A Story of Heroes
A Story of Heroes adalah manhwa terkenal karya Choi Mir, genre dari manhwa ini adalah silat klasik namun dibumbui dengan humor dan kekonyolan. Pertama kali dipublikasikan di Korea oleh Daiwon C.I. Inc., pada tahun 2003. Di Indonesia telah diterbitkan oleh Elex Media Komputindo sejak 2008 hingga berakhir di seri ke-37 pada medio Agustus 2011.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Mindset manhwa ini bertumpu pada seorang remaja konyol pencuri ulung bernama Yushin yang memiliki segel aneh di punggungnya. Pemuda dengan kemampuan silat angin-anginan karena tenaga dalamnya kadang muncul kadang tidak ini tidak menyangka bahwa dia adalah putra dari pemimpin persilatan paling bengis saat itu, Dumyo, ketua partai Kwimun sekaligus orang yang paling menginginkan kematiannya. Atas bantuan pertapa Techun yang mengajari Yushin cara mengendalikan tenaga liarnya, Yushin berusaha untuk mencegah ambisi ayahnya yang ingin mengendalikan seluruh dunia persilatan dengan cara melenyapkan seluruh tokoh-tokohnya.
Volume 01
[sunting | sunting sumber]Cerita dibuka dengan kemunculan pendekar pedang yang sedang dikepung oleh pasukan elit partai Mahyol yang ingin membalas kematian ketuanya Song Rinsu, tetapi sia-sia karena pendekar itu menghabisi mereka hanya dalam satu serangan maut. Partai Mudang bersiap dengan kemunculan perampok Domyong yang suka mencuri pusaka perguruan, tetapi tetap saja berhasil ditembus oleh 2 orang guru-murid yang menjadi perampok terkenal itu yang mengincar pedang pusaka mereka. Ternyata kedatangan mereka sudah ditunggu puluhan penjebak di dalam, dengan susah payah mereka berdua berusaha lolos dari kepungan. Saat melarikan diri itulah, Yushin melihat sesosok gadis cantik yang tak akan pernah keluar lagi dari hatinya. Pendekar pedang misterus itu membangunkan ketua partai Mosan Jang Daewon dan menantangnya setelah sebelumnya menghabisi seluruh anggota partai itu. Yushin dan gurunya menyandera penadah yang dianggapnya telah menjual info mereka sehingga aksi mereka gagal, tetapi penadah itu memberitahu bahwa telah muncul pendekar pedang dari Koryo yang memakai jurus dari kitab Amun untuk menghabisi banyak perguruan. Seperti mendengar kabar baik, keduanya langsung cabut dengan berbunga-bunga. Pertempuran antara ketua Mosan dengan pendekar itu berlangsung seru. Dan berakhir dengan kemenangan pendekar yang ternyata bernama Li Bek. Sisa anggota Mosan yang tidak terima juga turut menjadi korban. Soryong, putri ketua Mudang, pergi dengan kakak ke-2 untuk mengantar surat ke aliran Gonryun, tetapi karena keluguannya dia ditipu oleh kelompok Maseok yang suka menjual gadis-gadis. Yushin dan gurunya yang kebetulan lewat dan mau menolong justru kecele karena para penculik dibuat jungkir balik oleh Soryong, tetapi kemampuan meringankan tubuh Yushin akhirnya berguna juga saat teman dari kawanan itu datang dan mengepung. Tapi guru-murid itu terpaksa kabur lagi saat anggota Gonryun yang mengawal Soryong datang dan mengenali mereka sebagai perampok Domyong. Li Bek ternyata diincar oleh aliran Sami karena telah menghancurkan partai Mahyol sekutunya. Pertempuran di sebuah rumah makan tak terhindarkan meski terhenti akibat kedatangan tentara kerajaan. Memanfaatkan situasi, Yushin berhasil mencopet perbekalan Li Bek tetapi kecewa karena tidak menemukan Kitab Amun di dalamnya. Li Bek berhasil membunuh incaran ketiganya, gubernur Luo Yang Geum Dopyong. Tapi aliran Sami membangkitkannya meski dihabisi kembali oleh Li Bek dalam satu serangan mematikan.
