Lompat ke isi

Agama liberal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Agama liberal adalah sebuah tradisi keagamaan yang merangkul secara teologis kepelbagaian pemikiran ketimbang hanya mengakui satu saja kredo, syahadat, otoritas, atau tulisan. Karena tradisi ini memanfaatkan sumber-sumber dari banyak tradisi, ia tidak dapat dicirikan sebagai Kristen, Yahudi, atau keyakinan keagamaan apapun juga. Teolog James Luther Adams mendefinisikan "kelima batu licin liberalisme" sebagai:

  1. Wahyu dan kebenaran tidak tertutup atau berakhir, melainkan terus-menerus disampaikan.
  2. Semua hubungan antar manusia secara ideal haruslah dilandaskan pada hubungan timbal balik, persetujuan bebas, dan bukan paksaan.
  3. Afirmasi (penerimaan) terhadap kewajiban moral untuk mengarahkan upaya-upaya seseorang untuk membangun sebuah komunitas yang adil dan penuh cinta-kasih.
  4. Penyangkalan terhadap konsepsi kebajikan yang tanpa cacat atau kekurangan (imakulat) dan afirmasi (pengakuan) terhadap perlunya inkarnasi sosial. Kebaikan haruslah diberikan bentuk dan kuasa di dalam sejarah.
  5. Sumber-sumber (ilahi dan manusiawi) yang tersedia untuk mencapai perubahan membenarkan suatu sikap optimisme yang ultim (namun tidak dengan sendirinya mendesak). Ada harapan akan kelimpahan yang ultim dari seluruh Alam.[1]

Seorang pemeluk agama liberal mendefinisikannya sebagai berikut:

Menjadi seorang liberal menurut kitab suci kesayanganku, Merriam-Webster, berarti bersikap terbuka, bebas dari hambatan-hambatan dogmatisme dan otoritas, menjadi seorang yang pemurah dan meyakini akan kebaikan hakiki umat manusia. Agama didefinisikan sebagai sesuatu yang mengikat kita atau yang menghubungkan kita kembali dengan apa yang pada akhirnya dianggap penting. Jadi, orang beragama yang liberal adalah mereka yang saling terkait, melalui kemurahan dan keterbukaan, dengan aspek-aspek kehidupan yang paling penting. Dan di situlah terletak tantangannya. Bila kita berpikiran terbuka dan tidak terikat oleh otoritas siapakah atau apakah yang menentukan masalah-masalah yang teramat penting itu?

— Unitarian Universalist minister Kimi Riegel, What is Liberal Religion?

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]