Tari Endeng-endeng
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Tari Endeng-endeng adalah salah satu bentuk kesenian tari di Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Tari Endeng-endeng merupakan perpaduan antara Seni Burdah dari etnis Melayu dengan Tor-tor Onang-onang dari Tapanuli Selatan. Tari Endeng-endeng berfungsi sebagai tari hiburan, dan sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan dalam pergaulan. Makna tari Endeng-endeng dalam penelitian ini dikaji melalui syair lagu yang dinyanyikan sebagai iringan dalam tari Endeng-endeng. Waktu menyajikan tari Endeng-endeng terbagi dua, yaitu pada waktu malam hari setelah acara kenduri (syukuran), dan siang hari dilakukan setelah acara Mengupah-upah, hingga selesai. Pelaksanaan tari ini berakhir ketika seluruh rangkaian sistem kekerabatan selesai menari. Cara menyajikan tari Endeng-endeng pada malam hari dan siang hari adalah sama, sesuai urutan dalam sistem kekerabatan. Perbedaan terletak pada urutan acara, yaitu jika malam hari dilakukan sebelum kenduri setelah acara tepung tawar, sedangkan pada siang hari dilakukan setelah acara mengupah-upah. Gerak yang dilakukan oleh seluruh pihak dalam sistem kekerabatan adalah sama, yaitu gerak telapak tangan membuka dan menutup serta menggenggam. Instrumen musik yang digunakan sebagai iringan adalah perpaduan dari alat musik etnis Melayu yaitu gendang Pak Pung dan rebana dengan kibor, drum dan gitar.[1]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Bila merujuk pada masyarakat Labuhan Batu Utara, kata Endeng- endeng tidak memiliki makan dan hanya sebuah kiasan yang tidak digunakan dalam bahasa sehari-hari. Namun, bila merujuk dari penggunaan oleh mayarakat Tapanuli Selatan, nama ini diserap dari kata "Ende", yang memiliki arti sebagai lagu.[1] Selain itu, menurut Ginting, Endeng-endeng merupakan judul sebuah lagu yang berisi syair sindiran. Akan tetapi, karena lagu ini sangat digemari masyarakat, maka dibuatlah tarian untuk menemani lagu ini.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Tarian ini muncul pada tahun 1980-an dan merupakan perpaduan antara kesenian Burdah dari suku Melayu pesisir yang tinggal di Labuhan Batu Utara dengan Onang-onang yang berasal dari Suku Mandailing.[1]
Ciri khusus
[sunting | sunting sumber]Gerakan
[sunting | sunting sumber]Gerakan tarian ini dapat dilakukan gerakan telapak tangan yang membuka dan menutup serta menggenggam.[3] Bentuk gerakan ini diperkirakan merupakan unsur yang diambil dari gerakan pada tarian Onang-onang.[1]
Iringan alat musik
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya, iringan tarian ini diiringi oleh hanya alat musik Pakpung dan rebana.[1] Namun, karena inovasi musik modern, tarian ini kini juga diringi dengan papan tombol, drum serta gitar.[3]
Pakaian
[sunting | sunting sumber]Tarian ini memiliki ciri khas yang cukup unik dari bentuk penutup kepala yang mereka gunakan dalam tarian.[4]
Durasi
[sunting | sunting sumber]Tarian ini biasanya dilakukan dengan durasi empat jam.[3]
Jumlah penari
[sunting | sunting sumber]Tarian ini membutuhkan 10 orang dalam pelaksanaanya yang terdiri dari dua penyanyi, satu pemain papan tombol, satu orang pemain tamborin, 1 orang pemain ketipung serta lima orang sisanya memainkan beragam kendhang.[5]
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Rambe, Efriani Sahriana (2012). "Tari Endeng-endeng Pada Masyarakat Labuhan Batu Bara Utara". Gesture : Jurnal Seni Tari. 1 (1): 1–10.
- ^ Ginting, Bijak (2020). "REPRESENTASI SPIRITUALITAS DALAM TARI ENDENG – ENDENG MENURUT TEORI DEKONSTRUKSI JAQUES DERRIDA". JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA (dalam bahasa Inggris). 1 (10): 144–159. ISSN 2686-5661.
- ^ a b c Rahmawati, Fatimah (11 Mei 2020). Rahmawati, Fatimah, ed. "Mengenal Tari Endeng-Endeng, Ungkapan Kegembiraan Masyarakat Tapanuli Selatan". Merdeka.com. Diakses tanggal 25 September 2022.
- ^ Ruswanti (16 April 2022). "11 Tari Tradisional Khas Sumatera Utara - Harian Haluan". 11 Tari Tradisional Khas Sumatera Utara - Harian Haluan. Diakses tanggal 25 September 2022.
- ^ "Mengenal 10 Tarian Daerah Suku Batak dan Asal Usulnya". www.orami.co.id. 8 April 2022. Diakses tanggal 25 September 2022.