Lompat ke isi

Rifampisin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nama sistematis (IUPAC)
(7S,9E,11S,12R,13S,14R,15R,16R,17S,18S,19E,21Z)-2,15,17,27,29-pentahydroxy-11-methoxy-3,7,12,14,16,18,22-heptamethyl-26-{(E)-[(4-methylpiperazin-1-yl)imino]methyl}-6,23-dioxo-8,30-dioxa-24-azatetracyclo[23.3.1.14,7.05,28]triaconta-1(28),2,4,9,19,21,25(29),26-octaen-13-yl acetate
Data klinis
Nama dagang Rifadin, lainnya
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a682403
Data lisensi US FDA:link
Kat. kehamilan C(AU) C(US)
Status hukum Harus dengan resep dokter (S4) (AU) -only (CA) POM (UK) -only (US)
Rute oral, Infus
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas 90 sampai 95% (melalui mulut)
Ikatan protein 80%
Metabolisme Liver dan dinding usus
Waktu paruh 3–4 jam
Ekskresi urin (~30%), tinja (60–65%)
Pengenal
Nomor CAS 13292-46-1 YaY
Kode ATC J04AB02 QJ54AB02
PubChem CID 5381226
Ligan IUPHAR 2765
DrugBank DB01045
ChemSpider 10468813 YaY
UNII VJT6J7R4TR YaY
KEGG D00211 YaY
ChEBI CHEBI:28077 YaY
ChEMBL CHEMBL374478 N
NIAID ChemDB AIDSNO:007228
Data kimia
Rumus C43H58N4O12 
Massa mol. 822.94 g/mol
SMILES eMolecules & PubChem
  • InChI=1S/C43H58N4O12/c1-21-12-11-13-22(2)42(55)45-33-28(20-44-47-17-15-46(9)16-18-47)37(52)30-31(38(33)53)36(51)26(6)40-32(30)41(54)43(8,59-40)57-19-14-29(56-10)23(3)39(58-27(7)48)25(5)35(50)24(4)34(21)49/h11-14,19-21,23-25,29,34-35,39,49-53H,15-18H2,1-10H3,(H,45,55)/b12-11+,19-14+,22-13-,44-20+/t21-,23+,24+,25+,29-,34-,35+,39+,43-/m0/s1 YaY
    Key:JQXXHWHPUNPDRT-WLSIYKJHSA-N YaY

Data fisik
Titik lebur 183–188 °C (361–370 °F)
Titik didih 937 °C (1719 °F) [1]

Rifampisin, yang dikenal juga sebagai rifampin, adalah suatu antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis Bakteri patogen, termasuk di antaranya tuberkulosis, Mycobacterium avium complex, lepra, dan legionelosis.[2] Rifampisin hampir selalu digunakan bersamaan dengan antibiotik lain, kecuali ketika diberikan dalam pencegahan Haemophilus influenzae dan meningokokus pada orang yang telah terpapar kedua bakteri tersebut.[2] Sebelum dilakukan pengobatan jangka panjang terhadap seseorang, dianjurkan dilakukan penentuan enzim liver dan cacah darah.[2] Rifampisin dapat diberikan melalui oral maupun intravena (infus).[2]

Efek samping yang umum antara lain mual, muntah, diare, dan kehilangan nafsu makan.[2] Seringkali air seni, keringat, dan air mata berwarna merah atau jingga.[2] Dapat terjadi masalah pada liver atau reaksi alergi.[2] Rifampisin adalah bagian dari pengobatan tuberkulosis aktif yang direkomendasikan selama kehamilan, meskipun keamanannya selama masa kehamilan belum diketahui.[2] Rifampisin termasuk dalam antibiotik golongan rifamisin.[2] Ia bekerja dengan cara menghentikan produksi RNA oleh bakteri.[2]

Rifampisin ditemukan pada tahun 1965, dipasarkan di Italia pada tahun 1968, dan disetujui di Amerika Serikat pada tahun 1971.[3][4][5] Rifampisin terdaftar dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat yang paling efektif dan aman yang diperlukan dalam sistem kesehatan.[6] Rifampisin tersedia sebagai obat generik.[2] Biaya grosir di negara berkembang adalah sekitar US $3,90 per bulan.[7] Di Amerika Serikat satu bulan perawatan adalah sekitar $120.[2][8] Rifampisin dibuat dari bakteri tanah Amycolatopsis rifamycinica.[5]

Penggunaan medis

[sunting | sunting sumber]
Serbuk rifampisin

Mikobakteria

[sunting | sunting sumber]