Volume 02
[sunting | sunting sumber]Akibat terbunuhnya gubernur, kepala Li Bek dihargai sangat mahal. Banyak pendekar yang ingin mendapatkan hadiah itu, termasuk di antaranya si Rambut Tajam Pimu. Li Bek ternyata sedang melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dumyo ketua partai Kwimun, tetapi karena tidak sesuai urutan, dia bertengkar dengan manusia layang-layang utusan Dumyo. Tak lama muncul pasukan elit partai Huasan pimpinan Jung Jaeso yang diperintahkan untuk melenyapkannya. Tapi lagi-lagi dengan mudah dia mengatasinya. Yushin yang mengintip malah jatuh dan tertangkap Li Bek, tetapi dia justru disuruh menjaga baik-baik kalung yang dicopetnya kemarin. Tahu situasi, Domyong menawarkan barter antara daftar buruan milik Li Bek dengan Kitab Amun, tetapi Li Bek ternyata tidak mengerti apa itu Kitab Amun. Ibu kota Luo Yang dipenuhi pendekar dari berbagai aliran yang akan mengikuti kontes beladiri yang tertunda akibat terbunuhnya gubernur. Hadir di situ Rhim Huasu ketua Huasan, Muchon ketua Shaolin, Sung Dongsu ketua Jangbaek, serta Agami dari Gebang (Kaypang). Datangnya pasukan Huasan yang dikalahkan Li Bek dan mengabarkan tentang muncul kembalinya Kitab Amun dan Dumyo membuat gempar. Li Bek yang diikuti Domyong dan Yushin tanpa sengaja bertemu Pimu di kedai. Tapi malah terganggu kedatangan perampok Hwayoma pimpinan Hukma yang sedang memalak kepala desa. Tapi mereka dibuat kocar-kacir oleh Pimu dan Yushin. Anggota yang lolos melapor ke pimpinan mereka. Pimu menantang Li Bek bertarung tetapi tak ditanggapi. Tapi ejekan Pimu akhirnya membuat Li Bek panas dan meladeninya. Kedatangan ketua Hwayoma menengahi pertarungan itu. Pimu yang jengkel bertarung dengan ketua itu tetapi roboh akibat asap racun, untuk selamat berkat timpukan batu Yushin, di saat kritis ketua itu justru ditebas oleh Li Bek. Kelompok pengantar barang Sowon Daegam sedang menuju Yangju mengawal barang milik wanita bercadar, tetapi dihadang oleh perampok yang mengincar barang itu.
Volume 03
[sunting | sunting sumber]Perampok itu ternyata kelompok Samma utusan Dumyo, mereka berhasil mendapatkan emas itu dan menyerahkannya ke pusat partai Kwimun, sedangkan kepala pengawal dan 2 penumpang misterius mereka bebaskan. Emas itu ternyata palsu. Li Bek, Pimu, dan Yushin berhasil menumpas kelompok Hwayoma, Yushin bermaksud mengembalikan kalung curiannya tetapi ditanggapi dingin oleh Li Bek. Flashback, Li Bek dan atasannya jenderal Li Seyong sedang diburu oleh pasukan Koryo pimpinan jenderal Jangkek. Dalam kepungan, jenderal tangguh itu meninggal setelah memberitahu bahwa dia bangga dengan kegagahan Li Bek yang ternyata putranya sendiri. Li Bek mengamuk dan berusaha tidak membiarkan pengepungnya mengambil jasad ayahnya. Dumyo yang melihat dari jauh terkesan dengan itu dan menolongnya dengan cara membunuh jenderal Jangkek dengan sekali pukul. Syarat dari pertolongan itu adalah kesetiaan Li Bek harus dialihkan kepadanya. Pimu berpisah dengan mereka dan menuju arah lain. Sedangkan Li Bek secara kebetulan ke arah barat yang sama dengan Yushin dan Domyong. Tapi di atas sebuah jembatan mereka dihadang oleh aliran Sami yang dipimpin langsung oleh ketuanya yang ternyata perempuan dan menggempur mereka. Dengan mengandalkan asap racun dan bubuk mesiu Li Bek berhasil ditekan, tetapi Domyong yang terjepit lantas mengeluarkan kemampuan yang selama ini ditutupinya dari Yushin dan berhasil mendesak ketua Sami.
