Lompat ke isi

Danau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Situ)
Danau Nahuel Huapi di Bariloche, Argentina.
Danau Sarygamysh di Turkmenistan, dilihat melalui satelit.

Danau (bahasa Inggris: lake, bahasa Melayu: tasik; bahasa Sunda: situ; bahasa Jawa: ranu, tlaga; bahasa Batak: tao) adalah daerah perairan yang terbentuk secara alami, berupa basin air yang sangat luas.[1] Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.[2]

Danau rata-rata memiliki kedalaman yang dangkal dan airnya berasal dari berbagai macam sumber seperti mata air, air tanah, air sungai, dan air hujan.[2] Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas. Sebuah danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.

Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dan lain-lain), persediaan air, dan lain-lain. Finlandia dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dan Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". Great Lakes di Amerika Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar 60% danau dunia terletak di Kanada; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini.

Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi lebih kecil, yang disebut lacus (dari bahasa Latin yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai danau.

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem yang menempati suatu wilayah yang relatif kecil pada permukaan bumi. Wilayah yang ditempati suatu danau lebih kecil dibandingkan dengan laut dan daratan. Danau memberikan dampak yang positif bagi masyakat yang tinggal disekitaran wilayah danau.[3]

Danau tektonik

[sunting | sunting sumber]

Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena pergeseran/patahan.[4]

Danau vulkanik

[sunting | sunting sumber]

Danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme/ gunung berapi.[4]

Danau tektovulkanik

[sunting | sunting sumber]

Danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas tektonisme dan vulkanisme.[4]

Danau karst

[sunting | sunting sumber]

Danau karst atau lokva adalah danau yang terbentuk akibat terjadinya erosi atau pelarutan pada batu gamping. Pembentukan danau karst hanya terjadi di daerah dengan jumlah batu gamping yang berlimpah. Cekungan terbentuk di bekas batu gamping yang mengalami erosi. Setelahnya, cekungan terisi air dan membentuk danau. Danau karst banyak terbentuk di Kabupaten Gunungkidul dan Pegunungan Batugamping di Kabupaten Kutai Timur.[5]

Danau glasial

[sunting | sunting sumber]

Danau glasial Danau glasial terbentuk akibat pengikiran dasar lembah oleh gletser. Ketika musim panas atau musim gugur, gletser yang mencair mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga membentuk danau.[4]

Danau tapal kuda

[sunting | sunting sumber]

Danau tapal kuda (disebut pula danau ladam, danau melengkung, danau mati, atau danau sudetan) adalah sebuah danau berbentuk "huruf U" yang terbentuk ketika sebuah kelokan yang lebar terpotong dari sungai utamanya, dan akhirnya membentuk sebuah badan air tersendiri.

Danau bendungan alami

[sunting | sunting sumber]

Danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi.

Danau buatan

[sunting | sunting sumber]

Danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia.

Danau memiliki fungsi utama untuk menstabilkan aliran air. Selain itu, danau juga mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi, yaitu untuk penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi, dan industri, juga untuk perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Jika dikelola dengan benar, maka danau akan berfungsi secara optimal sebagai penyangga kehidupan. Penjagaan kuantitas dan kualitas air danau diharapkan dapat menjamin ketersediaan air baku sepanjang daerah alirannya.[6] Fungsi lain dari danau yaitu adalah sumber air, penopang fungsi biodiversitas, sarana transportasi dan olah raga dan wisata, peredam fluktuasi banjir di sungai, sumber dan tempat pembentukan protein, pengendali toksisitas di badan air, sumber yang mengisi air tanah, pengendali iklim, serta posisinya yang sentral dalam tradisi, budaya, maupun religi.[7]

Danau terkenal

[sunting | sunting sumber]
Danau Toba di Sumatera Utara, Indonesia.
  • Danau terbesar di dunia adalah Laut Kaspia. Dengan luas permukaan 394.299 km², ia memiliki wilayah yang lebih besar dari enam danau terbesar di dunia jika digabungkan menjadi satu.
  • Danau air tawar terbesar, dan kedua terbesar adalah Danau Superior dengan luas permukaan 82.414 km².
  • Danau terdalam adalah Danau Baikal di Siberia, dengan kedalaman 1.741 meter (5.712 kaki).
  • Danau tertinggi yang dapat dinavigasi adalah Danau Titicaca, pada ketinggian 3.821 m di atas permukaan laut. Dia juga merupakan danau terbesar kedua di Amerika Selatan.
  • Danau terendah di dunia adalah Laut Mati, pada 396 m (1.302 kaki) di bawah permukaan laut. Dia juga merupakan danau yang memiliki konsentrasi garam paling tinggi.
  • Pulau terbesar di tengah danau air tawar adalah Pulau Manitoulin di Danau Huron, dengan luas permukaan 2.766 km².
  • Danau terbesar yang terletak di pulau adalah Danau Nettiling di Pulau Baffin.
  • Danau Toba di pulau Sumatra kemungkinan terletak di kawah gunung berapi pasif terbesar di dunia. Danau Toba dinobatkan sebagai danau vulkanik terbesar di dunia.
Panorama Danau Maninjau di Sumatera Barat

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Elya Nusantari (2010). "Kerusakan Danau Limboto dan Upaya Konservasi Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Peran Perguruan Tinggi". Jurnal Pendidikan Biologi. 1 (2): 1. ISSN 2085-6873. 
  2. ^ a b Nailufar, Nibras Nada. Nailufar, Nibras Nada, ed. "Pengertian dan Fungsi Danau". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-12-19. 
  3. ^ Asnil, dkk. (2013). "Analisis Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Danau Yang Berkelanjutan (Studi Kasus Danau Maninjau Sumatera Barat)" (PDF). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 3 (1): 1. 
  4. ^ a b c d Media, Kompas Cyber (2020-04-06). "Jenis-jenis Danau Berdasarkan Proses Terbentuknya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  5. ^ Kasnowihardjo, H. Gunadi (2017). Manusia dan Ranu: Kajian Arkeologi Permukiman. Yogyakarta: Kepel Press. hlm. 8. ISBN 978-602-356-150-6.  [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Agung Pamudjianto, Wilis Sutiono (2018), Pemanfaatan Air Danau Sebagai Sumber Irigasi, hlm. 2, diakses tanggal 26 Desember 2020 
  7. ^ Soeprobowati, T.R. (2012). "Peta Batimetri Danau Rawapening" (PDF). Bioma. 14 (2): 75. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]