Skandal politik Republik Korea 2016
Skandal politik ini melibatkan tuduhan bahwa Choi Soon-sil bertanggung jawab karena mendalangi kebijakan pemerintah dan pengambilan keputusan selama pemerintahan Park.[1][2][3][4][5][6] Jaksa telah menggerek kantor dan rumah yang memiliki hubungan dengan Choi.[7][8] Sekretaris Presiden Park telah diperintahkan untuk mengundurkan diri setelah skandal ini.[9] Dia mungkin telah memerintahkan jaksa Korea untuk mendakwa seorang jurnalis Jepang, Tatsuya Kato (Kepala Biro Seoul Korea Selatan di Sankei Shimbun), untuk pencemaran nama baik atas berita bahwa Presiden Park dan mantan kepala stafnya, Chung Yoon-hoi, telah mengadakan pertemuan rahasia tujuh jam dengan Choi setelah tenggelamnya MV Sewol.[10]
Pastor Kristen palsu[11] Choi Tae-min adalah ayahnya dan atlet berkuda Chung Yoo-ra adalah putrinya dengan mantan suaminya sebelum bercerai.[12][13]
Pada akhir Oktober 2016, pemeriksaan pada hubungan Park dengan Choi Soon-sil, putri dari Choi Tae-min, pemimpin gerakan agama baru "Aliran Kehidupan Kekal" (영세교) yang juga mentor Presiden Park, dimulai.[14]
Ditemukan bahwa Choi, yang tidak memiliki jabatan pemerintahan yang resmi dan sah, memiliki akses kepada dokumen-dokumen rahasia negara dan informasi untuk presiden, dan bertindak sebagai penasihat dekat untuk president. Choi dan sejumlah staf senior President Park telah menggunakan pengaruh mereka untuk memperoleh 77,4 miliar Won (~ Rp 774 miliar) dari konglomerat Korea – konglomerat besar yang dimiliki keluarga bisnis – serta mengatur dua yayasan media dan olahraga, yaitu Yayasan Mir dan K-sports.[15][16][17] Dia menggelapkan uang selama proses tersebut, dan dilaporkan bahwa beberapa di antaranya digunakan untuk mendukung aktivitas berkuda putrinya (Chung Yoo-ra) di Jerman. Dia juga dituduh mencurangi proses penerimaan mahasiswi di Universitas Ewha untuk membantu putrinya supaya bisa diterima di universitas tersebut. Ah Jong-bum, ajudan utama presiden, telah ditangkap karena menyalahgunakan kekuasaan auntuk membantu Choi; dia membantah tuduhan tersebut dan berdalih hanya mengikuti perintah kepresidenan.[18][19]
Pada 25 Oktober 2016, Park mengaku pada publik mengenai hubungan dekatnya dengan Choi. Pada 28 Oktober, Park memecat sejumlah anggota kunci dari sejumlah posisi utama di kantor stafnya sementara tingkat kepercayaan publik kepadanya jatuh sampai menjadi hanya sekitar 5%. Tingkat kepercayaan berkisar dari 1 sampai 3% untuk warga negara Republik Korean yang berumur 60 tahun ke bawah, sedangkan untuk yang di atas usia 60 tahun masih di atas 13%.[20] Itu adalah tingkat kepercayaan terburuk yang pernah ada sepanjang sejarah Republik Korea dan lebih buruk daripada angka 6% yang didapatkan mantan Presiden Kim Young-sam, yang secara luas disalahkan membawa ekonomi Korea menuju Krisis finansial Asia 1997.[9][21][22] Kontroversi tersebut telah menyebabkan unjuk rasa hebat pada Oktober dan November, menuntut pengunduran dirinya.[23]
Pada tanggal 30 Oktober 2016, Choi Soon-sil telah kembali ke Korea Selatan dan sedang menghadapi penuntutan hukum.[24] Pada tanggal 31 Oktober ia bertemu dengan jaksa, mengatakan kepada wartawan "Mohon maafkan saya. Saya minta maaf. Saya melakukan dosa yang setimpal dengan hukuman mati".[25]
Choi Soon-sil ditahan dan dipenjarakan pada tanggal 3 November 2016 atas tuduhan menjual pengaruh dan kegiatan lainnya yang telah memicu skandal politik yang telah mengancam kepemimpinan Park. Penahanan Choi Soon-sil dilakukan karena banyak anggota parlemen oposisi menuntut agar jaksa menyelidiki Park atas skandal itu.[26]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Presidential speeches found on confidante's PC: report". The Korea Herald. October 25, 2016.
- ^ "South Korea's presidency 'on the brink of collapse' as scandal grows". Washington Post. October 29, 2016.
- ^ "Can Pres. Park be investigated over Choi Sun-sil scandal?". The Hankyoreh. October 28, 2016.
- ^ "Troubling revelations about Seoul's 'Shadow President': The Korea Herald columnist". The Straits Times. October 27, 2016.
- ^ "'Choi-gate' scandal snowballing". JoongAng Ilbo. October 22, 2016.
- ^ "South Korea's leader acknowledges ties to woman in scandal". Washington Post. October 25, 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-16. Diakses tanggal 2016-11-08.
- ^ "South Korea's president accused of leaking classified documents". Channel NewsAsia. October 26, 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-27. Diakses tanggal 2016-11-08.
- ^ "Long hide-and-seek game begins for Choi Soon-sil". The Korea Times. October 27, 2016.
- ^ a b "Park orders secretaries to resign over 'Choi Soon-sil scandal'". The Korea Times. October 28, 2016.
- ^ "Korean Prosecutors Indict Japanese Journalist on Defamation Charge", The Wall Street Journal
- ^ "Swirling Scandal Involving Shamanistic Cult Threatens S. Korean President". Diakses tanggal 1 November 2016.
- ^ Kim, Oi-hyun (December 3, 2014). "Pres. Park's former aide and his wife may be at the center of ongoing scandal". The Hankyoreh. Diakses tanggal 23 September 2016.
- ^ Park, Sojung (September 20, 2014). "S. Korea wins gold in team dressage equestrian at Asiad". Yonhap. Diakses tanggal 23 September 2016.
- ^ "Investigations into 'Choi Soon-sil gate' widening". The Korea Times. October 23, 2016.
- ^ http://www.hani.co.kr/arti/society/society_general/768777.html
- ^ http://www.hani.co.kr/arti/opinion/column/768706.html
- ^ http://news.donga.com/3/00/20161101/81099663/1
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-04. Diakses tanggal 2016-11-08.
- ^ https://www.youtube.com/watch?v=tdbMfdMe6do
- ^ "President Park breaks YS's record, approval rating at 5 percent". Oh My News. November 6, 2016.
- ^ "데일리 오피니언 제234호(2016년 11월 1주)". Gallup Korea.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaauto
- ^ "Thousands protest in South Korea, demand president quit over scandal". Reuters.
- ^ "Choi Soon-sil returns; Blue House 'raid' by voluntary submission continues". Korea Herald. 2016-10-30.
- ^ "Time, Oct. 31, 2016". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-29. Diakses tanggal 2016-11-08.
- ^ CBS News, Nov. 3, 2016