Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 9

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 9 (TPB 9) merupakan salah satu dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dibangun dengan tiga aspek utama yaitu industri, inovasi, dan infrastruktur. Ketiga aspek utama tersebut saling berhubungan kuat dan memiliki kesamaan tujuan dalam mewujudkan pembangunan perekonomian yang inklusif secara sosial dan lingkungan.[1] Industri mendorong pertumbuhan ekonomi dengan penciptaan tenaga kerja sehingga mampu mengurangi ketimpangan pendapatan; inovasi memperluas kapasitas teknologi dari sektor industri yang akan mengarah pada pengembangan keterampilan baru; serta infrastruktur menyediakan fasilitas fisik dasar bagi masyarakat. [2]

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 9 memiliki delapan target dengan dua belas indikator. Delapan target tersebut meliputi lima outcome target, yaitu kondisi yang ingin dicapai dan tiga means of implementation target, yang merupakan perpaduan antara sumber daya keuangan, pengembangan dan transfer teknologi, pengembangan kapasitas, globalisasi dan perdagangan yang inklusif dan adil, integrasi regional, serta penciptaan lingkungan pendukung nasional yang diperlukan untuk menerapkan kebijakan baru dalam agenda pencapaian pembangunan berkelanjutan.[3]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial sangat bergantung pada investasi di bidang infrastruktur, pembangunan industri berkelanjutan dan kemajuan teknologi. Untuk menghadapi kondisi ekonomi global, pertumbuhan berkelanjutan harus mencakup proses industrialisasi yang memberikan peluang bagi masyarakat luas dan didukung oleh inovasi dan infrastruktur yang tangguh.[4]

Investasi dalam infrastruktur dan inovasi merupakan salah satu hal yang yang mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Adanya kemajuan teknologi juga merupakan salah satu kunci untuk menemukan solusi jangka panjang dari tantangan ekonomi dan lingkungan, seperti penyediaan lapangan pekerjaan baru dan promosi atas efisiensi energi. Promosi industri berkelanjutan dan berinvestasi dalam penelitian ilmiah serta inovasi juga merupakan cara yang penting untuk memfasilitasi proses pembangunan berkelanjutan.[5]

Target dan indikator[sunting | sunting sumber]

Target 9.1 Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan, dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua.[sunting | sunting sumber]

Target 9.1 memiliki dua indikator yaitu populasi penduduk desa yang tinggal dalam jarak 2 km terhadap jalan yang layak serta jumlah penumpang dan volume pengangkutan, menurut jenis transportasi.

Target 9.2 Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB), sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.[sunting | sunting sumber]

Indikator target 9.2 terdiri dari atas proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap PDB dan perkapita dan laju pertumbuhan PDB industri manufaktur.

Target 9.3 Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan pasar.[sunting | sunting sumber]

Target ini memiliki dua indikator yaitu proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai tambah industri dan proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit.

Target 9.4 Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-masing.[sunting | sunting sumber]

Terdapat satu indikator dalam pencapaian target ini, yaitu rasio emisi CO2 atau emisi gas rumah kaca dengan nilai tambah sektor industri.

Target 9.5 Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi sektor industri di semua negara, terutama negara-negara berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian dan pengembangan per 1 juta orang dan meningkatkan pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan pengembangan.[sunting | sunting sumber]

Indikator untuk target ini adalah proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB dan jumlah peneliti ekuivalen penuh waktu per satu juta penduduk.

Target 9.A Memfasilitasi pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh di negara berkembang, melalui peningkatan keuangan, teknologi dan dukungan teknis bagi negara-negara Afrika, negara-negara kurang berkembang, negara-negara berkembang terkurung daratan dan negara-negara pulau kecil.[sunting | sunting sumber]

Target 9.A memiliki indikator total dukungan resmi internasional (bantuan resmi pembangunan ditambah aliran bantuan resmi biaya) untuk infrastruktur.

Target 9.B Mendukung pengembangan teknologi domestik, riset dan inovasi di negara-negara berkembang, termasuk dengan memastikan lingkungan kebijakan yang kondusif, antara lain untuk diversifikasi industri dan peningkatan nilai tambah komoditas.[sunting | sunting sumber]

Target 9.B memiliki indikator proporsi nilai tambah teknologi menengah dan tinggi terhadap total nilai tambah

Target 9.C Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020.[sunting | sunting sumber]

Target 9.C memiliki indikator proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "2017 HLFP Thematic Review of SDG-9: Build resilient infrastructure, promote inclusive and sustainable industrialization and foster innovation" (PDF). Sustainable Development Goals Knowledge Platform. Diakses tanggal 15 Mei 2024. 
  2. ^ a b Badan Pusat Statistik (2016). Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia (PDF). Jakarta. hlm. 141. ISBN 978-602-438-071-7. 
  3. ^ "TST Issues Brief: Means of Implementation; Global Partnership for achieving sustainable development" (PDF). Sustainable Development Goals Knowledge Platform. Diakses tanggal 17 Mei 2024.  line feed character di |title= pada posisi 76 (bantuan)
  4. ^ Martin. "Infrastructure and Industrialization". United Nations Sustainable Development (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-18. 
  5. ^ "Sustainable Development Goals". UNDP (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-18.