Atmokesowo
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Mei 2016. |
R. Ng. Atmokesowo atau dikenal dengan nama Atmokesowo (lahir tahun 1909 - meninggal 1972; pada usia 63 tahun) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa koreografi tari yang dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan (dalam dan luar negeri) dan buku ajar tentang pendidikan seni tari yang diajarkan kepada murid sekolah. Atmokesowo merupakan pencetus lahirnya Sendratari Ramayana Prambanan sejak 1961. Atas jasa-jasa, jerih-payah, dan pengabdiannya dalam dunia seni tari, Atmo menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 23 tanggal 7 Mei 1976, dan Keputusan Menteri P&K no. 0265/M/1977 tanggal 13 Juli 1977.[1][2]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Lahir pada tahun 1909. Ia merupakan salah seorang seniman tari dari Surakarta yang cukup diperhitungkan. Namanya kerap dikaitkan dengan Sendratari Ramayana Prambanan karena Atmokesowo-lah yang pada waktu itu menjadi tumpuan banyak pihak untuk melahirkan suatu seni pertunjukan besar yang sebelumnya belum pernah ada. Awalnya, pertunjukan seni ini diharapkan menjadi kebanggan dalam melengkapi kegiatan pariwisata, namun dalam perjalanannya, Sendratari Ramayana Prambanan memiliki dampak cukup luas, tak hanya dalam aspek pariwisata saja, melainkan juga pelestarian nilai-nilai seni-budaya melalui pertunjukan seni drama dan tari. Dampak yang paling mudah ditengarai adalah bangkitnya gairah kehidupan Desa Prambanan, tempat diselenggarakan perhelatan tahunan itu. Dan sejak saat itu, seniman tari maupun karawitan, Yogyakarta maupun Surakarta menyatu dan saling memanfaatkan kesempatan untuk lebih meluaskan pandang tentang kehidupan seni tari dan karawitan. Masing-masing saling mengambil dan saling memberi, sehingga tidak sedikit terjadi saling mempengaruhi. Gaya tari dan gaya karawitan Sendratari Ramayana Prambanan, yang kemudian menjadi warna tersendiri, misalnya mengembangnya soran cengkok Metaraman banyak diterapkan di Surakarta dan sebaliknya.[3]
Dalam kegiatan Sendratari Ramayana, Atmokesowo merupakan orang pertama yang menyusun koreografinya, dibantu beberapa pelatih/guru tari seperti S. Ngaliman Condropangrawit yang tercatat pernah menyusun koreografi Tari Sempati. Karya-karya Atmokesowo dalam kegiatan tari cukup banyak, baik yang merupakan karya baru maupun gubahan-gubahannya, di antaranya Retna Pamudyo, Saptoretno, Sukoreno, Noworetno, Poncoretno, Retnosari, Mondroretno, Catursari, Kukilo, Romodilogo, Nogoposo, Panji dan Ngrenas (Moro).[4]
R. Ng. Atmokesowo, yang terakhir menyandang gelar kebangsawanan R.T. Kusumokesowo, tercatat pernah melaksanakan misi kesenian ke India dan Korea Selatan. Ia juga telah banyak menjabat di berbagai tempat serta telah banyak pula kegiatan yang telah ia ikuti dan ia selesaikan dengan baik. Itu ia lakukan sebagai bentuk sumbangan untuk bangsa dan negaranya. Bentuk lain pengabdiannya adalah menyusun buku pelajaran tari untuk Sekolah Dasar Kota Surakarta. Atas jasa-jasa dan pengabdiannya, Atmokesowo menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 23 tanggal 7 Mei 1976, dan Keputusan Menteri P&K no. 0265/M/1977 tanggal 13 Juli 1977.[5]
Karya
[sunting | sunting sumber]- Retna Pamudyo Saptoretno
- Sukoreno
- Noworetno
- Poncoretno
- Retnosari
- Mondroretno
- Catursari
- Kukilo
- Romodilogo
- Nogoposo
- Panji
- Ngrenas (Moro)
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Piagam hadiah seni dari Presiden Republik Indonesia, atas jasanya terhadap negara sebagai pembina dan pengembang tari klasik gaya Surakarta (1977)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Situs resmi Taman Ismail Marzuki[pranala nonaktif permanen], diakses 6 Mei 2015
- ^ Traumwerk: HANUMAN, TARZAN, PITHECANTHROPUS ERECTUS Diarsipkan 2016-03-07 di Wayback Machine., diakses 6 Mei 2015
- ^ Academia.edu: “Retna Pamudya”; Javanese Female Solo Dance in the Era of Independence, diakses 6 Mei 2015
- ^ Hatena.ne.jp: Raden Ngabehi Atmokesowo, diakses 6 Mei 2015
- ^ Wisata Jogja: Sendratari Ramayana di Candi Prambanan Diarsipkan 2015-04-30 di Wayback Machine., diakses 6 Mei 2015