasudibja (K.A. Semarang) | 1983-1985 | |
RD. B. Yustisianto (K. Surabaya) | 1986-1987 | ||
Jl. Jayagiri no. 20 | RD. B. Yustisianto (K. Surabaya) | 1985-1986 | |
IV | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RD. B. Yustisianto (K. Surabaya) | 1987-1989 |
V | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RP. Cyprianus Setyawan, SVD | 1989-1990 |
VI | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RP. Gerardus Joelman, SJ (Rektor ad interim) | 1990-1991 |
VII | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RD. Vincentius Sutikno Wisaksono (K. Surabaya) | 1991-2000 |
VIII | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RD. Dicky Rukmanto (K. Surabaya-Rektor ad interim) | 2000-2001 |
IX | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RD. Alf. Catur Raharso (K. Malang) | 2001-2012 |
X | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RD. Antonius Denny Firmanto (K. Malang) | 2012-2018 |
XI | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RD. Blasius Tira (K. Malang) | 2018-2021 |
XII | Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang | RP. Gregorius Tri Wardoyo, CM (Konggregasi Misi) | 2021-Sekarang |
- ^ "Sejarah Singkat Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni XXIII." Buku Kenangan 25 Tahun Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni XXIII-Mengenal Diri Menatap Masa Depan, 5-6
- ^ Denny, Antonius. "Sejarah Seminari". Majalah San Giovanni vol. 3, 5-10
Staff Seminari Tinggi
[sunting | sunting sumber]RD. Yohanes Paulus Aang Winarko (Keuskupan Malang) - Wakil Rektor dan Ekonom Seminari
RD. Donatus Dole (Keuskupan Agung Samarinda) - Prefek Pastoral
RP. Basilius Soedibja, SJ - Prefek Rohani
RP. Gregorius Tri Wardoyo, CM - Rektor Seminari
RD. Yohanes Endi (Keuskupan Ketapang) - Prefek Studi
RP. Herman Joseph Suhardiyanto, SJ - Prefek Kedisiplinan
RD Franciscus Gabriel Aryodiwarno (Keuskupan Malang) - Prefek Komunitas