Muhammad Shahib Mirbath

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Muhammad Shahib Mirbath adalah ulama besar yang berasal dari Hadramaut, Yaman pada abad ke-12 Masehi. Nama selengkapnya adalah al-Imam Waliyullah Muhammad bin Ali Khali' Qasam bin Alwi ats-Tsani bin Muhammad bin Alwi al-Awwal bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir. Gelar Shahib Mirbath diberikan karena ia bermukim di kota Mirbath, wilayah Dhafar, Oman selatan, setelah pindah dari kota Tarim, wilayah Hadramaut, Yaman. Kata shahib bersinonim dengan kata maula, yang berarti seseorang yang bermukim atau berkuasa di suatu tempat.[1] Muhammad Shahib Mirbath diperkirakan wafat di Mirbath pada tahun 556 Hijriah (1161 M).[1]

Keilmuan[sunting | sunting sumber]

Sebagaimana disebut oleh penulis buku al-Masyra' al-Rawy, Muhammad Shahib Mirbath adalah Syaikh Masyayikhil Islam (guru besar ilmu agama Islam) dan Ilmul-'Ulama al-A'lam (ilmunya kaum ulama kenamaan). Dinyatakan bahwa ia adalah "Seorang ulama ahli syariat dan tarekat dan guru besar terkemuka bagi kaum penghayat ilmu hakikat, ahli fiqih dan mufti negeri Yaman, seorang penasihat berbagai cabang ilmu dan pengetahuan agama di negeri itu …".[1]

Keturunan[sunting | sunting sumber]

Muhammad Shahib Mirbath dilahirkan di kota Tarim, Yaman. Ia dikaruniai empat orang anak laki-laki, yaitu:

  1. Abdullah
  2. Ahmad
  3. Alwi
  4. Ali

Abdullah dan Ahmad tidak menurunkan keturunan, sedangkan Alwi dan Ali menjadi cikal-bakal keturunan para Sayyid dari kaum Alawiyyin (Habaib), termasuk yang berada di kawasan Asia Tenggara.

Dua orang putera Muhammad Shahib Mirbath yang menjadi pangkal keturunan semua Sayyid kaum Alawiyin adalah:

  1. Ali bin Muhammad, bergelar al-A'dham al-Faqih al-Muqaddam, yang kemudian mempunyai anak bernama Muhammad
  2. Alwi bin Muhammad, bergelar `Ammul-Faqih al-Muqaddam, kemudian mempunyai tiga orang anak yaitu Abdulmalik,[2] Abdullah,[2] dan Abdurrahman.[2]

Abdul Malik bin Alwi[3] memiliki anak bernama Abdullah[4] dan Alwi[5][6] Abdullah bin Alwi kemudian memiliki anak bernama Ali,[7] sedangkan Abdurrahman bin Alwi memiliki anak bernama Ahmad.[7]

Di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Di Indonesia,tersebar berita palsu bahwa banyak para kyai pesantren yang dianggap merupakan keturunan Muhammad Shahib Mirbath melalui jalur keturunan para Walisongo. Para keturunannya dari kaum Alawiyin bergelar Habib. Nama Muhammad bin Ali Sohib Mirbat dalm kitab-kitab sejarah Yaman mulai dari masa hidupnya di abad ke enam hijriah sampai abad sembilan tidak ditemukan. Seharusnya, tokoh yang disebut dalam kitab Ba Alawi sebagai ulama besar itu, terdeteksi ulama sejarah dan ditulis dalam kitab mereka.

Muhammad Sohib Mirbat ulama besar di Mirbat, sosoknya masyhur sebagai ulama besar ahli fikih madzhab Syafi’i; pendapatnya banyak dikutip oleh ulama fikih mu’tabarah semacam Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hajar; kitab karangannya banyak; namanya di catat dalam kitab-kitab sejarah semacam kitab al-Suluk.

Sohib Mirbat adalah gelar yang diberikan kepada Penguasa di Kota Mirbat yang bernama Muhammad bin Ahmad al-Ak-hal al-Manjawi. Penguasa terakhir Kota Mirbat dari Dinasti al-Manjawi. Muhammad al-Akhal Sohib Mirbat disebut al-Akhal karena memakai celak dimatanya atau karena matanya ada tanda hitam sejak lahir.

Ibnul Atsir, pakar sejarah abad ke-7 dalam kitabnya al-Kamil fi al-Tarikh menyebutkan bahwa di tahun 601 Hijriah, Muhammad al-Akhal Sohib Mirbat, digantikan oleh mantan menterinya yang bernama Mahmud bin Muhammad al-Himyari. (al-Kamil fi al-Tarikh: 10/ 203).

Walau dalam kitabnya itu, Ibnul Atsir hanya menyebut gelar Sohib Mirbat, tanpa menyebut namanya, namun nama itu dapat dikonfirmasi dalam kitab sejarah yang lain seperti kitab Dzifar ibrattarikh bahwa nama gelar Sohib Mirbat bukanlah untuk Muhammad bin Ali Ba Alawi tetapi untuk penguasa Mirbat yang bernama Muhammad bin Ahmad al-Akhal al Manjawi. Sementara Muhamad bin Ali Ba Alawi, namanya tidak tercatat sebagai apapun, dengan gelar ataupun tanpa gelar. Dengan disebut ulama ataupun bukan. tidak tercatat. gelap. Kemanakah ia bersembunyi di Kota Mirbat, sampai ulama pengarang kitab sejarah tak mencatatnya, padahal ulama lainnya tercatat dalam sejarah Mirbat?.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Nasab Ahlul-Bait Nabi dari Keluarga Alawiyyin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-12. Diakses tanggal 2008-07-29. 
  2. ^ a b c Naqobatul Asyrof al-Kubro, Generasi ke-17
  3. ^ "Sayyid Abdul Malik Al-Azmatkhan (18) [MP]". geni_family_tree. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  4. ^ "1. Al-Amir Abdullah Azmatkhan b. 636c d. 696 - Rodovid ID". id.rodovid.org. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  5. ^ "Alwi Al Azmat Khan Imam Sayyid Alwi". geni_family_tree. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  6. ^ "2. Sayyid Alwi Azmatkhan - Rodovid ID". id.rodovid.org. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  7. ^ a b Naqobatul Asyrof al-Kubro, Generasi ke-18

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]