Angsoka
Angsoka | |
---|---|
Sebatang angsoka (Pavetta indica) di Kebun Tropis Nong Nooch, Thailand | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Asterid |
Ordo: | Gentianales |
Famili: | Rubiaceae |
Genus: | Pavetta |
Spesies: | P. indica
|
Nama binomial | |
Pavetta indica | |
Sinonim | |
|
Angsoka atau jarum-jarum[3][4] adalah tanaman hias yang juga dapat berfungsi sebagai obat. Tanaman ini dikenal pula dengan sebutan kisoka, atau kikopi leutik (Sund.).[5] Tanaman ini dikenal multifungsi, dapat berguna sebagai tanaman obat, tanaman hias dan pagar, juga berfungsi sebagai pupuk hijau.
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Tumbuhan ini adalah perdu atau pohon kecil yang tingginya berkisar antara 1,5 meter hingga 5 meter. Batangnya tegak, bulat, berkayu, halus, percabangannya simpodial, dan berwarna hijau-putih.[2] Daunnya melanset dengan panjang tangkai yang sedang; tanaman ini melancip seperti ujung tombak dan ada yang serupa bulat telur sungsang, saling berhadapan, dan pada permukaan daun bagian atas berwarna hijau. Adapun bagian bawahnya hijau pucat yang berbulu halus, pendek, dan lebat. Permukaannya berbintik, dan disokong oleh daun penumpu yang bulat-telur.[4][5][6] Daunnya ini kira-kira berukuran 15 cm × 5 cm, dengan bentuk pertulangan menyirip dan bertangkai silindris. Tepi daunnya rata. Perbungaannya berbentuk malai, menggumpal berwarna putih.[5] Tumbuh di ketiak daun atau di ujung cabang, bertangkai bulat panjang ± (lebih kurang) 1 cm, dan kelopaknya berbentuk corong. Bunganya tersusun seperti payung, dan sekali mekar, berkeluaran kuntum bunga dalam jumlah banyak. Benang sarinya juga bertangkai, panjang ± 1 cm, dengan warna putih; pada kepala sarinya, lonjong berwarna cokelat muda. Mahkota bunganya tabung dan berujung pecah, berwarna putih, dan permukaannya halus dengan tabung berukuran 2,3 cm. tangkai putiknya sedikit lebih panjang dari itu.[2][4][6] Buahnya bulat, berwarna hitam, dan mengandungi 2 biji. Kulitnya tipis.[4] Tergolong sebagai buah kotak, dengan diameter 0,5 cm - 1 cm. Akarnya tunggang, berwarna cokelat.[2]
Persebaran & penjelasan taksonomi
[sunting | sunting sumber]Angsoka yang berpotensi sebagai tanaman hias ini hidup dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl.[4] Di TNGGP, tanaman ini bisa didapati dari ketinggian 1000-1825 mdpl.[5] Menurut catatan J.J. Smith -seorang botanis Belanda yang pernah bekerja di Hindia Belanda (sekarang Indonesia)- tanaman ini punya penyebaran yang luas dari Hindia-Inggris (sekarang India), selatan China, melebar ke Semenanjung Malaya, hingga ke Australia. Tanaman ini punya berbagai 5 varietas, sebagaimana dipertelakan oleh J.D. Hooker.[6][7] Berikut ini varietas-varietas yang dipertelakan:[7]
- P. indica var. proper, tanaman ini berdaun sedikit lebih pucat, begitu juga mahkota bunganya, sedikit lebih pucat daripada varietas yang lain.
- P. indica var. polyantha, dikenal juga dengan sinonim Pavetta rothiana DC. Subspesies ini lebih rapat perkumpulan kuntumnya daripada subspesies lain.
- P. indica var. tomentosa, daunnya berbulu lembut, di bagian atas. Sedang, bagian bawahnya berbulu halus. Menyebar hingga Himalaya barat, dan hampir serupa dengan subspesies pertama. Tapi, daunnya sedikit bervariasi dengan subspesies pertama.
- P. indica var. montana, berbulu rapat. Berjumlah 2-3 saja, berukuran lebih kecil, daunnya seperti telur membulat-sungsang, dan membujur. Ujung daunnya ini tidak membulat saja. Tabung mahkota bunga berukuran 1/4 inchi dengan tangkai yang tebal. Di Sailan, tanaman ini umum dari 3-4000 kaki.
