Abdullah bin Unais
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Abdullah bin Unais merupakan sahabat Nabi dari kaum Anshar. Ia dikenal sebagai sahabat yang pernah ditugaskan Nabi untuk misi khusus.
Setelah kaum Muslimin dikalahkan dalam Perang Uhud, banyak suku yang mulai berani terang-terangan menentang Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Salah satunya adalah Bani Lihyan. Rasulullah Saw mendengar berita bahwa pemimpin Bani Lihyan bernama Khalid bin Sufyan, sedang mnegumpulkan pasukan untuk menyerang Kaum Muslimin. Berita ini sangat penting sebab Bani Lihyan termasuk keluarga Bani Hudhail. Bani Hudhail adalah suku yang besar. Bila Bani Hudhail sampai terpengaruh untuk ikut menyerang, kedudukan Kaum Muslimin menjadi sangat kritis. Apalagi bila mereka sampai bergabung dengan orang Quraisy. Untuk mengatasi hal itu, pada tahun 625 M Rasulullah Saw tidak langsung mengirim pasukan, melainkan satu orang saja. Satu orang lihai dan amat cocok untuk tugas itu. Sahabat yang terpilih itu adalah Abdullah bin Unais.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Unais r.a. katanya: Rasulullah memanggilku dan bersabda, "Sesungguhnya telah sampai ke pengetahuanku bahwa Khalid bin Sufyan bin Nubaih al Hudzali telah mengumpulkan banyak orang untuk menyerangku. Mereka ada di Uranah (dekat Arafah), maka pergilah untuk membunuhnya."
Aku pun berkata, "Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku ciri-cirinya agar aku dapat mengelinya."
Rasulullah bersabda, "Apabila kamu melihatnya, kamu akan menggigil karenanya."
Abdullah bin Unais berjalan menuju rumah Khalid bin Sufyan. Dengan sangat cerdik, ia memilih waktu ketika tak banyak pengikut Khalid bin Sufyan berada di sekitar rumah.
“Siapa kamu?” tegur Khalid bin Sufyan curiga.
“Saya dari golongan Arab juga,” jawab Abdullah bin Unais tanpa berbohong, “Saya mendengar Tuan mengumpulkan orang hendak menyerang Muhammad, karena itulah saya datang kemari.”
Khalid yang memang sedang membutuhkan banyak orang menyangka Abdullah bin Unais datang untuk bergabung. Maka ia pun berterus – terang bahwa ia memang benar sedang menyusun pasukan untuk membunuh Muhammad Saw.
Maka bukti pun sudah di tangan Abdullah bin Unais. Dengan cerdas dia bersandiwara terus sampai Khalid benar-benar percaya bahwa Abdullah akan bergabung. Abdullah bin Unais kemudian mengajak Khalid berjalan bersama sambil terus berunding. Ketika di luar rumah, secepat kilat Abdullah bin Unais mencabut pedang dan menghantam Khalid bin Sufyan sampai meninggal. Setelah itu Abdullah melaporkan keberhasilan tugasnya kepada Rasulullah Saw.
Ketika aku tiba dihadapan Rasulullah, lalau beliau melihat kedatanganku,beliau bersabda, "Wajah inilah yang mendapatkan kemenangan."
Aku pun berkata, "Aku telah membunuhnya, wahai Rasulullah."
Kemudian Rasulullah bangun bersamaku dan memasukkan aku kedalam rumahnya. Beliau memberiku sebatang tongkat dan berkata, "Simpanlah tongkat ini, hai Abdullah bin Unais."
Aku pun keluar dari rumah Rasulullah menemui orang banyak dengan tongkat itu. Orang-orang pun bertanya kepadaku, "Tongkat apakah itu?"
Aku menjawab, "Rasulullah telah memberikannya kepadaku. Beliau memerintahkannya untuk menyimpannya."
Mereka berkata, "Mengapa kamu tidak kembali saja menemui Rasulullah dan menanyakan kepadanya mengapa beliau memberikan tongkat ini?"
Aku pun kembali menemui Rasulullah dan menanyakan persoalan ini. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau memberikan tongkat ini kepadaku?"
Rasulullah menjawab, "Ini sebagai tanda antara diriku dan kamu pada hari kiamat, karena sedikit sekali orang yang datang dengan membawa amal shalih pada hari itu."
Kemudian Abdullah menyatukan tongkat itu dengan pedangnya. Tongkat itu terus bersamanya, hingga ketika ia hampir meninggal dunia, ia mewasiatkan agar tongkat itu dikafani bersama dengan jenazahnya dan dikuburkan bersama-sama.[1]
Meriwayatkan Hadits
[sunting | sunting sumber]Jabir bin Abdillah -radhiyallahu anhu- mengatakan: “Telah sampai kepadaku dari seseorang bahwa ada seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mendengar sebuah hadits yang aku telah mendengar hadits tersebut dari Rasulullah. Akan tetapi aku belum pernah mendengarkannya dari jalur sahabat tersebut. Maka aku pun membeli onta dan ku siapkan untuk perjalanan ku. Kemudian aku melakukan perjalanan selama satu bulan, hingga aku tiba di negeri Syam. Di sana ada seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Unais Al Anshari. Jabir bin Abdillah lalu mengutus seseorang untuk menemui Abdullah Bin unais dan mengatakan bahwa Jabir telah berada di depan pintu. Setelah menemui Abdullah bin Unais utusan tersebut kemudian kembali kepada Jabir dan bertanya: “Apakah anda Jabir bin Abdillah ?
Jabir menjawab: “Benar”. Utusan tersebut kembali menemui Abdullah bin unais, kemudian Abdullah keluar lalu memelukku. Jabir bin Abdillah berkata: “Ada sebuah hadits yang telah sampai kepadaku namun aku mendengar bahwa engkau mendengarnya pula dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada suatu malam yang gelap. sedangkan aku tidak mendengarnya dikala itu. Karena aku khawatir jangan-jangan aku meninggal atau engkau meninggal sebelum aku mendengar hadits tersebut darimu”.[2]
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ قَالَ عَبْد اللَّهِ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ هَارُونَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ أَنَّ مُوسَى بْنَ جُبَيْرٍ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحُبَابِ الْأَنْصَارِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أُنَيْسٍ حَدَّثَهُ أَنَّهُمْ تَذَاكَرُوا هُوَ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَوْمًا الصَّدَقَةَ فَقَالَ عُمَرُ أَلَمْ تَسْمَعْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ ذَكَرَ غُلُولَ الصَّدَقَةِ إِنَّهُ مَنْ غَلَّ مِنْهَا بَعِيرًا أَوْ شَاةً أُتِيَ بِهِ يَحْمِلُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُنَيْسٍ بَلَى
Telah menceritakan kepada kami Harun bin Makruf Abdullah berkata; dan saya mendengarnya dari Harun berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb berkata; telah menceritakan kepada kami 'Amr bin Al Harits Musa bin Jubair menceritakannya Abdullah bin Abdurrahman bin Al Habab Al Anshary menceritakannya, Abdullah bin Unais menceritakan kepadanya bahwa pada suatu hari dia dan 'Umar bin Khattab teringat perkara zakat. 'Umar berkata; tidakkah engkau mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika beliau mengingatkan pencurian zakat?, "Sesungguhnya orang yang berkhianat dengan mengambil unta dan kambing zakat, maka Allah akan mendatangkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan memikul barang-barang yang diambilnya". Abdullah bin Unais berkata; Ya
Hadits Ahmad No.15483 | Sisa Hadits Abdullah bin Unais Radliyallahu ta'ala 'anhu