Anis sulawesi
Anis sulawesi
| |
---|---|
Cataponera turdoides | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 22708538 |
Taksonomi | |
Kelas | Aves |
Ordo | Passeriformes |
Superfamili | Muscicapoidea |
Famili | Turdidae |
Genus | Cataponera |
Spesies | Cataponera turdoides Hartert, 1896 |
Tipe taksonomi | Cataponera |
Distribusi | |
Endemik | Sulawesi |
Anis sulawesi (Cataponera turdoides) adalah spesies burung dalam famili Turdidae. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya di temukan di hutan dataran tinggi Pulau Sulawesi di atas ketinggian 1100 meter dari permukaan laut.[1]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Burung Anis Sulawesi atau Sulawesi Thrush tergolong jenis burung berukuran sedang dengan panjang tubuhnya berkisar antara 20–25 cm. Bulu tubuhnya secara umum terlihat berwarna coklat dan seperti bertudung. Mahkota berwarna coklat tua dengan garis berwarna hitam di atas mata. Paruh dan lingkaran mata berwarna jingga. Termasuk kulit kaki yang juga berwarna jingga.
Pesebaran
[sunting | sunting sumber]Anis Sulawesi adalah burung endemik Sulawesi. Burung pengicau dari famili Turdidae hanya bisa dijumpai di pulau Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Hingga saat ini diakui empat subspesies (ras) burung Anis ini yaitu:
- abditiva Riley, 1918 – Sulawesi tengah bagian utara.
- tenebrosa Stresemann, 1938 – Sulawesi tengah bagian selatan.
- turdoides Hartert, 1896 – Sulawesi selatan.
- heinrichi Stresemann, 1938 – Sulawesi tenggara. Memiliki alis yang hitam dan pendek.
Habitat
[sunting | sunting sumber]Habitat burung Anis Sulawesi adalah hutan pegunungan dataran tinggi pada ketinggian antara 1100 hingga 2400 meter dpl. Biasa ditemukan hidup sendiri atau dalam kelompok kecil yang terdiri kurang dari empat individu.
Populasi
[sunting | sunting sumber]Populasi burung anis (Cataponera turdoides) secara keseluruhan belum diketahui dengan pasti. Meskipun merupakan burung endemik dengan daerah persebaran yang terbatas namun Birdlife International meyakini populasinya masih aman.
Maka dari itu Daftar Merah IUCN mendaftarkan burung ini dalam kategori spesies Least Concern (Resiko Rendah). Dan di Indonesia ini, burung Anis ini tidak termasuk burung yang dilindungi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Coates, Brian and Bishop, K (2000). Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan Wallacea. Brisbane, Australia: BirdLife International-Indonesia Programme & Dove Publications Pty. ISBN 979-95794-2-2.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]