Hipersensitivitas elektromagnetik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hipersensitivitas elektromagnetik (Electromagnetic hypersensitivity, EHS) atau alergi Wi-Fi adalah kondisi bilamana seseorang mengklaim dirinya sensitif terhadap medan elektromagnetik, dan mengubungkannya dengan gejala negatif. EHS tidak memiliki dasar ilmiah dan bukan merupakan diagnosis medis yang diakui, namun pengalaman gejala EHS umumnya diterima sebagai gejala psikosomatik. Klaim gejala dicirikan dengan "beragam gejala non-spesifik yang pengidap hubungkan dengan paparan medan elektromagnetik".[1] Percobaan untuk membenarkan klaim-klaim bahwa EHS disebabkan oleh paparan medan elektromagnetik telah mengarah ke pseudosains.[2]

Mereka yang mendiagnosis dirinya sendiri dengan EHS melaporkan reaksi negatif terhadap medan elektromagentik jauh dibawah tingkat maksimum yang diperbolehkan oleh standar keamanan radiasi internasional. Percobaan provokasi menunjukkan bahwa pengidap seperti itu tidak bisa membedakan antara paparan dan non-paparan terhadap medan elektromagnetik.[3][4] Tinjauan sistematis penelitian medis pada 2011 tidak menemukan satupun bukti ilmiah yang meyakinkan mengenai gejala-gejala yang seharusnya dihasilkan oleh medan elektromagnet.[3] Sejak saat itu, beberapa uji coba buta ganda telah menunjukkan bahwa orang-orang yang melaporkan hipersensitivitas elektromagnetik tidak bisa mendeteksi adanya medan elektromagnetik, dan sama mungkinnya untuk melaporkan kesehatan buruk setelah dikenakan paparan bohongan ataupun paparan medan elektromagnet asli, menyiratkan bahwa penyebab dari kasus-kasus ini adalah efek nocebo.[5][6][7]

Beberapa orang yang merasa sensitif terhadap medan elektromagnet dapat berupaya untuk mengurangi paparan atau menggunakan pengobatan alternatif.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Electromagnetic fields and public health: Electromagnetic Hypersensitivity". WHO Factsheet 296. World Health Organisation (WHO). December 2005. 
  2. ^ "Electromagnetic hypersensitivity". 
  3. ^ a b Rubin, G. James; Hillert, Lena; Nieto-Hernandez, Rosa; van Rongen, Eric; Oftedal, Gunnhild (December 2011). "Do people with idiopathic environmental intolerance attributed to electromagnetic fields display physiological effects when exposed to electromagnetic fields? A systematic review of provocation studies". Bioelectromagnetics. 32 (8): 593–609. doi:10.1002/bem.20690. ISSN 1521-186X. OCLC 5155348095. PMID 21769898. 
  4. ^ Röösli, Martin; Hug, Kerstin (2008). "Radiofrequency electromagnetic field exposure and non-specific symptoms of ill health: a systematic review". Environ. Res. 107 (2): 277–287. Bibcode:2008ER....107..277R. doi:10.1007/s10354-011-0883-9. PMID 18359015. 
  5. ^ Regel, Sabine; Negovetic, Sonja; Röösli, Martin; Berdiñas, Veronica; Schuderer, Jürgen; Huss, Anke; Lott, Urs; Kuster, Niels; Achermann, Peter (August 2006). "UMTS Base Station-like Exposure, Well-Being, and Cognitive Performance". Environ Health Perspect. 114 (8): 1270–1275. doi:10.1289/ehp.8934. PMC 1552030alt=Dapat diakses gratis. PMID 16882538. 
  6. ^ Rubin, G. James; Hahn, Gareth; Everitt, Brian S.; Clear, Anthony J.; Wessely, Simon (2006). "Are some people sensitive to mobile phone signals? Within participants double blind randomised provocation study". British Medical Journal. 332 (7546): 886–889. doi:10.1136/bmj.38765.519850.55. PMC 1440612alt=Dapat diakses gratis. PMID 16520326. 
  7. ^ Wilén, Jonna; Johansson, Amanda; Kalezic, Nebojsa; Lyskov, Eugene; Sandström, Monica (2006). "Psychophysiological tests and provocation of subjects with mobile phone related symptoms". Bioelectromagnetics. 27 (3): 204–214. doi:10.1002/bem.20195. PMID 16304699. 
  8. ^ Röösli, Martin; Moser, Mirjana; Baldinini, Yvonne; Meier, Martin; Braun-Fahrländer, Charlotte (February 2004). "Symptoms of ill health ascribed to electromagnetic field exposure – a questionnaire survey". International Journal of Hygiene and Environmental Health. 207 (2): 141–150. doi:10.1078/1438-4639-00269. PMID 15031956.