Adakit
Mineral utama: | |
---|---|
Mineral sekunder: | |
Jenis batuan: | Batuan beku |
Adakit adalah batuan vulkanik menengah hingga felsik yang memiliki karakteristik geokimia dari magma yang diperkirakan telah dibentuk oleh lelehan parsial dari basal terubah yang mensubduksi ke bagian bawah busur vulkanik.[1] Sebagian besar magma yang berasal dari zona subduksi datang dari mantel yang berada di atas lempeng subduksi ketika cairan hidraulis dilepaskan dari mineral-mineral yang memecah di basal termetamorfosis, yang naik ke dalam mantel, dan memulai lelehan parsial. Namun, Defant dan Drummond menemukan bahwa ketika kerak samudra muda (kurang dari 25 juta tahun) tersubduksi, adakit biasanya diproduksi di dalam busur vulkanik tersebut. Mereka memperkirakan bahwa ketika kerak muda samudra tersubduksi, kerak menjadi lebih "hangat" (lebih dekat dengan pegunungan dasar laut di mana ia terbentuk) dibanding kerak lain yang biasanya tersubduksi. Kerak yang lebih hangat ini memungkinkan basal termetamorfisme yang mensubduksi meleleh dan bukan mantel diatasnya. karya eksperimental oleh beberapa peneliti mengenai karakteristik geokimia dari "slab yang mencair" telah diverifikasi dan dianggap bahwa lelehan dapat terbentuk dari kerak muda dan karenanya hangat di zona subduksi.[2]
Karakteristik yang Defant dan Drummond berikan untuk adakit adalah:
- SiO2 > 56 wt %
- Al2O3 >= 15 wt %
- MgO < 3 wt %
- Sr > 400 ppm
- Y <18 ppm
- Yb < 1.9 ppm
- 87Sr/86Sr biasanya < 0.7045
- Hanya terbentuk pada subduksi kerak muda
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Defant M.J. & Drummond M.S. (1990). "Derivation of some modern arc magmas by melting of young subducted lithosphere" (PDF). Nature. 347: 662–665. doi:10.1038/347662a0.
- ^ Rapp R.P. & Watson E.B. (1995). "Dehydration Melting of Metabasalt at 8–32 kbar: Implications for Continental Growth and Crust-Mantle Recycling". Journal of Petrology. 36 (4): 891–931. doi:10.1093/petrology/36.4.891.