Zainal Abidin II dari Samudera Pasai
Sultan Zainal Abidin II atau Sultan Zainal 'Abidin Ra-Ubabdar adalah sultan Samudera Pasai yang ke-7. Ia memerintah sampai dengan wafatnya pada tahun 841 H/1438 M. Nama lengkapnya adalah Zainal Abidin II bin Ahmad I bin Muhammad I bin Al-Malik Ash-Shalih. Secara garis keturunan, Zainal ‘Abidin merupakan anak dari paman dari Ratu Nahrasyiyah yang bernama Ahmad. Pada masa dialah Kerajaan Samudra Pasai diperkirakan mencapai masa kejayaannya.[1]
Dia memiliki gelar Ra-Ubabdar yang berarti penakluk gelombang. Diperkirakan pada masa itu, Zainal ‘Abidin telah melakukan perluasan wilayah kekuasaannya sampai semenanjung Melayu. Dia membuka kota Mulaqat (Malaka) dan mendudukkan putranya, Manshur untuk memerintah di sana. Mulaqat berarti tempat perjumpaan kapal-kapal dari timur dan barat.[2]
Dia juga bergelar Al-Malik Azh-Zhahir, sebagaimana terdapat pada inskripsi nisan salah seorang keturunannya. Para sultan Samudra Pasai sampai dengan tahun berakhirnya kerajaan ini adalah anak dan cucu keturunannya. Itu sebabnya pada setiap dirham yang dicetak oleh para sultan disebutkan Malik Azh-Zhahir setelah nama mereka untuk memaksudkan bahwa mereka adalah anak-cucu keturunan Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar.[3]
Silsilah Sayyid Sultan Zainal Abidin II Ra-Ubabdar, Pasai (versi Keturunan Sultan Pasai)…
Sultan Zainal Abidin Ra Ubabdar bin Ahmad bin Sultan Ahmad Malikuzzahir bin Sultan Muhammad Malikuzzahir bin Sultan Malikus Saleh bin Meurah Makhdum Malik Ahmad (Raja Jeumpa) bin Meurah Makhdum Ahmad (Perdana Menteri Jeumpa, di Samarlanga) bin Meurah Makhdum Malik Ibrahim (Raja Jeumpa) bin Meurah Makhdum Malik Masir (Raja Linge) bin Meurah Makhdum Malik Isak (Raja Linge) bin Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah bin Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Syah (Sultan Perlak VI) bin Sultan Makhdum Alaiddin Abdulkadir Syah (Sultan Perlak V) bin Meurah Makhdum Ahmad (Perdana Menteri Perlak pada masa Sultan Perlak 2 Alaiddin Abdurrahim Syah) bin Meurah Makhdum Bahrum (Perdana Menteri Perlak era Sultan Alaiddin Maulana Sayyid Abdul Aziz Syah) bin Sultan Alaiddin Maulana Sayyid Abdul Aziz Syah bin Ali Al Muktabar bin Muhammad Ad Dibaj bin Imam Ja'far Shidiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin As Sajjad bin Husein bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az Zahra binti Muhammad Rasulullah SAW.
Makam
[sunting | sunting sumber]Makam Sultan Zainal 'Abidin Malik azh-Zhahir berada di kompleks kesultanan Samudra Pasai periode kedua di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Aceh Utara.
Adapun terjemahan inskripsi pada makam Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar:
Inilah pembaringan yang bercahaya bagi orang yang dirahmati lagi yang diampuni Sultan Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar bin Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih. Semoga Allah mengampunkan ia dan kedua orangtuanya serta seluruh muslimin. Diwafatkan pada hari Jumat waktu Zhuhur (tengah hari) 21 bulan Syawwal tahun 841 dari hijrah nabi yang terpilih, semoga kepada baginda itu dilimpahkan seutama-utamanya shalawat dan salam yang paling sempurna
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Sumber
[sunting | sunting sumber]- ^ nazmudin (2019-12-24). "Kesultanan Samudra Pasai Sebarkan Islam Lebih Dulu dari Turki Utsmani". apahabar.com. Diakses tanggal 2020-02-07.
- ^ "Sultan Zainal 'Abidin Sang Penakluk Gelombang - PORTALSATU.com". portalsatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-07. Diakses tanggal 2020-02-07.
- ^ "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara". sejarah-nusantara.anri.go.id. Diakses tanggal 2020-02-07.[pranala nonaktif permanen]