Ampelas (pohon)
Ampelas
| |
---|---|
Ficus ampelas | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 143276751 |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Rosales |
Famili | Moraceae |
Genus | Ficus |
Spesies | Ficus ampelas |
Ampelas[1] adalah tumbuhan dari keluarga Moraceae yang tingginya sampai 20 meter dengan gemang 50 cm, tumbuh di seluruh Indonesia, tersebar pada ketinggian kurang dari 1.300 m dpl. Tumbuhan ini disebut hampelas dalam bahasa Sunda dan bahasa Melayu, serta disebut rampelas dalam bahasa Jawa.
Batang dari pohon ampelas berdiri tegak, bulat, dan mempunyai percabangan simpodial. Daunnnya tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi. Daun ampelas teksturnya kasar dan jika kering bisa dijadikan sebagai ampelas untuk menghaluskan permukaan kayu. Bunganya mempunyai panjang 5–7 mm, berwarna hijau kecoklatan, dan kelopaknya berbentuk corong. Sedangkan bijinya berbentuk bulat dan berwarna putih.
Ampelas ada yang dibudidayakan karena kegunaan daunnya, ada juga yang tumbuh dengan sendirinya.
Cairan dari tumbuhan ini dapat diminum, berguna untuk pengobatan orang yang mengalami kesulitan mengeluarkan air kencing dan sebagai obat murus/menceret. Ampelas mengandung air, berwarna cokelat kekuningan dan rasanya pedas. Cairan ini dapat diperoleh dengan cara memotong akar dan airnya ditampung dalam bejana kecil.
Kandungan kimia
[sunting | sunting sumber]Daun, akar dan batang pohon ampelas mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Nama tempat
[sunting | sunting sumber]Orang Sunda sering menamai tempat dengan nama tumbuhan. Di antara tempat-tempat yang dinamai dengan nama tubuhan ampelas adalah:
- Kecamatan Ciampelas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
- Jalan Cihampelas, Kotamadya Bandung
Referensi
[sunting | sunting sumber][1][pranala nonaktif permanen]
- ^ (Indonesia) Arti kata Ampelas dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.