Lompat ke isi

2 Tawarikh 36

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari 2 Tawarikh 36:8)
2 Tawarikh 36
Kitab Tawarikh (Kitab 1 & 2 Tawarikh) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 2 Tawarikh
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
14
Ezra 1

2 Tawarikh 36 (atau II Tawarikh 36, disingkat 2Taw 36) adalah pasal ketiga puluh enam (sekaligus pasal terakhir) Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1] Pasal ini berisi riwayat raja-raja terakhir Kerajaan Yehuda: Yoahas (ke-17), Yoyakim (ke-18), Yoyakhin (ke-19), Zedekia (ke-20/terakhir), sampai pada zaman raja Koresh Agung yang mengizinkan orang-orang buangan kembali ke Israel.[2]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 609 SM sampai 539 SM.

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Yoahas berumur dua puluh tiga tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. (TB)[3]
Raja Mesir memecatnya dari pemerintahannya di Yerusalem dan mendenda negeri itu seratus talenta perak dan satu talenta emas. (TB)[7]
Kemudian raja Mesir itu mengangkat Elyakim, saudara Yoahas, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem, dan menukar namanya dengan Yoyakim. Tetapi Yoahas, saudaranya itu, ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir. (TB)[8]
Yoyakim berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya. (TB)[9]
Nebukadnezar, raja Babel, maju melawan dia, membelenggunya dengan rantai tembaga untuk membawanya ke Babel. (TB)[11]
Selebihnya dari riwayat Yoyakim, segala kekejian yang dilakukannya dan kesalahan yang ada padanya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yehuda. Maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (TB)[12]
Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. (TB)[13]
  • Referensi silang: 2 Raja-raja 24:8
  • "Tiga bulan lamanya": menurut kronologi Thiele,[4] Yoyakhin bin Yoyakim menjadi "raja bersama" dengan ayahnya pada bulan September 608 SM pada usia 8 tahun, dan menjadi raja sendirian pada usia 18 tahun dari tanggal 21 Markhesywan sampai 10 Nisan (= 9 Desember 598 SM sampai 22 April 597 SM).[14] Tanggal pasti masa Yoyakhin menjadi raja dapat diberikan cukup akurat karena bukti di luar Alkitab menyatakan bahwa Nebukadnezar, raja Babel, merebut Yerusalem pada tanggal 15/16 Maret 597 SM.[15] Yoyakhin dideportasi ke Babel pada tanggal 22 April 597 SM.[16] dan tanggal ini menandai akhir pemerintahan Yoyakhin selama 3 bulan 10 hari. Dari sini dapat dihitung bahwa Yoyakhin mulai memerintah pada awal Desember, setelah kematian Yoyakim pada atau sekitar tanggal 9 Desember 598 SM, yang menegaskan nubuat pada Yeremia 36:30 bahwa mayatnya akan terkena dinginnya malam.[15]
Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. (TB)[17]
Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. (TB)[20]

Para utusan Allah yang menyingkapkan dan mencela umat-Nya ketika mereka menyesuaikan diri dengan dunia (2 Tawarikh 36:14 sebelumnya) terdorong oleh belas kasihan Allah. Mereka menyampaikan berita mereka dengan harapan sangat bahwa tidak ada yang akan binasa. Belas kasihan dangkal para pembawa berita yang membiarkan umat Allah terus berkompromi dengan masyarakat di sekitarnya tidak berasal dari Allah (lihat 2 Timotius 4:3–4).[21]

Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: (TB)[22]

Sama dengan: Ezra 1:1
Tuhan Allah mengarahkan aliran penebusan sepanjang sejarah menuju sasarannya. Ketika melakukan hal itu, kadang-kadang Ia memutuskan untuk merendahkan penguasa yang berkuasa (misalnya Nebukadnezar, Daniel 4:1–37), menjatuhkan hukuman atas para penguasa (misalnya Firaun dalam Kitab Keluaran, Keluaran 14:1–31; Belsyazar di Babel, Daniel 5:1–31), atau mengangkat seorang pemimpin internasional (misalnya Raja Koresh dari Persia, Ezra 1:2) supaya menggenapi firman-Nya dan mengerjakan maksud-maksud-Nya. Dengan menggerakkan hati Koresy untuk berbuat baik kepada umat yang terkalahkan dan terbuang itu, Allah memungkinkan janji-Nya melalui Yeremia digenapi pada waktunya. Amsal mengatakan bahwa hati seorang raja bagai batang air di tangan Tuhan untuk diarahkan ke mana saja dikehendaki oleh-Nya untuk memastikan kelancaran aliran penebusan dan akhir sejarah (Amsal 21:1).[21]

Yeremia sudah menubuatkan bahwa orang-orang Yahudi akan ditahan di Babel selama 70 tahun sebelum kembali ke Yehuda (Yeremia 25:11–12; 29:10). Masa pembuangan 70 tahun dapat dihitung dari pembuangan tahap pertama tahun 605 SM, tahun ketiga pemerintahan Yoyakim (2 Raja–raja 24:1; Daniel 1:1) hingga 535 SM tahun pertama pemerintahan Koresh (tepat 70 tahun kemudian) ketika umat itu mulai kembali ke negeri mereka (lihat Ezra 2:1).[21]

Sekitar 160 tahun sebelum Koresh muncul, Yesaya sudah bernubuat tentang seorang raja bernama Koresh yang akan mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka untuk membangun kembali Yerusalem dan bait suci (Yesaya 44:26–28; 45:1,13; juga lihat Yesaya 41:2; 45:4–5).[21]

Daniel tinggal di istana Babel sampai tahun pertama pemerintahan Koresh,[23] sehingga ia dapat menyaksikan orang-orang Yahudi mulai pulang ke tanah Yehuda. Daniel masih hidup paling tidak sampai tahun ketiga pemerintahan Koresh.[24]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ 2 Tawarikh 36:2 - Sabda.org
  4. ^ a b c d Thiele, Edwin R., The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
  5. ^ Thiele 1951, hlm. 182.
  6. ^ McFall 1991, no. 61.
  7. ^ 2 Tawarikh 36:3 - Sabda.org
  8. ^ 2 Tawarikh 36:4 - Sabda.org
  9. ^ 2 Tawarikh 36:5 - Sabda.org
  10. ^ McFall 1991, no. 62.
  11. ^ 2 Tawarikh 36:6 - Sabda.org
  12. ^ 2 Tawarikh 36:8 - Sabda.org
  13. ^ 2 Tawarikh 36:9 - Sabda.org
  14. ^ McFall 1991, no. 63, 64.
  15. ^ a b McFall 1991, no. 63.
  16. ^ Thiele 1951, hlm. 187.
  17. ^ 2 Tawarikh 36:11 - Sabda.org
  18. ^ McFall 1991, no. 65.
  19. ^ Thiele 1951, hlm. 189.
  20. ^ 2 Tawarikh 36:15 - Sabda.org
  21. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  22. ^ 2 Tawarikh 36:22 - Sabda.org
  23. ^ Daniel 1:21
  24. ^ Daniel 10:1

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]