Volume 04
[sunting | sunting sumber]Marah karena didesak, ketua Sami berusaha membunuh Yushin dan Domyong dengan serangan-serangan mematikan, Domyong terluka parah dan identitas Yushin sebagai keturunan terakhir Kwimun terbongkar sebab tato di punggungnya terlihat. Li Bek lalu memutus jembatan dan menjatuhkan ketua Sami yang ternyata hanya memakai tubuh pinjaman. Para pendekar besar dari berbagai aliran putih berkumpul untuk mengantisipasi rencana Li Bek selanjutnya. Di antara yang hadir ada Jang Sugeun ahli pedang dari Jangbaek, Seon Miok biksuni partai Ami, Do Sugo ahli strategi partai Jeomchang, Go Myungsu dari partai Gongdong, dan Jung Gisu pendekar partai Siseong. Tapi saat di kedai mereka malah bentrok dan dipermainkan oleh ketua Gebang. Yushin sendiri bersama Li Bek sedang berusah mencari rumput siseon dari Mudang untuk menyembuhkan gurunya. Mereka berdua masuk ke kedai yang sama saat Go Myungsu berhasil mengalahkan ketua Gebang. Suasana menjadi tegang karena semua mata tertuju pada mereka berdua. Dan keteganganpun meledak dengan keroyokan mereka terhadap Li Bek, tetapi berhasil diatasi dengan cepat. 8 utusan aliran putih yang melihat itu segera bertindak, Jang Sugeun yang menyerang duluan dikalahkan dengan mudah, akibatnya kesemuanya lalu maju mengeroyok Li Bek yang jadi kewalahan hingga terlempar keluar kedai. Melihat Li Bek terdesak, Yushin tidak terima dan berusaha membantu sebisanya.
Volume 35
[sunting | sunting sumber]Kemunculan Dewa Bulan secara tiba-tiba menghadang rombongan pendekar untuk merebut mutiara emas langit menyebabkan lenyapnya dunia Dewa dan menampakkan kembali dunia nyata. Ternyata orang yang memunculkan pintu masuk ke dunia Dewa adalah Dewa Bulan sendiri. Namun belum lama pertarungan berlangsung, Kwima muncul bersama Dewa Kematian dan juga bermaksud merebut mutiara emas langit dengan cara melenyapkan mereka. Sesaat sebelum pintu dimensi lain buatan Dewa Kematian menelan mereka, ketua partai Sojang ternyata berhasil menangkalnya. Barulah jelas kemudian bahwa identitas Dewa Kematian ternyata adalah Aso, kakak dari ketua partai Sojang, yang berhasil diikat mantra oleh Chunmyunsura, ketua aliran Sami, saat pertapa Techun dikalahkan oleh Dumyo. Sempat disadarkan dari mantra, tetapi Kwima berhasil membangkitkannya lagi sesaat sebelum dia terbunuh oleh kakek Tabib. Hal itu menyebabkan ketua partai Sojang tidak punya pilihan lain selain membunuhnya. Tidak disangka tak lama setelah itu, Lee Bong Won ketua partai Gebang (Kaypang), kelompok Saurin, serta partai Gongdong juga sampai di tempat itu. Di tempat lain, pemakaman Genghis Khan dilangsungkan dengan meriah. Dumyo yang sedang menyerahkan mutiara emas langit kepada Kubilai Khan dikejutkan oleh kedatangan Chunmyunsura. Meski sesaat sempat terjadi konflik, keduanya kemudian berikrar untuk bekerjasama membantu kepentingan Mongol atas permintaan Kubilai Khan. Tekanan Mongol yang bertubi-tubi menyebabkan kerajaan Song mulai kehilangan daerah-daerah pentingnya. Di ibu kota kerajaan sendiri keadaan sudah di luar kendali. Menyikapi hal itu, aliran putih yang dimotori aliran Sorim (Shaolin) berniat untuk melenyapkan pangeran Borte Chino, yang dianggap berkomplot dengan partai Kwimun. Suryon, yang berada dalam tawanan Borte Chino, mulai bimbang antara menunggu Li Bek atau menerima cinta orang yang menawannya. Aliran putih, benar-benar menyerbu ke kediaman Borte Chino seperti yang direncanakan, namun gerakan itu sempat terhambat oleh kelompok pembunuh bayaran elit yang menjadi pengawal khusus Borte Chino, Jungwon, sebelum akhirnya dipatahkan oleh Li Bek yang muncul secara tiba-tiba.
