Ali Akbar (arkeolog)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Ali Akbar dikenal sebagai arkeolog profesional dan juga pengamat sosial-budaya di Indonesia. Sebagai arkeolog, ia sering menjadi konsultan arkeologi di berbagai daerah di Indonesia dan di berbagai negara.
Pendidikan & Karir
[sunting | sunting sumber]Ali Akbar menyelesaikan S1, S2, S3 seluruhnya di Arkeologi Universitas Indonesia. Sehari-hari sebagai staf pengajar di Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (FIB UI). Pernah bertugas sebagai Sekretaris Departemen Arkeologi (2012-2014), Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat FIB UI (2014-2018), Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB FIB UI) (2018-2022). Mulai tahun 2023 bertugas sebagai Ketua Program Studi Pascasarjana Arkeologi FIB UI.
Ali Akbar telah melakukan banyak penelitian dan menulis beberapa judul buku, diantaranya buku "Situs Gunung Padang".[1] Selain mengajar dan meneliti, ia juga aktif di berbagai organisasi, yaitu sebagai ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI), anggota Indo Pacific Prehistory Association (IPPA), anggota International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), anggota International Scientific Committee on Archaeological Heritage Management (ICAHM).
Ali Akbar memimpin berbagai riset baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa di antara adalah di Situs Kayangan Api, Situs Banten Lama, Situs Pelabuhan Ratu, Situs Gunung Padang, dan Situs Batu Naga.
Beberapa riset dan presentasi di luar negeri di antaranya di Belanda, Jerman, Prancis, Belgia, Swiss, Italia, Inggris, Wales, Finlandia, Malaysia, Singapura, Cina, India, Vietnam, Korea Selatan, Arab Saudi, Yordania, Mesir.
Pada 2006 ia terpilih sebagai Peneliti Muda Indonesia Terbaik di Bidang Sosial dan Budaya yang dianugerahkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada 2007, Ali Akbar terpilih menjadi penerima beasiswa dari Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (The Habibie Center).
Pada tahun 2008, ia memeroleh beasiswa dari Universitas Indonesia - Sasakawa (The Nippon Foundation). Pada 2009, Universitas Indonesia memilihnya sebagai Peneliti Muda Terbaik Rumpun Ilmu Sosial Humaniora.
Ali Akbar merupakan Anggota Dewan Pakar Asosiasi Museum DKI Jakarta Paramita Jaya. Anggota Tim Pakar Asosiasi Museum Indonesia (AMI) untuk Penyusunan RUU Permuseuman. Anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta. Anggota Dewan Pakar Nasional untuk Memory of The World-UNESCO. Anggota Indo Pacific Prehistory Association (IPPA). Anggota International Council on Monuments and Sites (ICOMOS). Anggota International Committee on Archaeological Heritage Management (ICAHM).
Buku
[sunting | sunting sumber]Buku-buku Karya Ali Akbar:
- Prasejarah di Jakarta dan Sekitarnya (2007)
- Museum di Indonesia: Kendala dan Harapan (2010)
- 9 Ciri Negatif Manusia Indonesia (2011)
- Situs Gunung Padang: Menuju Warisan Budaya Dunia (2018)
- Arkeology Al-Qur'an: Penggalian Pengetahuan Keagamaan. (2020)
- Asal Usul Manusia Pertama di Bumi (2023)
Penelitian
[sunting | sunting sumber]Penelitian Ali Akbar yang pernah dipublikasikan:
- Situs Gunung Padang: Misteri dan Arkeologi (2013, Jakarta: Change Publication)
- “Quranic Archaeology as a knowledge branch of archaeology”, Heritage of Nusantara: International Journal of Religion Literature and Heritage. Vol. 1/1 (June 2012): 1-20
- “Cultural Resources Management for a Majapahit Kingdom Site in Trowulan, East Java, Indonesia. Conservation and Management of Archaeological Sites. Vol. 16/4 (November 2014): 297-307[2]
- Reconstruction of an indigenous community's belief in dragon; Research on prehistoric Batu Naga Site in Kuningan, West Java, Jurnal Wacana, Vol 18/3 (2017)[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://news.detik.com/berita/2765231/arkeolog-ui-situs-gunung-padang-beri-bukti-indonesia-sebagai-bangsa-yang-mapan
- ^ Akbar, Ali (2014-11). "Cultural resource management for a Majapahit Kingdom site in trowulan, East Java, Indonesia". Conservation and Management of Archaeological Sites. 16 (4): 297–307. doi:10.1179/1350503315Z.00000000099. ISSN 1350-5033.
- ^ Akbar, Ali (2018-01-29). "Reconstruction of an indigenous community's belief in dragon; Research on prehistoric Batu Naga Site in Kuningan, West Java". Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 18 (3). doi:10.17510/wacana.v18i3.630. ISSN 2407-6899.