‘Aun Al-Qaddumi
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2023. |
Syekh Aun Al-Qaddumi | |
---|---|
Nama asal | عون القدومي |
Lahir | عون 2 Juli 1982 Amman, Yordania |
Kebangsaan | Yordania |
Kewarganegaraan | Yordania |
Pekerjaan | ulama, pengajar |
Organisasi | Lembaga Studi Syariah Ma'arij |
Dikenal atas | Pendiri Lembaga Studi Syariah Ma’arij |
Gelar | Syekh |
Orang tua | Mu’in Al-Qaddumi (ayah) |
‘Aun Al-Qaddumi (lahir 2 Juli 1982) adalah salah seorang tokoh dai Ahlus Sunnah wal Jamaah di Yordania dan pimpinan Lembaga Studi Syariah al-Ma’arij. Ia banyak tampil di berbagai media dan masjid di kota Amman. Silsilah keluarganya berasal dari keturunan ahlul bait (keluarga Nabi Muhammad SAW). Ia dilahirkan di Kota Amman, pada hari Jumat 11 Ramadan 1402 H bertepatan dengan 2 Juli 1982.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Belajar ilmu syariah pada sejumlah ulama Ahlussunnah wal Jama'ah melalui metode ilmu-ilmu bersanad yang bersambung hingga Rasulullah SAW baik yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keislaman, akhlak maupun metode dakwah. Para gurunya tersebar di berbagai negara, seperti Yordania, Suriah, Libanon, Mesir, Irak, Yaman, Libia, Hijaz, Uni Emirat, Turki, Palestina, Sudan dan Maroko. Pendidikan formalnya diselesaikan pada Universitas Yordania, lalu dilanjutkan program S2 di Universitas Islam Lebanon.[1]
Usaha dalam berdakwah dan menuntut ilmu
[sunting | sunting sumber]Dalam pengembaraannya mencari ilmu, Syaikh ‘Aun pergi ke sejumlah negara. Dia juga berpartisipasi dalam dakwah melalui media televisi, radio maupun website. Di tengah kesibukan dakwahnya, dia menyempatkan diri untuk menulis sejumlah buku dan ikut serta dalam pemberian ceramah-ceramah ilmiah dalam skala besar baik di masjid, universitas maupun organisasi kepemudaan. Syaikh ‘Aun memiliki perhatian besar dalam keilmuan yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW atau yang biasa disebut dengan ilmu-ilmu kenabian. Ilmu ini mencakup ilmu asy-Syamail, ad-Dalail, al-Fadhail, al-Khashaish dan as-Sirah. Dia juga mengembangkan sebuah metode baru dalam pengajaran dan penulisan ilmu fikih dakwah. Metode tersebut diawali dengan pengajaran sebuah matan (tulisan singkat) yang berisi 41 hadits dakwah yang disusun dalam bukunya al-Arba’un ad-Da’awiyah. Lalu dilanjutkan dengan pengembangan potensi dan keterampilan dakwah melalui sejumlah program pelatihan dakwah. Syaikh ‘Aun juga berpartisipasi dalam kegiatan dakwah institusional. Dia mendirikan sebuah stasiun radio yang diberi nama radio al-Hayah FM di Yordania. Dia juga mendirikan Lembaga Studi Syariah al-Ma’arij dan menjadi pimpinannya hingga saat ini.
Para Guru
[sunting | sunting sumber]Syaikh ‘Aun belajar ilmu syariah dan mendapatkan sejumlah ijazah dari para syaikh di berbagai belahan dunia. Berikut ini daftar beberapa nama guru dan syaikh dia sesuai dengan negara asal mereka.
- Yordania: asy-Syaikh Nuh al-Qudhah (mantan Grand Mufti Yordania), Sa’id Faudah, Yusuf al-‘Atum, Umar Shab Laban, Mahmud Murawwih al-Faqih, Syahadah ath-Thubairi, Yunus Hamdan, Ali Abu al-‘Ays, Khalid al-‘Ubaisi, Amin al-Kailani, Ahmad Hasan ar-Rudaidah, Ibrahim al-Faluji, ‘Imad az-Zibn, Bilal an-Najjar, Husamuddin al-Hinthi, Usamah Namr Abdul Qadir.
- Hijaz: Nabil al-Ghamri, Malik al-Arabi as-Sanusi, Khalid Marghub, Abdur Rahim al-‘Ilmi, Thariq Sardar.
- Yaman: Habib Umar bin Hafizh, Habib Salim asy-Syatiri, Habib Abu Bakar al-Masyhur, Habib Zen bin Smith, Habib Umar bin Muhammad Assegaf, Habib Muhammad Ali al-Junaid, Habib Ali al-Masyhur bin Salim bin Hafizh, Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Shihab, Habib Ja’far bin Ahmad bin Musa al-Habsyi, Habib Ali bin Muhammad bin Hadi Assegaf, Habib Kadzim bin Ja’far Assegaf, Habib Ali Al-Jufri, Habib Muhammad bin Abdurrahma Assegaf.
- Palestina: Musthafa as-Sa’afin.
- Turki: Syaikh Mahmud Afandi, Muhammad Amin Siraj, Musthafa Jawwad Aksyith.
- Maroko: Thaha Abdurrahman.
- Mesir: Muhammad Abdul Baits al-Kattani, Idris al-Idrisi.
- India: Zubair bin In’am al-Hasan, Sa’ad bin Muhammad Harun bin Muhammad Yusuf bin Muhammad Ilyas, Ahmad Al-Lad.
- Uni Emirat Arab: Muhammad Ali bin Abdurrahman al-Khalidi.
- Afghanistan: Syaikh Syah Jihan al-Afghani.
- Mauritania: Muhammad al-Yadali, Abdullah bin Bayyah.
- Irak: Syaikh Abdul Qadir al-‘Ani, Abdul Malik as-Sa’di, Khalil Fayyadh, Khalil al-Janabi, Adibah binti ‘Ala` Sirajuddin an-Naqsyabandi.
- Libia: Adil al-Libi, Nu’man as-Sanusi, Jalal al-Juhani, al-Malikah Fathimah as-Sanusi.
- Libanon: Usamah ar-Rifa’i, Muhammad Ali al-Barudi.
- Suriah: Muhammad Muthi’ al-Hafizh (dikenal dengan Dabs wa Zayt), Ahmad bin Abdullah Sirajuddin, Muhammad Fuad, Jamil al-Baithar.
- Aljazair: Abdul Latif al-Balqaid.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Shafii Institute: The Shafi’i Fiqh Team Diarsipkan February 1, 2014, di Wayback Machine.