Volume 36
[sunting | sunting sumber]Li Bek muncul tiba-tiba bersama Yu Jun dan memutuskan untuk melawan sendiri kelompok Jungwon. Flashback, 15 tahun sebelumnya. Li Bek kecil baru saja ditinggal mati ibunya. Perlakuan keluarganya yang kejam membuatnya hampir memutuskan untuk membalas dendam kepada mereka, siapa sangka niatnya itu malah digagalkan oleh wanita yang kelak dicintainya, Nam Suryon, yang sebenarnya memiliki kisah hidup yang tidak kalah tragis dengan Li Bek, karena dia harus hidup dengan lelaki yang telah membunuh kedua orang tuanya. 10 tahun setelah kejadian itu, ayah angkat Suryon memberontak terhadap kerajaan, dan pasukan yang ditugaskan menumpasnya adalah ayah Li Bek. Di tengah dilema, Li Bek justru memilih untuk menyelamatkan Suryon yang ternyata pada saat yang sama justru sedang mencari dirinya. Tiada pilihan karena melihat ayahnya terkepung, Li Bek akhirnya memutuskan untuk mati-matian membela ayahnya. Sendirian menghadapi puluhan orang, Li Bek ternyata sanggup mengatasi mereka semua. Melihat hal itu, Borte Chino yang dari awal sudah geram melihat kedatangannya, menantangnya untuk duel atas nama lelaki yang mencintai wanita yang sama. Meski terluka parah, pada akhirnya Li Bek-lah yang keluar sebagai pemenangnya. Siapa sangka di saat genting itu Suryon justru muncul melindungi Borte Chino.
Volume 37 (Final)
[sunting | sunting sumber]Pertempuran berakhir anti-klimaks, Suryon meminta Li Bek mengampuni Borte Chino yang sudah tidak berdaya. Suryon bahkan menolak untuk ikut pergi bersama Li Bek dan memilih tetap tinggal dengan Borte Chino. Sebulan kemudian, pertemuan para pendekar aliran putih berlangsung seru, Jegal Meng yang tidak terima karena rencana mereka membunuh Borte Chino gagal, berusaha menumpahkan kekesalan pada Li Bek, namun berhasil dicegah oleh Soryong. Li Bek sendiri pada akhirnya berpamitan kepada Yushin dan memutuskan untuk berkelana menjauhi Koryo. Dumyo yang kesal karena Kubilai Khan menaikkan jabatan aliran Sami setelah mundurnya Borte Chino, memutuskan untuk menyerbu langsung markas aliran Sami. Sempat direpotkan oleh jurus sihir milik Chunmyunsura, Dumyo yang dibantu oleh Dewa Bulan akhirnya berhasil menumbangkan ketua aliran Sami tersebut. Seminggu kemudian, pasukan Kwimun yang berusaha kembali ke markas dihadang oleh bala tentara Mongol. Pada saat yang sama, markas Kwimun dikepung oleh gabungan aliran putih, pertempuran besar pun berlangsung sengit. Yushin akhirnya sekali lagi berhadapan dengan ayahnya sendiri. Di saat pertempuran itu sepertinya akan berakhir dengan kemenangan mudah Dumyo, tiba-tiba cakra yang diberikan oleh pertapa Techun kepada Yushin bangkit dan mengubah hasil pertandingan. Yushin akhirnya berhasil mengalahkan Dumyo yang kehilangan sebelah tangannya. Meski berniat mengampuni pada awalnya, Yushin akhirnya terpaksa menumbangkan ayahnya itu untuk selamanya setelah dengan alasan yang tidak jelas Dumyo memaksakan diri membokongnya. Merasa tak lagi punya urusan dengan daratan tengah, sebulan setelah peristiwa itu, Yushin memutuskan untuk kembali ke tempat awal di mana dia tinggal sebelum berpetualang, padang pasir. (Tamat)
