Abdul Rahman Muazzam Syah dari Lingga
Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah | |
---|---|
Sultan Johor | |
Berkuasa | 1811–1819 |
Pendahulu | Mahmud Syah III dari Johor |
Penerus | Hussain Syah dari Johor |
Sultan Riau-Lingga | |
Berkuasa | 1811–1832 |
Pendahulu | Mahmud Syah III dari Johor |
Penerus | Muhammad II Muazzam Syah dari Lingga |
Kelahiran | 1780 Hulu Riau, Kesultanan Johor |
Kematian | 9 Agustus 1832 (umur 51–52) Daik, Lingga, Kesultanan Riau-Lingga |
Pemakaman | Makam Bukit Cengkeh, Daik, Lingga, Kepulauan Riau |
Wangsa | Dinasti Bendahara |
Ayah | Mahmud Syah III dari Johor |
Ibu | Encik Mariam binti Dato' Hassan |
Agama | Sunni Islam |
Paduka Sri Sultan Abdul Rahman I Muazzam Syah bin al-Marhum Sultan Mahmud Syah Alam (lahir dengan nama Tengku Jumaat Abdul Rahman) adalah Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Johor-Pahang ke-16 (yang memerintah dari tahun 1811–1819)[1] dan Sultan Riau-Lingga pertama (memerintah dari tahun 1811–1832).[2]
Biografi
[sunting | sunting sumber]Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Lahir di Hulu Riau (sekarang Kota Tanjungpinang) pada tahun 1780, Abdul Rahman Muazzam Syah adalah anak dari sultan Johor ke-15, Sultan Mahmud Riayat Syah dengan istri ketiganya, Encik Mariam binti Dato' Hassan (meninggal di Lingga, 1831), putri seorang pembesar Bugis dari Sidenreng, Sulawesi Selatan.[2]
Masa pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Sultan Johor
[sunting | sunting sumber]Perebutan kekuasaan di Kesultanan Johor-Riau-Lingga telah berlangsung ketika Abdul Rahman Muazzam Syah dilantik sebagai sultan Johor mendahului kakak lain ibunya, Hussain Syah dari Johor (anak sulung Mahmud Syah III dari Johor). Pelantikan Abdul Rahman Muazzam Syah didukung kuat oleh Belanda.[3]
Sultan Lingga
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1818, dengan dukungan kuat dari Yang Dipertuan Muda Johor-Riau, Raja Jaafar, Abdul Rahman Muazzam Syah dilantik sebagai Sultan dan Yang di Pertuan Besar Lingga bergelar Sultan Abdul Rahman I Muazzam Syah bin al-marhum Sultan Mahmud III Alam Syah. Ketika era pemerintahannya, Riau-Lingga telah menjadi pusat perkembangan dan penyiaran agama Islam. Pada 1 Syawal 1249 Hijriyah (1823 Masehi) Sultan Abdul Rahman telah mendirikan Masjid Raya di Pulau Penyengat di Kepulauan Riau yang masih ada hingga hari ini.[3]
Budaya populer
[sunting | sunting sumber]- Sultan Abdul Rahman diwatakkan dalam film tahun 2009 Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji sebagai Tengku Abdul Rahman, yang dilantik oleh Yan Dipertuan Muda Riau, Raja Ja'far sebagai Sultan Johor berikutnya pasca kewafatan ayahandanya Sultan Mahmud Syah III.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Buyers, Christopher (2009). "Johor - Genealogy of Bendahara dynasty (4)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-11-14.
- ^ a b Buyers, Christopher (2009). "Lingga - Genealogy of Bendahara dynasty (2)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-11-14.
- ^ a b Trcocki, 2007.
Bibiografi
[sunting | sunting sumber]- Trcocki, Carl A. (2007). Prince of Pirates : The Temenggongs and the Developments of Johor and Singapore. Singapura: NUS Press. ISBN 9789971693763.