Al-Wala wa Al-Bara
Al-Wala' wal-Bara' (Arab: الولاء والبراء) merupakan kaidah prinsip di dalam akidah Islam tentang loyalitas terhadap muslimin dan pelepasan diri dari orang kafir.
Definisi
[sunting | sunting sumber]Al-Wala' artinya loyalitas dan kecintaan. Wala’ adalah kata mashdar dari fi’il “waliya” yang artinya dekat. Yang dimaksud dengan wala’ di sini adalah dekat kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka, membantu dan menolong mereka atas musuh-musuh mereka dan bertempat tinggal bersama mereka.
Al-Bara' artinya berlepas diri dan kebencian. Bara’ adalah mashdar dari bara’ah yang berarti memutus atau memotong.[1] Maksudnya di sini ialah memutus hubungan atau ikatan hati dengan orang-orang kafir, sehingga tidak lagi mencintai mereka, membantu dan menolong mereka[2][3][4] serta tidak tinggal bersama mereka.[5][6]
Kedudukan Al-Wala’ Wal Bara’ dalam Islam
[sunting | sunting sumber]Di antara hak tauhid adalah mencintai ahlinya yaitu para muwahhidin, serta memutuskan hubungan dengan para musuhnya yaitu kaum musyrikin. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barang-siapa mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beri-man menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Maidah: 55-56)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuhmu menjadi teman-teman setia …” (Al-Mumtahanah: 1)
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain.” (Al-Anfal: 73)
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Al-Mujadilah: 22)
Kedudukan al-wala’ wal bara’ dalam Islam sangatlah tinggi, karena dia adalah tali iman yang paling kuat. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam: “Tali iman paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ibnu Jarir)
Dan dengan al-wala’ wal bara’-lah kewalian dari Allah dapat tergapai. Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu: “Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi wala’ karena Allah dan memusuhi karena Allah maka sesungguhnya dapat diperoleh kewalian Allah hanya dengan itu. Dan seorang hamba itu tidak akan merasakan lezatnya iman, sekali pun banyak salat dan puasanya, sehingga ia melakukan hal tersebut. Dan telah menjadi umum persaudaraan manusia berdasarkan kepentingan duniawi, yang demikian itu tidaklah bermanfaat sedikit pun bagi para pelakunya.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir)
Dari ayat dan hadits di atas menunjukkan tentang wajibnya loyalitas kepada orang-orang mukmin, dan berlepas diri dari orang-orang kafir, serta menunjukkan bahwa loyal kepada sesama umat Islam adalah kebajikan yang amat besar, dan loyal kepada orang kafir adalah bahaya besar.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Ashabiyah, yaitu Istilah Islami untuk fanatisme sempit, primordialisme, dan sektarianisme.
- Hizbiyyah
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Seperti pada Al-Quran Surah ke-9; Bara'ah/At-Taubah ayat 1: "(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka)...", http://quran.com/9/1
- ^ Membantu dan menolong yang terlarang disini adalah di dalam membantu perbuatan kekafirannya, sedangkan menolong dalam hal kebaikan dan kemanusiaan bahkan Islam sangat menganjurkannya, Lihat fatwa Al-Lajnah; http://islamqa.info/id/1204
- ^ Fatawa Al-Lajnah, 25/380, Pertanyaan keenam dari fatwa no. 264) http://yaaukhti.wordpress.com/2011/03/09/hukum-menolong-orang-kafir-yang-kelaparan/
- ^ Penjelasan rinci tentang hukum berhubungan dengan orang kafir; http://asysyariah.com/hukum-bekerja-dengan-orang-kafir/
- ^ Kitabut Tauhid Aladzi huwa haqqullah ‘alal ‘abid, Shalih Fauzan Al-Fauzan
- ^ Setiap muslim wajib berbuat adil terhadap setiap orang, sehingga Al-Bara' jangan disalahfahami sebagai alasan untuk berbuat sewenang-wenang terhadap orang kafir. Islam adalah agama yang memberikan keadilan. Oleh karena itulah, Allah tidak melarang kaum muslimin untuk berbuat baik kepada orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin, لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ “Allah tidaklah melarang kalian berbuat baik dan berbuat adil terhadap orang kafir yang tidak memerangi kalian karena agama dan tidak mengusir kalian dari kampung kalian. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil” (QS. Al Mumtahanah: 8) http://quran.com/60/8
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Wala dan Bara dalam Islam
- (Indonesia) Al-Wala wal Bara
- (Melayu) Pengajian Aqidah, Al-Wala Al-Bara
- (Inggris) Al‐Wala’ wa’l‐Bara’ By Shaykh Muhammad Saeed al‐Qahtani