Orang Akhaia
Orang Akhaia (bahasa Yunani Kuno: Ἀχαιοί, translit. Akhaioi) adalah salah satu dari empat puak utama yang membentuk peradaban Yunani Klasik (selain Aiolia, Ionia, dan Doria). Menurut sebuah mitos pendirian yang dikisahkan oleh Hesiodos, nama puak ini berasal dari Akhaios, pendiri orang Akhaia dalam mitologi, yang konon merupakan putra dari Ksuthus, dan saudara laki-laki dari Ion, pendiri orang Ionia. Ksuthus merupakan putra dari Hellen, yang konon merupakan seorang patriark (bapak pendiri) orang Yunani.[1]
Dalam catatan sejarah, orang Akhaia bermukim di daerah Akhaia di Peloponnesos bagian utara. Orang Akhaia juga menguasai daerah Semenanjung Italia bagian selatan, mendirikan kota Kroton (Κρότων) pada tahun 710 SM. Kota ini kemudian mendapatkan ketenaran sebagai tempat didirikannya Mazhab Pythagoras.[2] Tidak seperti puak-puak utama lainnya (Ionia, Doria, dan Aiolia), orang Akhaia tidak memiliki dialek tersendiri pada zaman Klasik, melainkan menuturkan ragam Doria.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Menurut Margalit Finkelberg,[3] nama Ἀχαιοί/Ἀχαιϝοί kemungkinan diturunkan, melalui bentuk peralihan *Ἀχαϝyοί, dari bentuk rekonstruksi bahasa Yunani yang lebih kuno[4] yang tercermin dalam bentuk Het Aḫḫiyawā; yang terakhir ini dibuktikan secara tertulis dalam catatan-catatan berbahasa Het, seperti dalam surat Tawagalawa. Namun, Robert S. P. Beekes meragukan hipotesis ini dan menyarankan bentuk *Akaywa- dalam bahasa Pra-Yunani.[5]
Asal
[sunting | sunting sumber]Asal usul orang Akhaia masih belum jelas. Homeros kemungkinan menulis sebuah wiracarita berjudul Ilias pada abad ke-8 SM, menggunakan istilah "Akhaia" sebagai istilah umum untuk orang Yunani,[6] yang diyakini menggambarkan peristiwa yang terjadi di Mikenai, sebelum tahun 1150 SM. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa orang Yunani pada zaman Mikenai menggunakan nama itu untuk menyebut diri mereka sendiri. Istilah Ahhiyawa, ditemukan dalam catatan-catatan berbahasa Het diduga berarti "Akhaia", yaitu masyarakat Yunani dari peradaban Mikenai, tetapi sekali lagi, tidak ada bukti pasti bahwa ini adalah penggunaan umum yang digunakan orang Yunani. Emil Forrer melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa ada "sebuah kekaisaran besar" yang disebut Ahhiyawa, yang berdiri sejajar di sisi negara-negara purba di timur. Namun, kesimpulannya dibantah oleh para peneliti selanjutnya, terutama oleh Ferdinand Sommer.[7]
Pada zaman klasik, istilah umum untuk menyebut orang Yunani adalah Hellenes, diambil dari kisah pendirian yang diceritakan oleh Hesiodos di mana Hellen merupakan pendiri ras Yunani. Namun, dalam Ilias, Hellenes dibatasi untuk penduduk Hellas, sebuah daerah di Thessalia kuno.[8] Oleh karena itu, setidaknya ada dua tradisi yang berbeda mengenai asal-usul orang Yunani, dan karena alasan ini, hubungan langsung antara orang Akhaia dan orang Yunani pada zaman Mikenai sulit untuk dihubungkan hanya berdasarkan nama saja. Misalnya, Lakedaimonia bersejarah menggunakan nama itu, tetapi mengklaim tidak ada hubungan dengan Lakedaimonia yang disebutkan dalam Ilias; penggunaan nama yang sama karena itu tidak secara otomatis menyiratkan turunan dari nama tersebut.
Baik Herodotos maupun Pausanias menceritakan legenda bahwa orang Akhaia (mengacu pada puak zaman klasik) awalnya tinggal di Argolis dan Lakonia. Namun seperti yang dicatat oleh Strabo, bukan puak tersebut yang dimaksud Homeros dengan istilah Akhaia.[9] Kemungkinan, orang Akhaia dipaksa keluar dari tanah itu oleh orang Doria, selama invasi oleh Doria ke Peloponnesos yang masih diragukan.[10] Akibatnya, orang Akhaia pergi ke wilayah yang dikenal sebagai Aigialos dan memaksa penduduknya (yang dikenal sebagai orang Ionia) keluar dari tanah mereka.[11] Orang Ionia berlindung sementara di kota Athena, dan Aigialos kemudian dikenal sebagai Akhaia.[12][13]
Pausanias mengatakan bahwa "orang Akhaia" adalah nama orang-orang Yunani yang awalnya mendiami Argolis dan Lakonia, karena mereka adalah keturunan dari putra-putra sosok mitos Akhaios, Arkhander, dan Arkhiteles.[14] Menurut Pausanias, Akhaios awalnya tinggal di Attika, tempat ayahnya menetap setelah diusir dari Thessalia. Akhaios kemudian kembali ke Thessalia untuk merebut kembali tanah itu, dan dari sanalah Arkhander dan Arkhiteles melakukan perjalanan ke Peloponnesos.[15] Konon karena alasan inilah ada juga bagian kuno Thessalia yang dikenal sebagai Akhaia Fthiotis.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Apollodorus, Library I, 7.3.
- ^ Peoples, Nations and Cultures. Editor John Mackenzie. Weidenfeld & Nicolson. 2005.
- ^ Margalit Finkelberg, "From Ahhiyawa to Ἀχαιοί", Glotta 66 (1988): 127–134.
- ^ According to Finkelberg, this derivation does not necessitate an ultimate Greek and Indoeuropean origin of the word: "Obviously, this deduction cannot supply conclusive proof that Ahhiyawa presents a Greek word, the more so as neither the etymology of this word nor its cognates are known to us".
- ^ R. S. P. Beekes, Etymological Dictionary of Greek, Brill, 2009, p. 181.
- ^ Homer, Iliad II, 574–575.
- ^ Hermann Bengtson: Griechische Geschichte. C.H.Beck, München, 2002. 9th Edition. ISBN 340602503X. pp. 8–15.
- ^ Homer, Iliad II, 683–684.
- ^ Strabo, VIII, 6.
- ^ Herodotus VIII, 73.
- ^ Herodotus VII, 94.
- ^ Pausanias VII, 1.
- ^ Herodotus I, 143–147.
- ^ Pausanias VII, 1.7.
- ^ Pausanias VII, 1.3.