Mohammad Masduki
Mohammad Masduki | |
---|---|
Wakil Gubernur Banten ke-2 | |
Masa jabatan 11 Januari 2007 – 11 Januari 2012 | |
Gubernur | Ratu Atut Chosiyah |
Wali Kota Administratif Depok ke-4 | |
Masa jabatan 24 Maret 1991 – 24 Maret 1992 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 7 Juli 1944 Tangerang, Batavia, Masa Pendudukan Jepang (sekarang Tangerang, Banten, Indonesia) |
Meninggal | 22 Juni 2023 Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia | (umur 78)
Makam | Sumur Pacing, Karawaci, Tangerang |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Suami/istri | Dedeh Syahrawati |
Orang tua | Mohammad Sya'ban Salim (ayah) Siti Aminah (ibu) |
Almamater | Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Universitas Langlangbuana |
Profesi | |
Sunting kotak info • L • B |
Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si. (7 Juli 1944 – 22 Juni 2023), lebih dikenal dengan sapaan Kak Nduk adalah seorang birokrat dan politisi asal Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten dari 2007 sampai 2012.[1] Ia merupakan tokoh Praja Muda Karana dan pernah menjadi Ketua Kwartir Daerah Pramuka Provinsi Banten sejak 2011 hingga 7 April 2021.
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Masduki menikah dengan Hj. Dedeh Syahrawati binti H. Raden Mochammad Djuni. Dedeh meninggal dunia di Serpong, Kota Tangerang Selatan pada Selasa, 26 Mei 2020 di usia 73 tahun.[2] Kematian Dedeh sempat dikira ustazah kondang, Dedeh Rosidah.
Karier politik
[sunting | sunting sumber]Wakil Gubernur Banten (2007–2012)
[sunting | sunting sumber]Masduki maju sebagai calon Wakil Gubernur Banten dan berpasangan dengan calon Gubernur Ratu Atut Chosiyah pada Pilgub Banten 2006. Pencalonan mereka didukung oleh Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Bintang Reformasi, Partai Bulan Bintang, Partai Damai Sejahtera, Partai Patriot, dan Partai Karya Peduli Bangsa.
Empat hari sebelum pelaksanan pemilihan kepala daerah (pilkada), Lingkaran Survei Indonesia menampilkan hasil survei dan dimuat Radar Banten pada 22 November 2006. Hasil survei lembaga ini menempatkannya berada di urutan teratas. Pada 27 November 2006, Koran Kompas juga mempublikasikan dengan 39,18% di urutan teratas. Sembilan hari kemudian, 6 Desember 2006, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten menetapkannya sebagai wakil gubernur bersama pasangannya sebagai gubernur.
Berdasarkan hasil penghitungan manual yang dilakukan KPU Provinsi Banten, bersama pasangan wakil gubernur, ia memperoleh 1.445.457 (40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah. Suara tidak sah mencapai 177.141 suara. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih mencapai 60,83 persen dari total warga yang menggunakan hak pilih sebanyak 3.776.385 atas 6.208.951 pemiluh terdaftar. Sedangkan, 2.432.566 (39,17 persen) pemilih lainnya tidak menggunakan hak pilihnya. Proses penghitungan manual dilakukan di Hotel Le Dian, Serang. Hasil itu memastikan memenangi pemilihan kepala daerah Banten yang diselenggarakan pada 26 November 2006.
Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah - Marissa Haque, Tryana Sjam'un - Benyamin Davnie dan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat Komisi Pemilihan Provinsi Banten, Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dan Dinas Kependudukan Provinsi Banten. Bahkan, selain menggugat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, pasangan Irsjad-Daniri juga mengajukan gugatan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Riwayat birokrasi
[sunting | sunting sumber]- Staf Biro Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri (1965–1966)
- Kepala Sub Bagian Perizinan Kabupaten Tangerang (1966–1969)
- Camat Kronjo, Tangerang (1969–1971)
- Camat Batuceper, Tangerang (1972–1977)
- Camat Balaraja, Tangerang (1971–1972 dan 1977–1979)
- Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Tangerang (1979–1984)
- Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang (1984–1988)
- Asisten I Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang (1988–1991)
- Wali Kota Administratif Depok (1991–1992)
- Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor; eselon IIIa (1992–1994)
- Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor; eselon IIIb (1994–1997)
- Wakil Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor (1994–1997)
- Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat (1997–2000)
- Asisten Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Barat (2000–2004)
- Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat (2004–2007)
Riwayat organisasi
[sunting | sunting sumber]- Ketua Pramuka Kwartir Daerah Banten (2011–2021)
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Tanda kehormatan
[sunting | sunting sumber]- Pemerintah Indonesia :
- Satyalancana Pembangunan oleh Presiden Republik Indonesia — 2000
- Satyalancana Karya Satya 30 Tahun oleh Gubernur Jawa Barat — 2000
- Pemerintah daerah :
- Piagam Penghargaan Pembangunan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat — 1973
- Praja Muda Karana :
- Lencana Dharma Bhakti Gerakan Pramuka oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka — 1997
- Lencana Pasca Warsa VII Gerakan Pramuka oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka — 2002
- Lencana Melati Gerakan Pramuka oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka — 2003
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Profil Wakil Gubernur Banten". Pemerintah Provinsi Banten. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-26. Diakses tanggal 20 Mei 2022.
- ^ "Istri Mantan Wagub Banten Meninggal Dunia Di Usia 73 Tahun". ATM News. 27 Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-28. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
Jabatan pemerintahan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Ratu Atut Chosiyah |
Wakil Gubernur Banten 2007—2012 |
Diteruskan oleh: Rano Karno |
Didahului oleh: Abdul Wachyan |
Wali Kota Administratif Depok 1991—1992 |
Diteruskan oleh: Sofyan Safari Hamim |