Tokoh-tokoh
[sunting | sunting sumber]Protagonis
[sunting | sunting sumber]- Yushin
Pemuda ini sebenarnya adalah putra dari pemimpin golongan hitam yang paling ditakuti, Dumyo. Tapi begitu membenci ayahnya itu karena kesengsaraan yang dialami ibunya. Secara ajaib dikarunia simpanan tenaga dalam alami yang melimpah, namun sayangnya tidak punya kemampuan untuk mengendalikannya sebelum akhirnya diajari dan disempurnakan oleh pertapa sakti Techun. Diam-diam jatuh cinta dengan putri pemimpin Mudang (Bu Tong) bernama Soryong yang juga memiliki perasaan yang sama, namun hubungan itu mengambang hingga akhir. Klimaksnya, dia mesti berhadapan dengan ayahnya sendiri demi garis hidup yang dipilihnya. - Soryong
Gadis lembut namun tegas ini adalah putri tunggal pemimpin Mudang. Bersahabat dan berpetualang bersama Yushin. Terpaksa menjadi pucuk pimpinan Mudang setelah ayahnya gugur dalam usahanya menyelamatkan Yushin. Sempat terombang-ambing hatinya antara memilih Yushin atau Yongo yang tulus mencintainya, bahkan setelah Yongo gugur akibat menyelamatkannya. - Li Bek
Pria gagah ahli pedang yang tangguh ini sebenarnya adalah putra seorang jendral besar Koryo, kehidupan masa kecilnya lumayan suram karena dia terlahir dari ibu selir yang hanya seorang pembantu. Menjadi kakak angkat Yushin dan terus menerus saling membantu dalam petualangan mereka. Pada awalnya saling mencintai dengan Suryon meski akhirnya wanita ini lebih memilih Borte Chino daripada dirinya.
Antagonis
[sunting | sunting sumber]- Dumyo
Pria yang terlihat gagah dan tanpa kompromi ini adalah pimpinan Kwimun yang diambilnya secara paksa melalui kudeta dari pemimpin sebelumnya. Sakti luar biasa. Berambisi untuk menguasai seluruh dunia persilatan dengan cara menaklukkan seluruh tokoh dan partai yang ada, baik secara halus maupun kekerasan. Saat tahu bahwa Yushin adalah anaknya, dia menyadari inilah batu sandungannya yang paling berat kelak, sehingga dia berusaha untuk melenyapkannya, tetapi berkali-kali gagal, bahkan pada akhirnya benar-benar harus tumbang di tangan putranya sendiri. - Chunmyunsura
Pria misterius ini adalah ketua aliran sesat Sami, yang terbiasa menggunakan sihir dan ahli merekayasa orang-orang mati. Sejak awal memang sudah berkonflik dengan aliran putih, namun ternyata juga memiliki konflik secara politis dengan ketua aliran Kwimun, Dumyo. Berafiliasi dengan kerajaan Mongol untuk merobohkan Song dan memperluas alirannya. Kesaktiannya yang berbasis mantra sangat luar biasa karena dia merupakan manusia setengah dewa yang pernah tinggal di dunia Dewa, namun tetap saja pada akhirnya tumbang di tangan Dumyo dengan bantuan Dewa Bulan.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Ruler of the Land - manhwa dengan plot sejenis.
- Demon King - manhwa dengan plot sejenis.