Agama di Hungaria
Agama di Hungaria sebagian besar dalam denominasi Kristen khususnya Gereja Katolik Roma. Pada awal abad ke-16 M, Islam dan Gereja Protestan mulai dianut oleh penduduk di Hungaria akibat dari ekspansi Kesultanan Utsmaniyah ke Hungaria dan terjadinya Reformasi Protestan. Pada awal abad ke-20 M, sekitar 75% penduduk di Hungaria menganut ajaran Gereja Katolik Roma.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah agama di Hungaria didominasi oleh Gereja Katolik Roma dan Islam.[1] Ajaran Islam mulai menyebar di Hungaria melalui migrasi Muslim Mongol dari suku Bashkir. Muslim di Hungaria berasal dari kawasan sekitar sungai Volga dan hidup membaur dengan penduduk Kristen di Hungaria. Namun pada masa pemerintahan László IV, penduduk Muslim dipaksa untuk memeluk agama Kristen atau pindah keluar dari wilayah Hungaria. Pengusiran penduduk Muslim di Hungaria ketika itu terjadi ketika para dai dari Andalusia dan Maroko mulai menyebarkan Islam di Hungaria.[2]
Pada tahun 1517, seorang biarawan Jerman bernama Martin Luther memulai Reformasi Protestan untuk memperbaiki dan mengurangi penyalahgunaan kekuasaan dalam Gereja Katolik Roma. Luther menyatakan ketidakpuasan kepada ajaran Gereja Katolik Roma. Pada pintu gerejanya sendiri yang terletak di Wittenburg, Luther menempelkan daftar berisi 95 dalil (keluhan) melawan ajaran Gereja Katolik Roma. Luther mengatakan bahwa otoritas kitab suci jauh lebih penting daripada Paus atau Gereja Katolik Roma. Selain itu, ia menyatakan bahwa keselamatan dapat datang hanya karena iman dan bukan karena pekerjaan baik seperti halnya yang diajarkan oleh Gereja Katolik Roma. Protes yang dilakukan oleh Luther kemudian menimbulkan skisma dalam Gereja Katolik Roma dan membentuk Gereja Protestan. Reformasi Gereja kemudian menyebar dari Jerman dan Swiss hingga ke Hungaria.[3]
Pada tahun 1923 H (1517 M), Kesultanan Utsmaniyah sebagai salah satu pemerintahan Islam memulai ekspansi ke kawasan Eropa Timur. Ekspansi dimulai dari wilayah Hungaria.[4] Pada tahun 933 H, Sulaiman Al-Qanuni berhasil menaklukkan wilayah Hungaria dan membuat sedikitnya 250 ribu jiwa penduduk Muslim menetap di Hungaria. Pada masa pemerintahan Sulaiman Al-Qanuni, terdapat sebanyak 83 masjid dan beberapa sekolah Islam di Budapest.[5]
Persentase
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2016, sebanyak 75% dari total penduduk Hungaria menganut denominasi Gereja Katolik Roma.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Stegmann 2016, hlm. 153.
- ^ Tim Riset dan Studi Islam Mesir 2020, hlm. 834.
- ^ Tarpin dan Khotimah (2012). Agama Katolik dan Yahudi: Sejarah dan Ajaran (PDF). Daulat Riau. hlm. 44–45.
- ^ Zakariya, Din Muhammad (Juli 2018). Hermawan, Andi, ed. Sejarah Peradaban Islam: Prakenabian hingga Islam di Indonesia (PDF). Malang: CV. Intrans Publishing. hlm. 17. ISBN 978-602-08996-4-0.
- ^ Tim Riset dan Studi Islam Mesir 2020, hlm. 835.
- ^ Stegmann 2016, hlm. 30.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Stegmann, Gana (2016). Exploring Hungary. Jakarta: Elex Media Komputindo. ISBN 978-602-029-770-5.
- Tim Riset dan Studi Islam Mesir (April 2020). Artawijaya dan Hasmand, F., ed. Ensiklopedi Sejarah Islam. Diterjemahkan oleh Taufik, M., dkk. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.