- P. indica var. minor, daunnya berukuran kecil dan berbentuk bulat-telur, berujung tumpul atau tajam. Di antara semua varietas angsoka, tanaman ini yang paling kecil dan sedikit perbedaan ada pada kelopak bunga dan kelopak putik.
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Angsoka atau jarum-jarum ini tergolong sebagai keluarga kopi-kopian atau Rubiaceae. Tanaman ini dikenal multiguna. Tanaman ini bisa dipakai sebagai tanaman pagar dan juga tanaman hias, mengingat tanaman ini secantik soka jawa (Ixora javania (Blume) DC.). Sebagai tanaman hias, walaupun di hutan ada berbagai-bagai jenis lain dari tumbuhan ini, tanaman ini adalah yang terbaik dalam menyerap sinar matahari. Tanaman ini bisa dijadikan sebagai tanaman pagar tunggal yang ditanam sendiri di halaman; yang mempunyai daya tarik lain pada saat mekarnya. Selain itu, untuk mendukung fungsinya sebagai tanaman pagar, hendaknya tanaman ini sering dipangkas agar lebih padat dan kompak.[4][6]
Sebagai obat-obatan, tanaman ini bermanfaat sebagai kosmetik setelah mandi. Adapun kulit kayunya, apabila dihaluskan dan diramu, berkhasiat untuk mengobati visceral, terutama pada anak kecil pada saat mereka mengeluh mual dan muntah. Daunnya berkhasiat sebagai obat wasir.[4][5] Kayunya dipakai untuk mengobati reumatik. Menurut penemuan ilmiah, angsoka mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.[2] Tanaman ini juga mengandung selulosa, serat, dan protein. Adapun mineral yang terkandung di dalamnya adalah seperti sodium, kalsium, potasium, dan lithium. Terkandung pula zat seperti zat besi, mangan, seng, dan kobalt.[8] Adapun menurut penelitian lain, ekstrak daun dari tanaman ini berfaidah sebagai diuretik/peluruh air seni dibandingkan dengan obat kimia standar lain seperti furosemida. Ditemukan bahwa di sana, bahwa ditemukan peningkatan volume urin dan konsentrasi urin atas sodium, potasium, dan klorida.[9]
Di luar dari itu, buah dari tanaman ini terasa manis. Perlu juga dicatat, bahwa tanaman ini menambat zat lemas. Sejenis bakteri pada daging daunnya membentuk bintil-bintil zat lemas pada daging daunnya. Dari sini, daun angsoka menghasilkan nitrogen, yang oleh karenanya, di India jarum-jarum ini dipakai sebagai pupuk hijau.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Pavetta indica L". The Plant List. Diakses tanggal 14 Juni 2015.
- ^ a b c d e "Pavetta indica L" (PDF). Departemen Kesehatan. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 14 Juni 2015.
- ^ "Angsoka". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses tanggal 14 Juni 2015.
- ^ a b c d e f g h Sastrapradja, Setijati; Bimantoro, Rahadian (1983). Tanaman Pagar. 26: 34 – 35. Jakarta: LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
- ^ a b c d e Sabara, Edith; Sopian (Februari 2011). 100 Tumbuhan Dilindungi di Gede Pangrango. (Tanpa kota): TNGGP bekerjasama dengan Green Radio. hal.60. ISBN 978-602-98815-0-9.
- ^ a b c d Smith, J.J. (1920). "Sierheesters II: Rubiaceae". Teysmannia. Batavia: G. Kolff & Co. 31: 437 – 442.
- ^ a b Hooker, J.D. (1882). Flora of British India 3:150. London: L. Reeve & Co.
- ^ Prasad, K; Bisht, G. (2011). "Evaluation of Nutritive, Antioxidant, and Mineral Composition of Pavetta indica Linn. Leaves" (PDF). Research Journal of Phytochemistry. 5 (1): 54 – 59. doi:10.3923/rjphyto.2011.54.59. ISSN 1819-3471.
- ^ Ramamorthy, J.; Venkataraman, S.; Meera, R.; Christina, A.J.M.; Chidambaranathan, N.; Devi, P.; Prasad, Satkar (2010). "Physio-Phytochemical Screening and Diuretic Activity of Leaves of Pavetta indica Linn" (PDF). J. Pharm. Sci. & Res. 2 (8): 506 – 512. ISSN 0975-1459.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Indian Pavetta dalam Flowersofindia