Rifampisin digunakan untuk pengobatan tuberkulosis dalam bentuk kombinasi dengan antibiotik lain, seperti pirazinamida, isoniazid, dan etambutol.[9] Untuk pengobatan tuberkulosis, rifampisin perlu diminum setiap hari selama sekurang-kurangnya 6 bulan.[10] Terapi kombinasi digunakan untuk mencegah berkembangnya resistensi obat dan mempersingkat lamanya pengobatan.[11] Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap rifampisin berkembang dengan cepat jika digunakan tanpa antibiotik lain, dengan perkiraan laju resistensi di laboratorium antara 10−7 hingga 10−10 per bakteri TBC per generasi.[12][13]

Rifampicin juga digunakan untuk mengobati infeksi mikobakteria non-TBC termasuk kusta (penyakit Hansen) dan Mycobacterium kansasii.[14]

Dalam terapi multi obat yang digunakan sebagai standar pengobatan penyakit Hansen, rifampisin selalu digunakan sebagai kombinasi dengan dapson dan clofazimine agar terhindar dari resistensi obat.

Rifampisin termasuk dalam kelompok senyawa kimia yang bernama gugus ansa.[15] Senyawa kimia golongan ini memiliki semacam sistem cincin aromatik yang bernama naphtokuinone.[15] Cincin tersebut terhubung dengan rantai karbon alifatik.[15]

Farmakologi

[sunting | sunting sumber]

Mekanisme kerja

[sunting | sunting sumber]

Rifampisin menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis protein, terutama pada tahap transkripsi.[15] Rifampisin menghalangi pelekatan enzim RNA polimerase dengan berikatan dengan sisi aktif enzim tersebut.[15] Rifampisin tidak melekat pada enzim RNA polimerase milik mamalia, oleh karena itu, antibiotik ini relatif tidak toksik terhadap mamalia.[15]

Resistensi

[sunting | sunting sumber]

Resistensi terhadap rifampisin dapat terjadi ketika mutasi spontan pada bakteri membuat enzim RNA polimerase bakteri tersebut kehilangan afinitas terhadap antibiotik tersebut.[15] Selain itu, resistensi terhadap rifampisin dapat dipengaruhi oleh keberadaan enzim yang me-nonaktifkan rifampisin dengan memindahkan molekul ADP-ribosil ke salah satu gugus hidroksil pada rantai karbon alifatik dalam antibiotik rifampisin.[15] Resistensi melalui enzim dapat tersebar melalui penyebaran horizontal lewat plasmid.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Rifampicin (CAS 13292-46-1)". Santa Cruz Biotechnology Product Block. Santa Cruz Biotechnology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2014. Diakses tanggal 14 November 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l "Rifampin". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-07. Diakses tanggal Aug 1, 2015. 
  3. ^ Sensi P (1983). "History of the development of rifampin". Reviews of Infectious Diseases. 5 Suppl 3: S402–6. doi:10.1093/clinids/5.supplement_3.s402. JSTOR 4453138. PMID 6635432. 
  4. ^ Oxford Handbook of Infectious Diseases and Microbiology. OUP Oxford. 2009. hlm. 56. ISBN 978-0-19-103962-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-24. 
  5. ^ a b McHugh, Timothy D. (2011). Tuberculosis: diagnosis and treatment. Wallingford, Oxfordshire: CAB International. hlm. 219. ISBN 978-1-84593-807-9. 
  6. ^ "WHO Model List of Essential Medicines (19th List)" (PDF). World Health Organization. April 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 8 December 2016. 
  7. ^ "Rifampicin". International Drug Price Indicator Guide. Diakses tanggal 24 August 2015. 
  8. ^ Hamilton, Richard J. (2014). Tarascon pocket pharmacopoeia: 2014 deluxe lab-pocket edition (edisi ke-15). Sudbury: Jones & Bartlett Learning. hlm. 39. ISBN 978-1-284-05399-9. 
  9. ^ Organization, World Health (2010). Treatment of tuberculosis: guidelines. ISBN 978-92-4-154783-3. 
  10. ^ Long, James W. (1991). Essential Guide to Prescription Drugs 1992. New York: HarperCollins Publishers. hlm. 925–929. ISBN 978-0-06-273090-9. 
  11. ^ Erlich H, Doolittle WF, Neuhoff V (1973). Molecular Biology of Rifamycin. New York, NY: MSS Information Corporation. hlm. 44–45, 66–75, 124–130. 
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama pmid25118103
  13. ^ David HL (November 1970). "Probability distribution of drug-resistant mutants in unselected populations of Mycobacterium tuberculosis". Applied Microbiology. 20 (5): 810–4. PMC 377053alt=Dapat diakses gratis. PMID 4991927. 
  14. ^ Chambers, Henry F; Gilbert, David N; Eliopoulos, Georges M; Saag, Michael S (2015). The Sanford Guide to Antimicrobial Therapy 2015. ISBN 978-1-930808-84-3. 
  15. ^ a b c d e f g h i (Inggris)Skold O. 2011. Antibiotics and Antibiotic Resistance. John Wiley & Sons. ISBN 978-1-118-07558-6.